Tim SAR gabungan bersama warga membersihkan puing-puing rumah yang rusak akibat banjir bandang di Bulukerto, Kota Batu, Jawa Timur,. (Foto: ANTARA/Zabur Karuru)
Tim SAR gabungan bersama warga membersihkan puing-puing rumah yang rusak akibat banjir bandang di Bulukerto, Kota Batu, Jawa Timur,. (Foto: ANTARA/Zabur Karuru)

Dinas Kehutanan Bantah Bekas Kebakaran Gunung Arjuno Picu Banjir Bandang di Batu

Media Indonesia.com • 10 November 2021 17:36
Surabaya: Dinas Kehutanan Jawa Timur mengeklaim kawasan Taman Hutan Raya Raden Soerjo dalam kondisi baik. Meski ada bekas kebakaran hutan di sekitar kawasan Gunung Arjuno, pihaknya ogah dijadikan kambing hitam penyabab banjir bandang di Kota Batu, Kamis, 4 November 2021.
 
"Kalau yang analisis vegetasi dari citra satelit, kondisi kawasan kami memang ada bekas kebakaran hutan pada 2019. Tapi, kondisi saat ini vegetasi relatif baik," tegas Kepala UPT Tahura Raden Soerjo Ahmad Wahyudi, Rabu, 10 November 2021.
 
Ia menjelaskan kondisi alami vegetasi di Gunung Biru cukup bagus. Kawasan itu berbatasan dengan hutan yang dikelola Perum Perhutani.

"Dari longsor seperti dirilis BPBD dan BNPB, pal batas kami masih 2 kilometer ke atas," tegasnya.
 
Baca juga: Meresahkan! Kecepek Liar di Jambi Terus Makan Korban
 
Terkait penyebab banjir bandang di Kota Batu, dimungkinkan ada faktor-faktor imbas kebakaran hutan pada 2019 selain tingginya intensitas curah hujan. Namun, ia berpedoman pada hasil analisis BNPB.
 
"Saya berpegang pada yang dirilis BNPB, bahwa hujan ekstrem, kondisi topografi lahan curam memicu longsoran karena ada dam alami. Air tertampung kian banyak, daya tampungnya tak mampu menahan, akhirnya jebol, lalu banjir bandang," terang Ahmad.
 
Kawasan hutan konservasi Tahura Raden Sorjo meliputi wilayah Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Malang, Kabupaten Jombang, Kabupaten Pasuruan, dan Kota Batu, Jawa Timur. Kawasan berada dalam gugusan kompleks pegunungan Arjuno Welirang dan Anjasmoro.
 
Luas kawasan mencapai 27.688 hektare. Sekitar 4.700 hektare hutan di antaranya berada di Kota Batu.
 
Baca juga: Polisi Periksa 10 Saksi Insiden Perampokan Bersenpi di Cirebon
 
Faktanya, sesuai pengamatan udara dan foto citra satelit, BPBD Kota Batu menemukan banyak titik longsor dan batang-batang pohon menumpuk di lembah Gunung Pucung. Lokasinya tak jauh dengan kawasan hutan Perum Perhutani dan Tahura Raden Soerjo.
 
Longsor membawa kayu dan tanah menutup bendung alam, lalu terbawa arus hujan menerjang permukiman penduduk.
 
"Di tempat itu, ada banyak batang-batang pohon yang kemungkinan akibat kebakaran hutan pada 2019 lalu," ungkap Kepala BPBD Kota Batu Agung Sedayu.
 
Saat hujan, longsoran tanah dan batang-batang pohon terbawa air, lalu membentuk bendung alam di hulu. Kondisi itu berpotensi banjir bandang susulan.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan