Aceh: Musim panen raya bawang merah di Kabupaten Pidie, Provinsi Aceh, sedang berlangsung. Tapi para petani di kawasan pesisir perairan Selat Malaka itu belum bisa tersenyum lebar.
Pasalnya harga tumbuhan rempah pelengkap bumbu masakan itu tidak menggembirakan. Petani yang lama menunggu musim panen tiba pupus harapan tergilas harga.
Amatan Media Indonesia di Kecamatan Simpang Tiga, Kabupaten Pidie, Kamis, 23 September 2021, harga bawang merah kering panen di tingkat tengkulak Rp10.000 hingga Rp 15.000 per kg (kilogram). Padahal sekitar sebulan lalu harganya berkisar Rp 25.000 hingga 30.000 per kg.
Para petani khawatir di tengah musim panen harganya akan turun lagi. Para petani curiga ada permainan harga oleh penampung nakal, di tengah musim panen.
"Sulit juga dipahami kalau musim panen bawang hanya di Pidie, bisa mempengaruhi harga lokal Aceh," tutur petani di Kecamatan Simpang Tiga, Mahdi, melansir Mediaindonesia.com, Jumat, 24 September 2021.
Baca: Sumut Dorong Produksi Bawang Merah Tekan Kekurangan Pasokan
Para petani berharap pemerintah atau Dinas Industri dan Perdagangan Aceh, segera mendeteksi penyebab turunnya harga bawang merah yang mencapai 100 persen. Hal itu penting supaya petani merasa terlindungi.
Arifuddin, petani bawang merah di Kemukiman Gampoeng Lhang, Kecamatan Pidie, mengatakan modal atau biaya produksi yang dikeluarkan kali ini tergolong tinggi. Pasalnya harga pupuk dan saprodi kali ini lebih mahal.
"Selain modal kami keluarkan tinggi. Lebih parah lagi saat awal musim tanam lahan kami sempat terendam karena hujan terus menerus kala itu. Jadi kalau harga anjlok tentu tidak sesuai dengan modal yang dikeluarkan," tutur Arifuddin.
Kawasa penghasil bawang merah di Pidie meliputi Kecamatan Simpang Tiga, Kembang Tanjung, Batee, Grong-grong dan Kecamatan Pidie. Lokasi tersebut terbentang di sepanjang pesisir Laut Selat Malaka memiliki struktur tanah berpasir dan subur. Lahan yang sangat sesuai ditanami bawang merah, dan kacang tanah.
Aceh: Musim panen raya
bawang merah di Kabupaten Pidie, Provinsi Aceh, sedang berlangsung. Tapi para petani di kawasan pesisir perairan Selat Malaka itu belum bisa tersenyum lebar.
Pasalnya harga tumbuhan rempah pelengkap bumbu masakan itu tidak menggembirakan. Petani yang lama menunggu musim panen tiba pupus harapan tergilas harga.
Amatan
Media Indonesia di Kecamatan Simpang Tiga, Kabupaten Pidie, Kamis, 23 September 2021, harga bawang merah kering panen di tingkat tengkulak Rp10.000 hingga Rp 15.000 per kg (kilogram). Padahal sekitar sebulan lalu harganya berkisar Rp 25.000 hingga 30.000 per kg.
Para petani khawatir di tengah musim panen harganya akan turun lagi. Para petani curiga ada permainan harga oleh penampung nakal, di tengah musim panen.
"Sulit juga dipahami kalau musim panen bawang hanya di Pidie, bisa mempengaruhi harga lokal Aceh," tutur petani di Kecamatan Simpang Tiga, Mahdi, melansir Mediaindonesia.com, Jumat, 24 September 2021.
Baca: Sumut Dorong Produksi Bawang Merah Tekan Kekurangan Pasokan
Para petani berharap pemerintah atau Dinas Industri dan Perdagangan Aceh, segera mendeteksi penyebab turunnya harga bawang merah yang mencapai 100 persen. Hal itu penting supaya petani merasa terlindungi.
Arifuddin, petani bawang merah di Kemukiman Gampoeng Lhang, Kecamatan Pidie, mengatakan modal atau biaya produksi yang dikeluarkan kali ini tergolong tinggi. Pasalnya harga pupuk dan saprodi kali ini lebih mahal.
"Selain modal kami keluarkan tinggi. Lebih parah lagi saat awal musim tanam lahan kami sempat terendam karena hujan terus menerus kala itu. Jadi kalau harga anjlok tentu tidak sesuai dengan modal yang dikeluarkan," tutur Arifuddin.
Kawasa penghasil bawang merah di Pidie meliputi Kecamatan Simpang Tiga, Kembang Tanjung, Batee, Grong-grong dan Kecamatan Pidie. Lokasi tersebut terbentang di sepanjang pesisir Laut Selat Malaka memiliki struktur tanah berpasir dan subur. Lahan yang sangat sesuai ditanami bawang merah, dan kacang tanah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LDS)