Yogyakarta: Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), berupaya mengatrol pendapatan asli daerah (PAD) dari sektor pariwisata. Respon ini menyusul dengan dibukanya sejumlah sektor pariwisata.
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Kulon Progo, Joko Mursito, mengatakan upaya mendongkrak PAD akan diusahakan sejak PPKM turun dari level 3 ke level 2. Ia mengungkapkan keingin bertambahnya PAD sektor wisata ini diharapkan tumbuh mulai November nanti.
"Saat ini (destinasi) wisata yang dikelola pemerintah dan swasta sudah boleh dibuka, atau diujicobakan," kata Joko saat dihubungi, Sabtu, 30 Oktober 2021.
Baca: Empat Titik Panas Terpantau Muncul di Sumut
Ia mengatakan target total PAD tahun ini sebesar Rp5 miliar. Pemasukan PAD kemudian terhenti saat sektor wisata mulai ditutup pada Juli lalu. Jajarannya memutuskan untuk merasionalisasi target itu.
"Kami memutuskan merasionalisasi target PAD (sektor wisata) sekitar 50 sampai 60%, atau sekitar Rp2,5 miliar," jelas Joko.
Menurut dia capaian PAD setelah rasionalisasi itu masih jauh dari target, yakni sekitar Rp700 juta. Sedangkan saat ini sudah hampir memasuki akhir tahun. "Kami akan berusaha menggenjot bulan November supaya bisa mengejar dari target yang ditetapkan itu," ungkapnya.
Terlepas dari target itu, Joko menekankan para pengelola destinasi wisata yang sudah memutuskan beraktivitas kembali harus menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Ia menekankan agar sektor pariwisata tidak menimbulkan klaster-klaster penularan covid-19.
"Tiap objek wisata harus punya satgas covid-19. Wisatawan juga harus lolos skrining, termasuk menunjukkan bukti vaksin, sebelum masuk objek wisata," ujarnya.
Yogyakarta: Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), berupaya mengatrol pendapatan asli daerah (PAD) dari sektor
pariwisata. Respon ini menyusul dengan dibukanya sejumlah sektor pariwisata.
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Kulon Progo, Joko Mursito, mengatakan upaya mendongkrak PAD akan diusahakan sejak PPKM turun dari level 3 ke level 2. Ia mengungkapkan keingin bertambahnya PAD sektor wisata ini diharapkan tumbuh mulai November nanti.
"Saat ini (destinasi) wisata yang dikelola pemerintah dan swasta sudah boleh dibuka, atau diujicobakan," kata Joko saat dihubungi, Sabtu, 30 Oktober 2021.
Baca:
Empat Titik Panas Terpantau Muncul di Sumut
Ia mengatakan target total PAD tahun ini sebesar Rp5 miliar. Pemasukan PAD kemudian terhenti saat sektor wisata mulai ditutup pada Juli lalu. Jajarannya memutuskan untuk merasionalisasi target itu.
"Kami memutuskan merasionalisasi target PAD (sektor wisata) sekitar 50 sampai 60%, atau sekitar Rp2,5 miliar," jelas Joko.
Menurut dia capaian PAD setelah rasionalisasi itu masih jauh dari target, yakni sekitar Rp700 juta. Sedangkan saat ini sudah hampir memasuki akhir tahun. "Kami akan berusaha menggenjot bulan November supaya bisa mengejar dari target yang ditetapkan itu," ungkapnya.
Terlepas dari target itu, Joko menekankan para pengelola destinasi wisata yang sudah memutuskan beraktivitas kembali harus menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Ia menekankan agar sektor pariwisata tidak menimbulkan klaster-klaster penularan covid-19.
"Tiap objek wisata harus punya satgas covid-19. Wisatawan juga harus lolos skrining, termasuk menunjukkan bukti vaksin, sebelum masuk objek wisata," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)