Lumajang: Pemerintah Kabupaten Lumajang telah menyediakan lebih dari 1.900 hunian tetap (huntap) untuk relokasi warga yang terdampak letusan Gunung Semeru. Hingga kini, Selasa, 6 Desember 2022 sebanyak 60% huntap sudah diisi oleh para korban.
“Saat ini, Pemkab Lumajang terus melakukan pendataan ulang guna memastikan huntap tersebut cukup untuk seluruh warga terdampak,” demikian laporan reporter Metro TV Anwar Fuadi dari Lumajang, Jawa Timur, Selasa, 6 Desember 2022.
Pemkab berharap jika seluruh data sudah didapat, perpindahan warga dapat dilakukan secepatnya. Namun, Pemkab Lumajang mendapati kendala, yaitu terdapat perpecahan Kartu Keluarga (KK) baru antara anak dan orang tua. Sehingga pendataan yang sedang dilakukan harus dilakukan dengan lebih detail.
Hingga kini aktivitas vulkanik Gunung Semeru masih fluktuatif dan menyimpan potensi ancaman bahaya. Pelaksana tugas (Plt) Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid mengimbau warga tidak melakukan aktivitas apapun di area sektor Tenggara di sepanjang Desa Besuk Kobokan, Kecamatan Pronojiwo, Lumajang sejauh 17 Km.
Warga diminta untuk tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan. Disamping itu, warga diharapkan tidak beraktivitas dalam radius 8 Km dari kawah puncak Gunung Semeru.
Warga juga diminta tetap mewaspadai potensi terjadinya kembali awan panas guguran (APG) dan lahar di sepanjang aliran sungai yang berhulu di puncak Gunung Semeru.
Lumajang: Pemerintah Kabupaten Lumajang telah menyediakan lebih dari 1.900
hunian tetap (huntap) untuk relokasi warga yang terdampak
letusan Gunung Semeru. Hingga kini, Selasa, 6 Desember 2022 sebanyak 60% huntap sudah diisi oleh para korban.
“Saat ini, Pemkab Lumajang terus melakukan pendataan ulang guna memastikan huntap tersebut cukup untuk seluruh warga terdampak,” demikian laporan reporter Metro TV Anwar Fuadi dari Lumajang, Jawa Timur, Selasa, 6 Desember 2022.
Pemkab berharap jika seluruh data sudah didapat, perpindahan warga dapat dilakukan secepatnya. Namun, Pemkab Lumajang mendapati kendala, yaitu terdapat perpecahan Kartu Keluarga (KK) baru antara anak dan orang tua. Sehingga pendataan yang sedang dilakukan harus dilakukan dengan lebih detail.
Hingga kini aktivitas vulkanik Gunung Semeru masih fluktuatif dan menyimpan potensi ancaman bahaya. Pelaksana tugas (Plt) Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid mengimbau warga tidak melakukan aktivitas apapun di area sektor Tenggara di sepanjang Desa Besuk Kobokan, Kecamatan Pronojiwo, Lumajang sejauh 17 Km.
Warga diminta untuk tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan. Disamping itu, warga diharapkan tidak beraktivitas dalam radius 8 Km dari kawah puncak Gunung Semeru.
Warga juga diminta tetap mewaspadai potensi terjadinya kembali awan panas guguran (APG) dan lahar di sepanjang aliran sungai yang berhulu di puncak Gunung Semeru.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MBM)