Banda Aceh: Dinas Kesehatan Aceh menyatakan kondisi bocah 7 tahun yang terinfeksi virus polio di Kabupaten Pidie semakin membaik setelah mendapatkan penanganan dari tim dokter di provinsi paling barat Indonesia itu.
"Pada saat datang lumpuh, sama sekali tidak bisa jalan. Kemudian ditangani tim dokter kita di Pidie, saat ini kami lihat, waktu kita ke sana, sudah bisa jalan," kata Kepala Dinkes Aceh, Hanif, di Banda Aceh, Senin, 21 November 2022.
Dia menjelaskan secara medis kekuatan tungkai bocah itu sudah membaik sekitar 60 persen, meskipun belum mencapai normal. Hal ini sangat diuntungkan karena bocah ini cepat dapat penanganan ketika dinyatakan terinfeksi polio.
Karena apabila telat mendapatkan penanganan maka berpotensi mengalami lumpuh permanen, bahkan menjadi penyebab kematian.
"Kalau telat penanganan yang ditakutkan lumpuh permanen, kemudian bisa menyebabkan kematian, apalagi kalau menyerang otot-otot pernafasan. Tapi Alhamdulillah penanganan saat ini saya melihat progres penyembuhan sangat bagus," jelas Hanif.
Hanif menambahkan bocah ini tidak memiliki riwayat imunisasi lengkap. Dalam keluarga, hanya dirinya yang tidak mendapatkan imunisasi, sementara adik dan kakaknya semua mendapatkan imunisasi.
"Cerita orang tuanya, saat dibawa imunisasi, kebetulan dia demam, jadi orang tuanya tidak melakukan imunisasi. Kalau adik dan kakaknya ada, cuma dia sendiri yang tidak ada. Jadi kita bersyukur surveilans cepat tanggapnya," ungkapnya.
Menurut Hanif ini merupakan kasus pertama ditemukan di Aceh setelah 16 tahun silam. Terakhir kasus polio tipe satu ditemukan di Aceh Tenggara pada tahun 2006. Dan kasus tipe dua yang terdeteksi saat ini di Tanah Rencong merupakan kasus pertama ditemukan di Indonesia.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
Banda Aceh:
Dinas Kesehatan Aceh menyatakan kondisi bocah 7 tahun yang terinfeksi virus
polio di Kabupaten Pidie semakin membaik setelah mendapatkan penanganan dari tim
dokter di provinsi paling barat Indonesia itu.
"Pada saat datang lumpuh, sama sekali tidak bisa jalan. Kemudian ditangani tim dokter kita di Pidie, saat ini kami lihat, waktu kita ke sana, sudah bisa jalan," kata Kepala Dinkes Aceh, Hanif, di Banda Aceh, Senin, 21 November 2022.
Dia menjelaskan secara medis kekuatan tungkai bocah itu sudah membaik sekitar 60 persen, meskipun belum mencapai normal. Hal ini sangat diuntungkan karena bocah ini cepat dapat penanganan ketika dinyatakan terinfeksi polio.
Karena apabila telat mendapatkan penanganan maka berpotensi mengalami lumpuh permanen, bahkan menjadi penyebab kematian.
"Kalau telat penanganan yang ditakutkan lumpuh permanen, kemudian bisa menyebabkan kematian, apalagi kalau menyerang otot-otot pernafasan. Tapi Alhamdulillah penanganan saat ini saya melihat progres penyembuhan sangat bagus," jelas Hanif.
Hanif menambahkan bocah ini tidak memiliki riwayat imunisasi lengkap. Dalam keluarga, hanya dirinya yang tidak mendapatkan imunisasi, sementara adik dan kakaknya semua mendapatkan imunisasi.
"Cerita orang tuanya, saat dibawa imunisasi, kebetulan dia demam, jadi orang tuanya tidak melakukan imunisasi. Kalau adik dan kakaknya ada, cuma dia sendiri yang tidak ada. Jadi kita bersyukur surveilans cepat tanggapnya," ungkapnya.
Menurut Hanif ini merupakan kasus pertama ditemukan di Aceh setelah 16 tahun silam. Terakhir kasus polio tipe satu ditemukan di Aceh Tenggara pada tahun 2006. Dan kasus tipe dua yang terdeteksi saat ini di Tanah Rencong merupakan kasus pertama ditemukan di Indonesia.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)