Yogyakarta: Warga di lereng Gunung Merapi diminta untuk tidak melakukan aktivitas di daerah potensi bahaya Merapi. Masyarakat juga diminta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar gunung.
Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) merekomendasikan penambangan di alur sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam KRB III untuk dihentikan. Rekomendasi itu kembali ditegaskan setelah Rabu sore, 17 Maret 2021, mulai pukul 16.49 WIB terjadi hujan dengan intensitas 30 milimeter per hari, hingga teramati lahar di alur Sungai Boyong dengan intensitas di bawah sedang pada pukul 17.30 WIB.
"Pada pengamatan hari Rabu pukul 18.00-24.00 WIB masih terjadi hujan namun intensitasnya makin mengecil. Volume curah hujan 1 milimeter per hari," kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Merapi, Heru Suparwaka, Kamis, 18 Maret 2021.
Baca: Gunung Merapi Keluarkan Lava Pijar 46 Kali
Ia menambahkan, volume hujan sempat kembali meningkat pada periode pengamatan pukul 00.00-06.00 WIB, Kamis, 18 Maret 2021, mencapai 23 milimeter per hari. Heru mengemukakan, selama 12 jam, mulai pukul 18.00, Rabu, 17 Maret hingga 06.00 , Kamis, 18 Maret, teramati terjadinya 45 guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimal 1.200 meter ke arah barat daya.
Kegempaan yang terjadi, guguran 130 kali dengan amplitudo berkisar 3 milimeter hingga 27 milimeter dan durasi antara 10-142 detik, 3 kali kegempaan hembusan dengan amplitudo 2-3 milimeter dan durasi 12-19 detik.
"Hybrid Fase Banyak terjadi sebanyak 4 kali dengan amplitudo 1-3 milimeter dan durasi 5-12 detik, tektonik jauh 1 kali dengan amplitudo 3 milimeter dan durasi 60 detik serta 1 kali kegempaan awanpanas guguran sebanyak 1 kali dengan amplitudo 31 milimeter dan durasi 63 detik," ujarnya.
Yogyakarta: Warga di lereng
Gunung Merapi diminta untuk tidak melakukan aktivitas di daerah potensi bahaya Merapi. Masyarakat juga diminta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar gunung.
Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) merekomendasikan penambangan di alur sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam KRB III untuk dihentikan. Rekomendasi itu kembali ditegaskan setelah Rabu sore, 17 Maret 2021, mulai pukul 16.49 WIB terjadi hujan dengan intensitas 30 milimeter per hari, hingga teramati lahar di alur Sungai Boyong dengan intensitas di bawah sedang pada pukul 17.30 WIB.
"Pada pengamatan hari Rabu pukul 18.00-24.00 WIB masih terjadi hujan namun intensitasnya makin mengecil. Volume curah hujan 1 milimeter per hari," kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Merapi, Heru Suparwaka, Kamis, 18 Maret 2021.
Baca: Gunung Merapi Keluarkan Lava Pijar 46 Kali
Ia menambahkan, volume hujan sempat kembali meningkat pada periode pengamatan pukul 00.00-06.00 WIB, Kamis, 18 Maret 2021, mencapai 23 milimeter per hari. Heru mengemukakan, selama 12 jam, mulai pukul 18.00, Rabu, 17 Maret hingga 06.00 , Kamis, 18 Maret, teramati terjadinya 45 guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimal 1.200 meter ke arah barat daya.
Kegempaan yang terjadi, guguran 130 kali dengan amplitudo berkisar 3 milimeter hingga 27 milimeter dan durasi antara 10-142 detik, 3 kali kegempaan hembusan dengan amplitudo 2-3 milimeter dan durasi 12-19 detik.
"Hybrid Fase Banyak terjadi sebanyak 4 kali dengan amplitudo 1-3 milimeter dan durasi 5-12 detik, tektonik jauh 1 kali dengan amplitudo 3 milimeter dan durasi 60 detik serta 1 kali kegempaan awanpanas guguran sebanyak 1 kali dengan amplitudo 31 milimeter dan durasi 63 detik," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LDS)