Ilustrasi kekeringan akibat kemarau (ANTARA/Istimewa)
Ilustrasi kekeringan akibat kemarau (ANTARA/Istimewa)

11 Kecamatan di Sampang Kekeringan

Antara • 20 Agustus 2021 18:46
Sampang: Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sampang, Jawa Timur, Asroni, menyebutkan sebanyak 11 dari 14 kecamatan di wilayah itu mengalami kekeringan dan kekurangan air bersih pada musim kemarau kali ini.
 
"Kekeringan melanda 11 kecamatan di Kabupaten Sampang berdasarkan hasil rapat koordinasi dengan perwakilan kecamatan beberapa waktu lalu," kata Asroni di Sampang, Jumat, 20 Agustus 2021.
 
Asroni menyebutkan hanya ada tiga kecamatan yang tidak mengalami kekeringan yaitu Kecamatan Camplong, Omben, dan Kecamatan Ketapang. Menurutnya Pemkab Sampang perlu menyalurkan bantuan air bersih ke daerah terdampak kekeringan itu.

Baca juga: NasDem Bantu Percepatan Program Vaksinasi Covid-19 di DIY
 
Lebih lanjut, meski jumlah kecamatan yang mengalami kekeringan dan kekurangan air bersih pada kemarau kali ini sama seperti pada 2020, namun sebarannya berkurang. Asroni mengatakan pada 2020 tercatat ada 78 desa yang mengalami kekeringan di 11 kecamatan, sedangkan pada kemarau tahun ini, hanya di 66 desa dan 1 kelurahan.
 
"Tahun ini dari 66 desa 1 kelurahan tersebar di 11 kecamatan, jadi tahun ini mengalami penurunan dibanding tahun lalu dari sisi sebaran atau jumlah desa/kelurahan yang mengalami kekeringan," ungkapnya.
 
Terkait dengan bencana kekeringan itu, BPBD  Sampang mengaku telah berkoordinasi dengan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Sampang untuk menyalurkan bantuan ke daerah terdampak kekeringan.
 
"Selain dengan PDAM, kami juga telah berkoordinasi dengan Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) untuk mendapatkan persetujuan alokasi anggaran penganan bencana kekeringan dan kekurangan air bersih yang tersebar di 66 desa dan 1 kelurahan di 11 kecamatan di Kabupaten Sampang ini," terang Asroni.
 
Baca juga: Pemkot Solo Mulai Tutup Lokasi Isolasi Terpusat
 
Ia menjelaskan, ada dua jenis kekeringan yang terjadi di Sampang kali ini, yakni kekeringan langka dan kekeringan kritis.
 
Kekeringan kritis terjadi karena pemenuhan air di dusun mencapai 10 liter lebih per orang per hari, dan jarak yang ditempuh masyarakat untuk mendapatkan air bersih sejauh tiga kilometer (km) bahkan lebih.
 
Sementara yang dimaksud dengan kering langka, kebutuhan air di dusun di bawah 10 liter per orang per hari. Jarak tempuh dari rumah warga ke sumber mata air terdekat sekitar 0,5 kilometer hingga tiga kilometer.
 
"Untuk penanganan awal, tentu akan kami prioritaskan yang masuk kategori kekeringan kritis, karena kondisinya lebih parah," tutup dia.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan