Petani memanen bawang merah di persawahan desa Kalirejo, Undaan, Kudus, Jawa Tengah. (Foto: ANTARA/Yusuf Nugroho)
Petani memanen bawang merah di persawahan desa Kalirejo, Undaan, Kudus, Jawa Tengah. (Foto: ANTARA/Yusuf Nugroho)

Selamatkan Petani, Bupati Demak Borong Bawang Merah

Media Indonesia.com • 17 November 2021 09:03
Demak: Panen raya bawang merah di Kabupaten Kudus, Grobogan, dan Demak, Jawa Tengah, menyisakan pilu bagi para petani. Harga anjlok membuat para petani bawang merah gigit jari lantaran hasil panen tak mampu menutup modal sama sekali.
 
Guna menyelamatkan para petani, Bupati Demak Eistianah berinisiatif memborong bawang merah dari petani. Pasalnya di tingkat petani, harga bawang merah hanya Rp8.000 per kilogram (kg) untuk kelas super sedangkan di pasar harganya bisa mencapai minimal Rp14 ribu per kg.
 
Tak sendirian, Bupati Eistianah bahkan mendorong Aparatur Sipil Negara (ASN) jajarannya untuk ikut memborong bawang merah petani. Paling tidak, satu petani bisa membeli dua kilogram bawang merah.

"Jumlah ASN di sini ada 7.000 orang, jika satu orang dua kilometer, akan terserap 14.000 ton bawang petani," katanya, Rabu, 17 November 2021.
 
Baca juga: Panen Melimpah, Harga Bawang Merah di Tingkat Petani Anjlok
 
Menurut Eistianah, untuk merealisasikan penyerapan hasil panen raya bawang merah, pada tahap pertama diborong tiga ton bawang merah yang saat ini menumpuk di beranda depan kantor bupati. Setelah bawang merah dibeli Rp15.000 per kilogram, akan dibagikan kepada ASN. 
 
"Langkah penyerapan hasil panen bawang merah dari petani ini, diharapkan mampu mengungkit harga di pasaran sehingga petani tidak sampai merugi," ujarnya.
 
Sementara itu, Sarkawi, 54, petani di Dempet, Kabupaten Demak, mengaku gembira dengan langkah yang diambil bupati, karena dengan aksi borong menjadikan hasil panen terserap. Untuk mendapatkan untung, paling tidak harga bawang di tingkat petani harus dijual Rp12 ribu per kilogram.
 
"Harga anjlok di tingkat petani ini karena melimpahnya hasil panen sementara daya serap di pasar masih rendah, sehingga banyak bawang merah yang menumpuk di rumah petani dan sebagian besar memilih untuk menunda panen meskipun sudah waktunya untuk panen," ungkap dia. (Akhmad Safuan)
 
Baca juga: Jalur Wisata ke Gunung Bromo Ambles

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan