Salah satu sudut kawasan wisata Malioboro, Yogyakarta. Medcom.id/Ahmad Mustaqim
Salah satu sudut kawasan wisata Malioboro, Yogyakarta. Medcom.id/Ahmad Mustaqim

Pemkot Yogyakarta: Kasus Nuthuk Wisatawan di Malioboro Jadi Introspeksi

Ahmad Mustaqim • 28 Mei 2021 22:55
Yogyakarta: Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi meminta seluruh pihak bisa instropeksi atas peristiwa pedagang nuthuk (menarik harga tak wajar) wisatawan. Ada banyak hal yang menurut dia harus dilihat dari berbagai sudut pandang.
 
"Jadikanlah ini sebagai Instrospeksi. Baik bagi kita semua. Memberi layanan yang jelas, memberikan informasi yang pasti. Agar tidak terjadi salah paham yang berkepanjangan," kata Heroe dihubungi, Jumat, 28 Mei 2021.
 
Kasus pedagang nuthuk wisatawan itu sempat ramai jadi perbincangan. Bahkan sempat disebut ada kelompok yang justru hendak menggugat wisatawan yang berkeluh kesah di media sosial. Heroe mengatakan sudah berbicara dengan paguyuban dan komunitas pedagang di Malioboro. Ia memastikan tak akan ada tindakan menggugat.

"Artinya jikalau ada yang mau menggugat, itu bukan tindakan komunitas dan paguyuban. Saya sudah berkomunikasi, hanya harus lebih hati-hati saja, agar menyampaikan info yang benar," terangnya.
 
Baca: Peguyuban Pedagang Malioboro: Pernyataan Wisatawan Rugikan Kami
 
Heroe meminta semua pihak tak menyoal unggahan keluh kesah pengunjung di kawasan Malioboro di media sosial, termasuk kasus pedagang nuthuk wisatawan itu. Ia mengatakan, wisatawan tidak mengetahui perihal detail wilayah di kawasan Malioboro, termasuk Jalan Perwakilan yang menjadi salah satu jalan sirip di Malioboro.
 
"Mereka tahunya berada di kawasan Malioboro. Jadi meskipun, ternyata akhirnya terkuak, bahwa semua pedagang di Jalan Malioboro tidak ada yangg memberikan harga yang tidak wajar, tetapi yang melakukan adalah pedagang di Jalan Perwakilan," ucapnya.
 
Menurut dia, peristiwa itu harus jadi bahan untuk memberikan layanan lebih baik kepada wisatawan. Bukan hanya pelayanan di warung makan, namun juga untuk memberikan layanan informasi.
 
"Seperti saat ini akan kami lihat apakah para pedagang mencantumkan harganya, bisa menjebak pembeli. Contoh menjual pecel lele, hanya diberi pecelnya saja, itu sudah menjebak. Maka sebagai informasi, kami akan ajak para pedagang untuk menjual itu dalam satu paket. Pecel lele itu ya komplet sudah dengab nasi, lalapan, dan sambelnya," ujarnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LDS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan