Yogyakarta: Paguyuban Pedagang Lesehan Malioboro (PPLM) merasa dirugikan pernyataan wisatawan di media sosial soal keluhan harga makanan. Kejadian itu ada di Jalan Perwakilan, meski masih di kawasan Malioboro.
"Kami menyayangkan pernyataan netizen tersebut, yang dapat memberi persepsi seolah-olah kejadian tersebut terjadi di jalan Malioboro dan seolah-olah dilakukan oleh anggota kami. Sehingga sangat merugikan citra pedagang lesehan yang berjualan di sepanjang jalan Malioboro," kata Ketua PPLM, Desio Hartonowati di Yogyakarta, Jumat, 28 Mei 2021.
Video Tiktok dengan akun @aulroket yang diunggah di Twitter ramai jadi perbincangan. Isi dari ucapan perempuan dalam video itu menerangkan makanan lele dipatok harga Rp20 ribu, lalapan Rp10 ribu, dan nasi putih Rp7 ribu. Berbeda beda dengan hasil kesepakatan pedagang lain, yakni Rp30 ribu sudah termasuk nasi, lele, lalapan, nasi, sambal, dan teh.
Ia mengatakan, kejadian itu tak terjadi di Jalan Malioboro dan tidak dilakukan anggota pedagang lesehan yang tergabung di Paguyuban Pedagang Lesehan Malioboro. Ia menerangkan, hal itu telah ditelusuri kepada seluruh anggota pedagang lesehan Malioboro.
Baca: Pedagang Nuthuk Wisatawan di Malioboro Ditemukan
"Di samping itu, kami meyakini bahwa lokasi pengambilan gambar video tersebut di Jalan Perwakilan (jalan sirip atau fentilasi yang menghubungkan jalan Malioboro dengan jalan Mataram). Bukan di Jalan Malioboro," ungkapnya.
Ia mengungkapkan, PPLM selama ini telah bekerja sama dengan Pemerintah Kota Yogyakarta dalam kepatuhan menerapkan daftar harga secara transparan dan wajar. Bahkan, kata dia, sebelum lebaran, telah menyerahkan seluruh harga makanan dan minuman kepada Pemerintah Kota Yogyakarta serta melakukan pemantauan di lapangan.
Pihaknya menyerahkan sekaligus mendukung langkah-langkah yang diambil oleh Pemerintah Kota Yogyakarta berkaitan dengan masalah ini. Pihaknya mengajak Pemerintah Kota Yogyakarta dan pelaku wisata untuk menyosialisasikan lebih masif kepada pengunjung agar hanya membeli di tempat yang menerakan daftar harga.
"Kami juga akan mendorong dan ikut menyosialisasikan adanya posko informasi, pengaduan, dan keluhan bagi konsumen di Jalan Malioboro dengan hot line yang siap 24 jam untuk tempat bertanya dan menampung keluhan pengunjung agar kejadian serupa tak terulang," ungkapnya.
Yogyakarta: Paguyuban
Pedagang Lesehan Malioboro (PPLM) merasa dirugikan pernyataan wisatawan di media sosial soal keluhan harga makanan. Kejadian itu ada di Jalan Perwakilan, meski masih di kawasan Malioboro.
"Kami menyayangkan pernyataan netizen tersebut, yang dapat memberi persepsi seolah-olah kejadian tersebut terjadi di jalan Malioboro dan seolah-olah dilakukan oleh anggota kami. Sehingga sangat merugikan citra pedagang lesehan yang berjualan di sepanjang jalan Malioboro," kata Ketua PPLM, Desio Hartonowati di Yogyakarta, Jumat, 28 Mei 2021.
Video Tiktok dengan akun @aulroket yang diunggah di Twitter ramai jadi perbincangan. Isi dari ucapan perempuan dalam video itu menerangkan makanan lele dipatok harga Rp20 ribu, lalapan Rp10 ribu, dan nasi putih Rp7 ribu. Berbeda beda dengan hasil kesepakatan pedagang lain, yakni Rp30 ribu sudah termasuk nasi, lele, lalapan, nasi, sambal, dan teh.
Ia mengatakan, kejadian itu tak terjadi di Jalan Malioboro dan tidak dilakukan anggota pedagang lesehan yang tergabung di Paguyuban Pedagang Lesehan Malioboro. Ia menerangkan, hal itu telah ditelusuri kepada seluruh anggota pedagang lesehan Malioboro.
Baca: Pedagang Nuthuk Wisatawan di Malioboro Ditemukan
"Di samping itu, kami meyakini bahwa lokasi pengambilan gambar video tersebut di Jalan Perwakilan (jalan sirip atau fentilasi yang menghubungkan jalan Malioboro dengan jalan Mataram). Bukan di Jalan Malioboro," ungkapnya.
Ia mengungkapkan, PPLM selama ini telah bekerja sama dengan Pemerintah Kota Yogyakarta dalam kepatuhan menerapkan daftar harga secara transparan dan wajar. Bahkan, kata dia, sebelum lebaran, telah menyerahkan seluruh harga makanan dan minuman kepada Pemerintah Kota Yogyakarta serta melakukan pemantauan di lapangan.
Pihaknya menyerahkan sekaligus mendukung langkah-langkah yang diambil oleh Pemerintah Kota Yogyakarta berkaitan dengan masalah ini. Pihaknya mengajak Pemerintah Kota Yogyakarta dan pelaku wisata untuk menyosialisasikan lebih masif kepada pengunjung agar hanya membeli di tempat yang menerakan daftar harga.
"Kami juga akan mendorong dan ikut menyosialisasikan adanya posko informasi, pengaduan, dan keluhan bagi konsumen di Jalan Malioboro dengan hot line yang siap 24 jam untuk tempat bertanya dan menampung keluhan pengunjung agar kejadian serupa tak terulang," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LDS)