Kerangkeng di rumah Bupati nonaktif Langkat Terbit Rencana Perangin Angin. Dok. Istimewa.
Kerangkeng di rumah Bupati nonaktif Langkat Terbit Rencana Perangin Angin. Dok. Istimewa.

Warga Minta Kerangkeng Manusia di Rumah Bupati Tak Ditutup, Ini Alasannya

Cindy • 27 Januari 2022 13:43
Jakarta: Warga Desa Raja Tengah, Kabupaten Kuala Langkat, meminta pemerintah tidak menutup kerangkeng manusia di rumah Bupati nonaktif Langkat Terbit Rencana Perangin Angin. Warga mengaku terbantu bagi anggota keluarga mereka yang terpapar narkoba.
 
Sejak Rabu pagi, 26 Januari 2022, warga Langkat mendatangi rumah pribadi Terbit. Mereka meminta agar kerangkeng manusia tidak ditutup. 

Alasan warga minta tetap buka kerangkeng manusia

Keluarga warga binaan, Kartini, meminta fasilitas yang disebut tempat rehabilitasi pecandu narkoba di Rumah Bupati Langkat tetap beroperasi. Sebab, kerangkeng manusia ini membantu wilayah Langkat tetap aman. 
 
"Saya sangat merasa terbantu, kalau rumah binaan ini ditutup saya tidak setuju, Pak,” kata Kartini dalam tayangan Metro Siang di Metro TV pada Rabu, 26 Januari 2022.
 
Kartini menyebut informasi yang tersebar di media sosial tidaklah benar. Dia menjamin tempat rehabilitasi ini cukup nyaman dan bukan tempat penyiksaan.

Baca: Selain Kerangkeng, Hewan Dilindungi Juga Ditemukan di Rumah Bupati Langkat
 
“Di sini makan terjamin, lengkap dengan sayur dan lauk tiga kali sehari," ungkap dia. 
 
Menurutnya, pengguna narkoba yang direhabilitasi di sini sudah mendapat persetujuan dari orang tua atau anggota keluarga terkait. Banyak warga yang menilai kerangkeng manusia sangat membantu warga untuk merehabilitasi pecandu narkoba di daerah Langkat.
 
“Kalau tidak ada Bapak Terbit Rencana Perangin angin yang membuat rumah binaan ini, anak saya hancur, saya juga hancur. Jadi saya mohon pada pemerintah terkait, jangan tutup rumah ini,” tegas Kartini.  

Pengakuan pengawas kerangkeng manusia

Pengawas kerangkeng milik bupati nonaktif Langkat, Suparman, membantah tudingan miring adanya perbudakan modern dan penyiksaan terhadap para penghuni. Ia mengatakan semua perlakuan yang diberikan kepada penghuni kerangkeng itu sesuai dengan pembinaan untuk pecandu narkoba. 
 
"Begitu mereka keluar dari situ soft skill-nya ada. Bisa juga langsung jadi karyawan. Ada yang sudah kerjasama juga dengan karyawan," kata Suparman.
 
Setiap harinya para penghuni kerangkeng diberi makan tiga kali sehari. Mereka juga diberikan obat dan vitamin dua kali seminggu. Para penghuni juga mendapat kesempatan berolahraga serta mengembangkan kegiatan sesuai kemampuan masing-masing.
 
Baca: Soal Tudingan Praktik Perbudakan di Rumah Bupati Langkat, Ini Kata Komnas HAM
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(CIN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan