Surabaya: Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak, mengungkap penyebab tingginya beberapa komoditas pangan menjelang akhir tahun. Salah satunya harga cabai yang mencapai Rp100 ribu per kilogram.
"Penyebabnya akibat curah hujan tinggi, sehibgga petani gagal panen. Akibatnya pasokan cabai rawit ke masyarakat berkurang yang menyebabkan lonjakan harga. Jadi hukum supply and demand. Pada musim tertentu harga cabai rawit naik," kata Emil, di Surabaya, Selasa, 28 Desember 2021.
Mengutip data Sistem Informasi Ketersediaan dan Perkembangan Harga Barang Kebutuhan Pokok (Siskaperbapo) Jatim, harga rata-rata cabai rawit di Jatim sebesar Rp81.611 per kilogram. Harga tersebut jauh diatas harga rata-rata cabai rawit pada awal Desember 2021 yang sebesar Rp36.678 per kilogram.
Saat ini, harga rata-rata cabai rawit tertinggi di Kota Surabaya Rp100 ribu per kilogram, Kabupaten Ponorogo Rp90.000 per kilogram, dan rata-rata terendah di Kabupaten Bondowoso Rp73.875 per kilogram.
Baca: Seluruh Jalan Utama di Jatim Tutup Selama Malam Pergantian Tahun
Emil mengatakan, Pemprov Jatim terus berusaha mengantisipasi naiknya harga cabai saat musim hujan. Di antaranya, mendorong industri besar maupun UMKM untuk menyerap cabai saat jumlah panen surplus. Kemudian cabai tersebut diolah menjadi sambal kemasan.
"Tapi tidak semua UMKM bisa, ada juga masyarakat yang harus ngulek sambal pakai cabai langsung. Sambal olahan ini yang sekiranya bisa jadi alternatif saat harga tinggi seperti saat ini," ujarnya.
Selain itu, lanjut Emil, Pemprov Jatim juga membuka ruang untuk rumah tangga menanam cabai di rumah sendiri. Namun, secara kuantitas memang belum memenuhi kebutuhan rumah tangga.
"Misalnya untuk operasi pasar, kita masih kesulitan, karena barangnya (cabe) tidak ada. Ini bukan permainan suplier, tapi lebih pada supply and demand," katanya.
Selain harga cabai, Emil mengaku juga memonitor harga telur ayam ras yang juga merangkak naik. Berdasarkan data Siskaperbapo Jatim, harga rata-rata telur ayam ras di Jatim sebesar Rp28.711 per kilogram. Harga rata-rata telur di Jatim tersebut naik dibanding awal Desember 2021 yang sebesar Rp21.392 per kilogram.
"Pemprov Jatim melalui Disperindag berencana menggelar operasi pasar khusus untuk kebutuhan pokok seperti telur, beras, hingga minyak goreng," ujarnya.
Menurut Emil, kenaikan harga sejumlah bahan pokok ini menunjukkan adanya pemulihan ekonomi yang ditandai meningkatkan konsumsi masyarakat. Apalagi saat ini masa Natal dan Tahun Baru. "Tapi pemerintah fokus untuk menjaga stabilitas harga kebutuhan pokok," katanya.
Surabaya: Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak, mengungkap penyebab tingginya beberapa
komoditas pangan menjelang akhir tahun. Salah satunya harga cabai yang mencapai Rp100 ribu per kilogram.
"Penyebabnya akibat curah hujan tinggi, sehibgga petani gagal panen. Akibatnya pasokan cabai rawit ke masyarakat berkurang yang menyebabkan lonjakan harga. Jadi hukum s
upply and demand. Pada musim tertentu harga cabai rawit naik," kata Emil, di Surabaya, Selasa, 28 Desember 2021.
Mengutip data Sistem Informasi Ketersediaan dan Perkembangan Harga Barang Kebutuhan Pokok (Siskaperbapo) Jatim, harga rata-rata cabai rawit di Jatim sebesar Rp81.611 per kilogram. Harga tersebut jauh diatas harga rata-rata cabai rawit pada awal Desember 2021 yang sebesar Rp36.678 per kilogram.
Saat ini, harga rata-rata cabai rawit tertinggi di Kota Surabaya Rp100 ribu per kilogram, Kabupaten Ponorogo Rp90.000 per kilogram, dan rata-rata terendah di Kabupaten Bondowoso Rp73.875 per kilogram.
Baca: Seluruh Jalan Utama di Jatim Tutup Selama Malam Pergantian Tahun
Emil mengatakan, Pemprov Jatim terus berusaha mengantisipasi naiknya harga cabai saat musim hujan. Di antaranya, mendorong industri besar maupun UMKM untuk menyerap cabai saat jumlah panen surplus. Kemudian cabai tersebut diolah menjadi sambal kemasan.
"Tapi tidak semua UMKM bisa, ada juga masyarakat yang harus ngulek sambal pakai cabai langsung. Sambal olahan ini yang sekiranya bisa jadi alternatif saat harga tinggi seperti saat ini," ujarnya.
Selain itu, lanjut Emil, Pemprov Jatim juga membuka ruang untuk rumah tangga menanam cabai di rumah sendiri. Namun, secara kuantitas memang belum memenuhi kebutuhan rumah tangga.
"Misalnya untuk operasi pasar, kita masih kesulitan, karena barangnya (cabe) tidak ada. Ini bukan permainan suplier, tapi lebih pada supply and demand," katanya.
Selain harga cabai, Emil mengaku juga memonitor harga telur ayam ras yang juga merangkak naik. Berdasarkan data Siskaperbapo Jatim, harga rata-rata telur ayam ras di Jatim sebesar Rp28.711 per kilogram. Harga rata-rata telur di Jatim tersebut naik dibanding awal Desember 2021 yang sebesar Rp21.392 per kilogram.
"Pemprov Jatim melalui Disperindag berencana menggelar operasi pasar khusus untuk kebutuhan pokok seperti telur, beras, hingga minyak goreng," ujarnya.
Menurut Emil, kenaikan harga sejumlah bahan pokok ini menunjukkan adanya pemulihan ekonomi yang ditandai meningkatkan konsumsi masyarakat. Apalagi saat ini masa Natal dan Tahun Baru. "Tapi pemerintah fokus untuk menjaga stabilitas harga kebutuhan pokok," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(WHS)