Tangkapan layar rekaman kamera pemantau yang menunjukkan asap putih dan kelabu keluar bersamaan dari kawah Gunung Bromo di Provinsi Jawa Timur pada Rabu (13/12/2023). (ANTARA/HO-PVMBG)
Tangkapan layar rekaman kamera pemantau yang menunjukkan asap putih dan kelabu keluar bersamaan dari kawah Gunung Bromo di Provinsi Jawa Timur pada Rabu (13/12/2023). (ANTARA/HO-PVMBG)

Aktivitas Wisata di Gunung Bromo Dibatasi

Daviq Umar Al Faruq • 14 Desember 2023 06:49
Malang: Aktivitas kawah di Gunung Bromo, Jawa Timur, dilaporkan mengalami peningkatan pada Rabu, 13 Desember 2023 pukul 06.00 WIB. Imbasnya, Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) membatasi aktivitas kunjungan wisata di gunung setinggi 2323 mdpl tersebut.
 
Kepala Balai Besar TNBTS, Hendro Widjanarko, mengimbau masyarakat di sekitar Gunung Bromo untuk tidak memasuki areal kawah dalam radius 1 kilometer dari kawah aktif Gunung Bromo. Imbauan ini juga berlaku untuk pengunjung, wisatawan, dan pendaki.
 
"Masyarakat di sekitar Gunung Bromo dan pengunjung, wisatawan, pendaki, pedagang, pelaku jasa wisata agar mewaspadai terjadinya letusan freatik yang bersifat tiba-tiba dan tanpa didahului oleh gejala-gejala vulkanik yang signifikan," katanya, Kamis 14 Desember 2023.

Berdasarkan hasil evaluasi secara menyeluruh, tingkat aktivitas Gunung Bromo per hari ini masih pada Level II (Waspada). Hendro menyebutkan bahwa tingkat aktivitas Gunung Bromo tersebut masih dapat dievaluasi.
 
"Tingkat aktivitas Gunung Bromo dapat dievaluasi kembali jika terdapat perubahan aktivitas secara visual dan instrumental yang signifikan," bebernya.
 
Baca juga: Asap Putih dan Kelabu Keluar dari Gunung Bromo

Sementara itu, Hendro menerangkan, berdasarkan catatan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), dilaporkan bahwa terjadi peningkatan aktivitas kawah Gunung Bromo. Yakni teramatinya embusan asap kawah berwarna kelabu, intensitas sedang hingga tebal, dengan tekanan sedang kuat dari dalam kawah Gunung Bromo.
 
Selain itu, pengamatan kegempaan menunjukkan masih terekamnya tremor menerus dengan amplitudo 0,5-1 mm (dominan 0,5 mm). Hal itu disertai pula terekamnya gempa vulkanik dalam tiga kali kejadian selama Desember 2024 ini.
 
"Hal ini menunjukkan adanya proses fluktuasi tekanan di dalam tubuh Gunung Bromo yang disertai oleh aliran fluida ke permukaan," imbuhnya.
 
Hendro menambahkan, pengamatan deformasi juga telah dilakukan dengan menggunakan peralatan Borehole Tiltmeter dan Tiltmeter. Hasilnya menunjukkan pola kecenderungan inflasi atau peningkatan tekanan di sekitar tubuh Gunung Bromo selama Desember 2023 ini.
 
"Potensi bahaya yang bisa ditimbulkan akibat meningkatnya aktivitas kawah Gunung Bromo adalah terjadinya erupsi freatik ataupun magmatik dengan sebaran material erupsi berupa abu dan lontaran batu atau pijar yang dapat mencapai radius 1 kilometer dari pusat kawah, serta keluarnya gas-gas berbahaya bagi kehidupan," jelasnya.
 
Gunung Bromo merupakan gunung api kerucut cinder yang berada dalam Kaldera Tengger dengan ketinggian mencapai 2329 mdpl. Secara administratif gunung api ini termasuk dalam wilayah Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Malang, Kabupaten Pasuruan, dan Kabupaten Lumajang di Jawa Timur.
 
Karakter erupsi Gunung Bromo berupa erupsi eksplosif dan efusif dari kawah pusat. Erupsi tersebut mengeluarkan abu, pasir, lapilli, dan terkadang melontarkan lava pijar dan bom vulkanik. Erupsi terakhir terjadi pada Juli 2019 berupa erupsi freatik tanpa didahului oleh peningkatan kegempaan yang signifikan.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan