Kawasan savana atau padang rumput di wilayah Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), Jawa Timur, kembali menghijau. Medcom.id/Daviq Umar Al Faruq
Kawasan savana atau padang rumput di wilayah Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), Jawa Timur, kembali menghijau. Medcom.id/Daviq Umar Al Faruq

Kunjungan Wisatawan ke Gunung Bromo Turun Hingga 40%

Daviq Umar Al Faruq • 19 Oktober 2023 09:18
Malang: Tingkat kunjungan wisatawan ke Gunung Bromo di Jawa Timur mengalami penurunan selama sebulan terakhir. Hal itu terjadi lantaran kebakaran hebat yang melanda wilayah Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) pada 6-14 September 2023 lalu.
 
Kepala Bagian Tata Usaha Balai Besar TNBTS, Septi Eka Wardhani, mengatakan, kawasan wisata di TNBTS telah dibuka sejak 19 September 2023 lalu. Namun hingga saat ini, jumlah wisatawan yang berkunjung masih belum bertumbuh.
 
"Untuk saat ini, sekitar satu bulan setelah dibukanya kembali Bromo pascakebakaran, okupansi wisatawan sekitar 40 sampai 60 persen. Jadi belum sebanyak kunjungan pada saat sebelum adanya kebakaran hutan," katanya, Kamis 19 Oktober 2023.

Septi tidak merinci total jumlah wisatawan yang telah berkunjung ke kawasan wisata di TNBTS selama 19 September hingga 18 Oktober 2023. Ia hanya mengaku bahwa jumlah wisatawan lebih banyak saat akhir pekan dibanding hari biasa.
 
"Kalau di akhir pekan jumlahnya sudah cukup banyak. Tapi untuk di week day, jumlahnya belum sebanyak yang biasanya," imbuhnya.
 
Di sisi lain, Septi mengimbau kepada seluruh wisatawan yang hendak berkunjung ke kawasan TNBTS untuk membeli tiket karcis masuk secara online melalui tautan https://bookingbromo.bromotenggersemeru.org. Pembelian tiket tidak ada bisa dilakukan secara offline di seluruh pintu masuk, kecuali system booking online sedang mengalami masalah.
 
"Untuk pembelian tiket, kami sudah menggunakan booking online. Sehingga nanti ketika masuk dalam pintu masuk kawasan sudah tidak perlu lagi antri atau menunggu lama untuk menunggu booking online, tinggal cek saja," bebernya.
 
Septi pun mengimbau kepada seluruh pengunjung dan pelaku jasa wisata agar mematuhi prosedur masuk, peraturan dan larangan yang berlaku di kawasan TNBTS. Sebab saat saat ini masih dalam masa waspada kebakaran hutan.
 
"Karena ini belum mulai hujan di dalam kawasan dan masih dalam kondisi kemarau, mohon untuk pengunjung bisa tetap waspada, untuk tidak menimbulkan api yang mungkin bisa menyulut terjadinya kebakaran di dalam kawasan kami. Karena memang masih ada beberapa tempat di dalam kawasan kami, yang masih cukup kering sehingga mudah sekali terbakar jika terpicu api," jelasnya.
 
Septi menegaskan bahwa masyarakat yang hendak berkunjung ke kawasan TNBTS dengan tujuan selain wisata diminta untuk mengurus Surat Izin Masuk Kawasan Konservasi (SIMAKSI). Contohnya untuk penelitian dan foto prewedding.
 
"Mohon untuk bisa mengikuti aturan-aturan masuk dalam kawasan konservasi serta jika memiliki tujuan lain selain berwisata, misalkan penelitian kemudian mau melakukan prewedding atau mungkin kegiatan lain, mohon untuk bisa diinfokan juga kepada petugas yang ada di pintu masuk, sehingga nanti bisa diarahkan untuk langkah berikutnya dalam pengurusan SIMAKSI seperti apa," imbuhnya.
 
Sebagai informasi, total luasan lahan vegetasi di kawasan TNBTS yang terdampak kebakaran hutan dan lahan (karhutla) sebesar 989 hektare. Hal itu berdasarkan catatan terbaru dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
 
Kebakaran di kawasan TNBTS ini berawal di wilayah Blok Savana Lembah Watangan atau Bukit Teletubbies itu pada 6 September 2023. Kebakaran ini sempat meluas ke beberapa wilayah lainnya dan baru berhasil dipadamkan secara total pada 14 September 2023.
 
Pemadaman dilakukan oleh personel gabungan yang tergabung dalam Brigdalkarhut Semeru TNBTS bersama masyarakat sekitar dan relawan. Pemadaman dilakukan via darat serta dibantu dengan water bombing bantuan dari BNPB.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ALB)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan