Yogyakarta: Retakan berpotensi longsor terjadi di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), tepatnya di kawasan bukit menoreh.
Kepala Bidang Penanganan Darurat BPBD DIY, Lilik Andi Aryanto, mengatakan bekerja sama dengan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) memetakan potensi longsor di kawasan bukit menoreh. Hasil pemetaan dari aspek geologi menunjukkan adanya retakan di beberapa lokasi.
"Hasil pemetaan detailnya memang belum diserahkan ke kami, cuma pada saat rakor (rapat koordinasi) kemarin menyampaikan bahwa ada beberapa potensi retakan di sana," kata Lilik, usai apel kesiapsiagaan bencana hidrometeorologi di Lapangan Kenari Kota Yogyakarta, Selasa, 21 November 2023.
Lilik mengatakan jajarannya telah merespons hasil pemetaan BPPTKG dengan menutup retakan itu. Ia berharap penutupan retakan tak diikuti longsor saat terjadi hujan deras.
"Kemudian kalau di Gunungkidul akhir tahun lalu juga longsor di (Kecamatan) Semin memang ada beberapa rekahan tapi sudah ditutup info dari sana, mudah-mudahan aman," ujar dia.
Selain di Kulon Progo dan Gunungkidul, ia menyebut tak ada laporan retakan di kabupaten lain. Ia berharap masyarakat di dekat kawasan potensi bencana, khususnya longsor, bisa lebih pekan dalam membaca situasi lingkungannya.
Kepala Pelaksana BPBD DIY, Noviar Rahmad menambahkan potensi bencana pada awal musim hujan di antaranya angin kencang, banjir, dan tanah longsor. Menurut dia, tanah longsor berpotensi terjadi karena faktor keringnya tanah dan kemudian terkena hujan dalam intensitas besar.
"Harapan saya masyarakat bisa melakukan persiapan ketika di wilayahnya terjadi bencana, terutama menggunakan segenap komponen masyarakat yang ada di setiap kelurahan," ungkapnya.
Menurut dia, ada 332 desa tangguh bencana di DIY. Desa bisa berkerja sama dengan Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB), BPBD kabupaten/kota, maupun elemen dalam penanganan kebencanaan.
"Jika suatu daerah itu berpotensi terjadi longsor karena retakan selama kekeringan ketika diguyur hujan yang lebat, harapannya masyarakat bisa antisipasi. Kita sudah petakan, paling tinggi memang di Kulon Progo," terang dia.
Yogyakarta: Retakan berpotensi longsor terjadi di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), tepatnya di
kawasan bukit menoreh.
Kepala Bidang Penanganan Darurat BPBD DIY, Lilik Andi Aryanto, mengatakan bekerja sama dengan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) memetakan potensi longsor di kawasan bukit menoreh. Hasil pemetaan dari aspek geologi menunjukkan adanya retakan di beberapa lokasi.
"Hasil pemetaan detailnya memang belum diserahkan ke kami, cuma pada saat rakor (rapat koordinasi) kemarin menyampaikan bahwa ada beberapa potensi retakan di sana," kata Lilik, usai apel kesiapsiagaan bencana hidrometeorologi di Lapangan Kenari Kota Yogyakarta, Selasa, 21 November 2023.
Lilik mengatakan jajarannya telah merespons hasil pemetaan BPPTKG dengan menutup retakan itu. Ia berharap penutupan retakan tak diikuti longsor saat terjadi hujan deras.
"Kemudian kalau di Gunungkidul akhir tahun lalu juga longsor di (Kecamatan) Semin memang ada beberapa rekahan tapi sudah ditutup info dari sana, mudah-mudahan aman," ujar dia.
Selain di Kulon Progo dan Gunungkidul, ia menyebut tak ada laporan retakan di kabupaten lain. Ia berharap masyarakat di dekat kawasan potensi bencana, khususnya longsor, bisa lebih pekan dalam membaca situasi lingkungannya.
Kepala Pelaksana BPBD DIY, Noviar Rahmad menambahkan potensi bencana pada awal musim hujan di antaranya angin kencang, banjir, dan tanah longsor. Menurut dia, tanah longsor berpotensi terjadi karena faktor keringnya tanah dan kemudian terkena hujan dalam intensitas besar.
"Harapan saya masyarakat bisa melakukan persiapan ketika di wilayahnya terjadi bencana, terutama menggunakan segenap
komponen masyarakat yang ada di setiap kelurahan," ungkapnya.
Menurut dia, ada 332 desa tangguh bencana di DIY. Desa bisa berkerja sama dengan Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB), BPBD kabupaten/kota, maupun elemen dalam penanganan kebencanaan.
"Jika suatu daerah itu berpotensi terjadi longsor karena retakan selama kekeringan ketika diguyur hujan yang lebat, harapannya masyarakat bisa antisipasi. Kita sudah petakan, paling tinggi memang di Kulon Progo," terang dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)