Poso: Sebuah sinyal handphone terdeteksi mencoba melakukan komunikasi dari dalam hutan pegunungan di kawasan Lembah Napu. Sinyal tersebut diduga milik sisa DPO teroris Poso, yang saat ini masih diburu Satuan Tugas (Satgas) Operasi Madago Raya.
"Berdasarkan analisis intelijen Satgas Intel, ada pemunculan sinyal HP di wilayah sekitaran Napu. Kemudian kami mempelajari dimana rute klasik. Dulu para DPO pernah masuk dan disini, di Sangginora ini, pernah dua orang masyarakat menjadi korban DPO," ujar Danrem 132/Tadulako, Brigjen Farid Makruf, usai memimpin partoli penyisiran, Rabu, 13 Oktober 2021.
Pasca-tewasnya Ali Ahmad alias Ali Kalora dan Jaka Ramadan, hingga saat ini Satgasops Madago Raya, masih terus mengintensifkan pengejaran terhadap DPO teroris Poso yang tersisa empat orang.
Mereka adalah Askar alias Pak Guru, Mukhlas alias Nae, Ahmad Gazali alias Ahmad Panjang, dan Suhardin alias Hasan Pranata.
Baca juga: Karawang Validasi Data Penduduk Miskin Ekstrem
Patroli pengejaran terus dilakukan untuk mengantipasi pergerakan mereka kembali. Guna menjaga keamanan masyarakat dan menyakinkan penutupan sektor penyekatan, Danrem 132/Tadulako yang merupakan Wakil Penanggung Jawab Kendali Operasi Madago Raya, memimpin langsung patroli penyisiran.
Penyisiran dilakukan di salah satu kawasan hutan di kaki gunung Lembah Napu, yang pernah menjadi tempat pergerakan para DPO.
"Kami yakin rute perlintasan mereka akan tetap rute-rute klasik yang mereka sudah buat. Jadi mengantisipasi, kami melaksanakan patrol penyisiran, kemudian kami juga menjaga keamanan masyarakat," tutur Farid Makruf.
Patroli penyisiran yang dilakukan Satgasopa Madago Raya, diharapkan mempersulit pergerakan sisa DPO teroris Poso. Ke empat orang tersebut terus diimbau untuk menyerahkan diri.
Poso: Sebuah sinyal handphone terdeteksi mencoba melakukan komunikasi dari dalam hutan pegunungan di kawasan Lembah Napu. Sinyal tersebut diduga milik
sisa DPO teroris Poso, yang saat ini masih diburu Satuan Tugas (Satgas) Operasi Madago Raya.
"Berdasarkan analisis intelijen Satgas Intel, ada pemunculan sinyal HP di wilayah sekitaran Napu. Kemudian kami mempelajari dimana rute klasik. Dulu para DPO pernah masuk dan disini, di Sangginora ini, pernah dua orang masyarakat menjadi korban DPO," ujar Danrem 132/Tadulako, Brigjen Farid Makruf, usai memimpin partoli penyisiran, Rabu, 13 Oktober 2021.
Pasca-tewasnya Ali Ahmad alias Ali Kalora dan Jaka Ramadan, hingga saat ini Satgasops Madago Raya, masih terus mengintensifkan pengejaran terhadap DPO teroris Poso yang tersisa empat orang.
Mereka adalah Askar alias Pak Guru, Mukhlas alias Nae, Ahmad Gazali alias Ahmad Panjang, dan Suhardin alias Hasan Pranata.
Baca juga:
Karawang Validasi Data Penduduk Miskin Ekstrem
Patroli pengejaran terus dilakukan untuk mengantipasi pergerakan mereka kembali. Guna menjaga keamanan masyarakat dan menyakinkan penutupan sektor penyekatan, Danrem 132/Tadulako yang merupakan Wakil Penanggung Jawab Kendali Operasi Madago Raya, memimpin langsung patroli penyisiran.
Penyisiran dilakukan di salah satu kawasan hutan di kaki gunung Lembah Napu, yang pernah menjadi tempat pergerakan para DPO.
"Kami yakin rute perlintasan mereka akan tetap rute-rute klasik yang mereka sudah buat. Jadi mengantisipasi, kami melaksanakan patrol penyisiran, kemudian kami juga menjaga keamanan masyarakat," tutur Farid Makruf.
Patroli penyisiran yang dilakukan Satgasopa Madago Raya, diharapkan mempersulit pergerakan sisa DPO teroris Poso. Ke empat orang tersebut terus diimbau untuk menyerahkan diri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)