"Betul rawan longsor, jam segini (siang) sudah kabut tebal," kata Kapolsek Pamulihan Iptu Masrokan di Garut, Rabu, 30 November 2022.
Ia menuturkan Jalan Raya Pamulihan-Bungbulang, tepatnya di daerah Tagogan, Desa Pananjung seringkali terjadi bencana tanah longsor dari tebing, terutama saat musim hujan.
Terakhir, lanjut dia, terjadi longsor pada Kamis, 24 November 2022 yang menutup badan jalan sehingga menghambat laju kendaraan roda dua maupun empat dari kedua arah, dan beberapa waktu lalu juga pernah terjadi menutup badan jalan.
"Pernah dulu, batu menutupi jalan, sama," katanya.
Baca: Belasan Titik di Gunungkidul Dilanda Tanah Longsor |
Ia menyampaikan jajarannya sudah memasang rambu-rambu terkait informasi rawan longsor di kawasan tersebut agar pengendara lebih hati-hati saat melajukan kendaraannya.
Selain itu, lanjut dia, jajarannya juga selalu siap siaga untuk memberikan bantuan dan mengamankan jalur termasuk berusaha menyingkirkan material longsoran apabila longsoran menutup jalan.
"Langkah-langkah melakukan evakuasi secara manual bersama dengan warga sekitar membersihkan material longsor yang menghalangi jalan, dan melakukan pengaturan lalu lintas," katanya.
lihat berita selengkapnya di sini
Berita terkait longsor di Garut menjadi berita paling banyak dibaca di kanal daerah Medcom.id. Berita lain yang juga banyak dibaca terkait hasil autopsi korban Kanjuruhan.
Surabaya: Ketua Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia (PDFI) Cabang Jawa Timur, dr Nabil Bahasuan mengungkapkan hasil autopsi terhadap dua jenazah Aremanita (suporter perempuan Arema) korban tragedi Kanjuruhan, Malang.
Nabil ditemui mengatakan dua jenazah Aremanita yang telah diautopsi pada Sabtu, 5 November 2022, adalah Natasya Debi Ramadhani (16), dan Nayla Debi Anggraeni (13).
"Kesimpulan dari proses autopsi jenazah Natasya Debi Ramadhani didapati adanya tanda bekas kekerasan benda tumpul," ungkapnya di Universitas Airlangga Surabaya, Rabu, 30 November 2022.
Kemudian, patah tulang pada susunan tulang iga dan terdapat pendarahan dalam kategori jumlah yang banyak.
"Adanya patah tulang iga, 2, 3, 4, 5 dan di sana ditemukan perdarahan yang cukup banyak. Sehingga itu membuat sebab kematiannya," sebutnya.
Baca: 265 Anak Korban Tragedi Kanjuruhan Dapat Pendampingan Psikologis |
Sejumlah temuan pada jenazah Natasya itu, juga didapati pada jenazah Nayla Debi Anggraeni. Nabil menjelaskan, jenazah Nayla didapati mengalami patah tulang sebagian pada susunan tulang iga sisi kanan.
"Kemudian, adiknya Naila. Juga sama tapi ada di tulang dadanya. Patahnya itu. Juga di sebagian tulang iga, sebelah kanan," ucapnya.
Meski begitu, Nabil tidak bisa menjelaskan secara detail kekerasan benda tumpul yang menjadi sebab kematian kedua jenazah korban itu bersumber dari apa. Karena, menurut Nabil, penjelasan lebih detail mengenai penyebab kekerasan benda tumpul tersebut hanya bisa dijelaskan oleh penyidik kasus tersebut.
"Di kedokteran forensik kita tidak bisa mengatakan itu karena apa. Tapi karena kekerasan benda tumpul. Untuk pastinya, tentu di penyidikan yang tahu," ungkapnya.
Selain itu, Nabil mengungkapkan berdasarkan hasil penelitian Toxicologi, pihaknya tidak menemukan adanya paparan zat senyawa dalam gas air mata pada sistem organ pernapasan dalam tubuh kedua jenazah korban tersebut.
Berita selengkapnya baca di sini
Berita lain yang juga banyak dibaca terkait tenda khusus untuk pasutri di Cianjur.
Cianjur: Warga di Desa Pasir Goong, Kecamatan Cilaku, Kabupaten Cianjur berinisiatif mendirikan tempat khusus untuk aktivitas pasangan suami istri yang diberi nama 'tenda sakinah'. Sang penggagas Feri R Firdaus mengatakan tenda khusus didirikan untuk memenuhi kebutuhan biologis suami istri yang terganggu akibat gempa bumi.
Menurut dia, tenda sakinah didirikan setelah ada salah seorang warga Desa Pasir Goong yang pulang kampung seusai merantau kerja selama dua bulan bertepatan dengan terjadinya gempa bumi di Kabupaten Cianjur.
Rumah warga tersebut rusak akibat gempa sehingga harus mengungsi di tenda yang didirikan di lapangan desa.
"Nah warga ini, kan dia hampir dua bulan kerja di luar, ninggalin istri, niatnya melepas rasa rindu sama istri setelah dua bulan merantau kerja. Tapi apa daya, terjadi gempa," kata dia.
Baca: 2.393 Ruang Kelas Rusak Parah Pascagempa Cianjur, Bantuan Pendidikan Digelontorkan |
Mendapatkan keluh kesah warga tersebut, akhirnya Feri berinisiatif mendirikan sebuah tenda milik anggota Pramuka yang muat untuk tiga hingga empat orang. Feri mengaku pada awal didirikan, keberadaan tenda khusus ini sempat menjadi pertentangan sejumlah warga karena dianggap hal yang tabu.
Namun, seiring berjalannya waktu masa tanggap darurat dan warga belum bisa menempati kembali rumahnya, akhirnya 'tenda sakinah' ini diterima oleh semua warga.
"Warga pun akhirnya memahami karena ini kan salah satu kebutuhan biologis untuk pasangan suami istri," kata dia.
Feri menceritakan ada kisah lucu tentang tenda sakinah yakni saat dirinya memasang jadwal pasangan suami istri untuk menggunakan tenda tersebut.
"Jadi saat saya akan pasang kertas berisi jadwal pemakaian. Itu mereka pada protes, aduh, malu, jangan dipajang nama-namanya," ujarnya.
Dia memastikan tenda tersebut tidak disalahgunakan oleh pasangan bukan suami istri. "Karena yang mengungsi di lapangan ini kan warga satu RT, tidak ada dari RT lain. Jadi saya tahu siapa-siapa saja pengungsi di sini," kata dia
Feri menambahkan, pemerintah dalam hal ini Kantor Kementerian Agama di Kabupaten Cianjur bisa ikut andil atau hadir dalam urusan kebutuhan biologis warga yang mengungsi saat ada gempa.
"Kemenag itu tugasnya bukan hanya menikahkan saja tetapi juga ikut bertanggung untuk hal seperti ini (memenuhi kebutuhan dasar warga yang mengungsi saat ada bencana, termasuk kebutuhan biologis)," katanya.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News