"Kami terus mengingatkan dalam setiap acara webinar bahwa kita wajib hukumnya untuk melakukan sensor, proteksi, evaluasi, dan klarifikasi terhadap apapun yang masuk di dalam berita kita sebelum kita ingin membagikannya kepada orang lain," katanya dalam Webinar Literasi Digital dengan tema "Berjuang Bersama Lawan Hoax, Terlebih di Tahun Pemilu." Jumat, 2 Februari 2024.
Oleh karena itu masyarakat diajak berpartisipasi dalam Pemilu dengan mencegah hoaks. Hal itu dinilai menjadi salah satu tantangan dalam setiap penyelenggaraan pesta demokrasi di Indonesia.
"Jangan sampai kita menjadi ujung tombak dari menyebarkan berita bohong," kata Rizki.
Di tempat yang sama, Widodo Muktiyo Guru Besar Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) menyoroti fenomena manipulasi cerita yang dapat terjadi di era digital.
"Era digital menjadi fenomena yang jika kita tidak hati-hati, akan kena dampaknya, karena banyak orang yang akhirnya membangun cerita dan ceritanya manipulatif dan menyihir," ucap Widodo.
| Baca: Hoax Pemilu 2024 Disebut Turun Signifikan Ketimbang 2019 |
Founder Rotonegen Indonesia, Sudirman juga mengajak masyarakat berpartisipasi dalam Kampanye Pemilu Damai 2024. Salah satunya dengan mengenali ciri-ciri informasi palsu atau hoaks.
"Ada tiga ciri-ciri, yang pertama informasi tersebar menyebabkan kebencian antar kalangan hingga menimbulkan permusuhan dan kecemasan pada masyarakat," ucapnya.
Yang kedua, kata ia, sumber informasi tidak jelas atau anonim cenderung memojokkan pihak tertentu. "Dan yang ketiga, adanya informasi disampaikan secara fanatik akan suatu ideologi, kata-kata provokatif, dan tidak didukung oleh informasi atau fakta aktual," kata Sudirman.
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) berkomitmen mendukung pelaksanaan Pemilu 2024 yang damai, gembira, dan penuh manfaat.
Direktur Jenderal Aplikasi Informatika (Aptika) Kominfo Semuel Abrijani Pangerapan menjelaskan komitmen dukungan itu dengan peningkatan literasi digital khususnya dalam mengelola informasi kepada masyarakat agar bisa secara bijak dan positif.
"Oleh karena itu, kominfo melalui Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika terus berkomitmen dalam menyelenggarakan berbagai inisiatif dan program peningkatan literasi digital guna mendukung upayakan serta berkelanjutan," ujar Semuel.
Ia berharp dengan Webinar dapat memberikan pemahaman kepada masyarakat yang lebih mendalam tentang cara menghadapi tantangan hoaks, terutama di tahun Pemilu. Dengan literasi digital yang kuat, diharapkan masyarakat dapat lebih cerdas dalam menilai informasi, memutus rantai penyebaran hoaks, dan menjaga integritas informasi di era digital.
:Seluruh peserta diharapkan dapat menjadi agen perubahan dalam memerangi hoaks. Serta menciptakan ruang digital yang bersih, dan mendukung Pemilu yang berintegritas serta damai," kata Semuel.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id