Tangerang: VP of External Affair & GCG Whitesky Aviation, Bambang Narayana mengatakan Helikopter Bell 429 PK-WSW yang jatuh di kawasan areal pertambangan Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP) di hutan Halmahera Tengah, Maluku Utara kondisinya laik terbang. Faktor cuaca buruk menjadi akibat terjatuhnya helikopter tersebut.
"Kondisi helikopter buatan 2012 semuanya safety, tidak ada warning, bagus semua, laik terbang. Kru juga dalam keadaan fit, tidak ada apa-apa," ujarnya, Kamis, 22 Februari 2024.
Menurut Bambang, kondisi cuaca saat ini kerap berubah tiba-tiba. Saat ini, lanjutnya, penyebab kejadian tersebut masuk dilakukan penyelidikan oleh pihak Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).
"Fenomena cuaca bisa berubah dalam perjalanan, apalagi saat ini masih masuk hujan. Karena apa-apanya penyebab itu masih diselidiki oleh KNKT. Karena CVTR-nya kan nanti dilihat oleh KNKT," katanya.
Bambang menjelaskan, almarhum Capt Septian Alhadi telah bergabung di perusahaan tersebut sejak 2020. Merupakan siswa dengan lulusan terbaik sebagai pilot di STPI Curug.
"Bergabung sejak 2020, almarhum lulusan terbaik juga di angkatannya. Jam terbangnya pun sudah ribuan. Saya sebagai pimpinannya juga merasa kehilangan dia," ungkapnya.
Sebelumnya, Kantor Pencarian dan Pertolongan Basarnas Ternate, Maluku Utara (Malut), menyatakan proses pencarian terhadap Helikopter Bell 429 PK-WSW yang jatuh di kawasan areal pertambangan Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP) akhirnya ditemukan.
Kepala Basarnas Ternate Fathur Rahman mengatakan pihaknya juga berhasil mengevakuasi tiga korban yang ditemukan meninggal yakni Capt Agus Sumaryanto (Pilot), Capt Septian (Co Pilot), dan Pax Umar Ali yang merupakan karyawan.
Ketiga korban menumpangi Heli bell 429 PK-WSW itu berangkat dari Bandara Cekel Tanjung Uli (Bandara PT IWIP) – Jiguru (JGR) – Pinto East (PNE) – Kaorahai (KRH) - Bandara Cekel Tanjung Uli (Bandara PT IWIP).
Tangerang: VP of External Affair & GCG Whitesky Aviation, Bambang Narayana mengatakan Helikopter Bell 429 PK-WSW yang jatuh di kawasan areal pertambangan Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP) di hutan Halmahera Tengah,
Maluku Utara kondisinya laik terbang. Faktor cuaca buruk menjadi akibat terjatuhnya helikopter tersebut.
"Kondisi helikopter buatan 2012 semuanya safety, tidak ada warning, bagus semua, laik terbang. Kru juga dalam keadaan fit, tidak ada apa-apa," ujarnya, Kamis, 22 Februari 2024.
Menurut Bambang, kondisi cuaca saat ini kerap berubah tiba-tiba. Saat ini, lanjutnya, penyebab kejadian tersebut masuk dilakukan penyelidikan oleh pihak
Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).
"Fenomena cuaca bisa berubah dalam perjalanan, apalagi saat ini masih masuk hujan. Karena apa-apanya penyebab itu masih diselidiki oleh KNKT. Karena CVTR-nya kan nanti dilihat oleh KNKT," katanya.
Bambang menjelaskan, almarhum Capt Septian Alhadi telah bergabung di perusahaan tersebut sejak 2020. Merupakan siswa dengan lulusan terbaik sebagai pilot di STPI Curug.
"Bergabung sejak 2020, almarhum lulusan terbaik juga di angkatannya. Jam terbangnya pun sudah ribuan. Saya sebagai pimpinannya juga merasa kehilangan dia," ungkapnya.
Sebelumnya, Kantor Pencarian dan Pertolongan Basarnas Ternate, Maluku Utara (Malut), menyatakan proses pencarian terhadap Helikopter Bell 429 PK-WSW yang jatuh di kawasan areal pertambangan Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP) akhirnya ditemukan.
Kepala Basarnas Ternate Fathur Rahman mengatakan pihaknya juga berhasil mengevakuasi tiga korban yang ditemukan meninggal yakni Capt Agus Sumaryanto (Pilot), Capt Septian (Co Pilot), dan Pax Umar Ali yang merupakan karyawan.
Ketiga korban menumpangi Heli bell 429 PK-WSW itu berangkat dari Bandara Cekel Tanjung Uli (Bandara PT IWIP) – Jiguru (JGR) – Pinto East (PNE) – Kaorahai (KRH) - Bandara Cekel Tanjung Uli (Bandara PT IWIP).
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WHS)