Kupang: Tim Keselamatan Komando Tanggap Darurat Bencana Erupsi Gunung Ile Lewotolok, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur, Kamis, 10 Desember 2020, menemukan satu lagi warga klaster pengungsi reaktif rapid test covid-19.
Seorang warga dari klaster pengungsi tersebut perempuan, 64, diketahui memiliki riwayat batuk pilek. Tim kemudian melaporkan kejadian tersebut kepada Ketua Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Lembata, diikuti pelacakan kontak serta mengisolasi warga tersebut ke Puskesmas Lewoleba di Desa Pada.
Pemerintah kembali menetapkan Puskesmas Desa Pada, Kecamatan Nubatukan, sebagai lokasi isolasi bagi warga yang reaktif rapid test hingga mendapatkan hasil tes usap.
Direktur RSUD Lewoleba Yosep Bernard Punang mengatakan, pihaknya menemukan tambahan satu lagi warga dari klaster pengungsi reaktif rapid test.
Baca juga: DIY Minta Kabupaten/Kota Tingkatkan Pengawasan Prokes
"Jadi totalnya ada delapan warga dari klaster pengungsi reaktif rapid test," ujar dia, Kamis, 10 Desember 2020.
Sedangkan tim Gugus Tugas Covid-19 telah mengirim 14 sampel swab untuk diperiksa di Laboratorium WZ Yohanes Kupang. Ke-14 sampel swab tersebut merupakan hasil tracing contact dari orang berkontak erat dengan tujuh warga yang sebelumnya dinyatakan reaktif rapid test.
Tim keselamatan Komando Tanggap Darurat Bencana Erupsi Gunung Ile Lewotolok, Kabupaten Lembata akan terus melakukan rapid test bagi seluruh pengungsi yang tersebar di posko utama maupun posko keluarga.
"Kami berterima kasih kepada BPBD yang memberikan peralatan rapid test sebanyak 5.000 buah. Kami akan terus bergerak. Selain rapid test covid-19. Hari ini kami rapir test malaria juga," imbuh Yosep. (Alexander P Taum)
Kupang: Tim Keselamatan Komando Tanggap Darurat Bencana
Erupsi Gunung Ile Lewotolok, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur, Kamis, 10 Desember 2020, menemukan satu lagi warga klaster pengungsi reaktif rapid test covid-19.
Seorang warga dari klaster pengungsi tersebut perempuan, 64, diketahui memiliki riwayat batuk pilek. Tim kemudian melaporkan kejadian tersebut kepada Ketua Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Lembata, diikuti pelacakan kontak serta mengisolasi warga tersebut ke Puskesmas Lewoleba di Desa Pada.
Pemerintah kembali menetapkan Puskesmas Desa Pada, Kecamatan Nubatukan, sebagai lokasi isolasi bagi warga yang reaktif rapid test hingga mendapatkan hasil tes usap.
Direktur RSUD Lewoleba Yosep Bernard Punang mengatakan, pihaknya menemukan tambahan satu lagi warga dari klaster pengungsi reaktif rapid test.
Baca juga:
DIY Minta Kabupaten/Kota Tingkatkan Pengawasan Prokes
"Jadi totalnya ada delapan warga dari klaster pengungsi reaktif rapid test," ujar dia, Kamis, 10 Desember 2020.
Sedangkan tim Gugus Tugas Covid-19 telah mengirim 14 sampel swab untuk diperiksa di Laboratorium WZ Yohanes Kupang. Ke-14 sampel swab tersebut merupakan hasil tracing contact dari orang berkontak erat dengan tujuh warga yang sebelumnya dinyatakan reaktif rapid test.
Tim keselamatan Komando Tanggap Darurat Bencana Erupsi Gunung Ile Lewotolok, Kabupaten Lembata akan terus melakukan rapid test bagi seluruh pengungsi yang tersebar di posko utama maupun posko keluarga.
"Kami berterima kasih kepada BPBD yang memberikan peralatan rapid test sebanyak 5.000 buah. Kami akan terus bergerak. Selain rapid test covid-19. Hari ini kami rapir test malaria juga," imbuh Yosep. (Alexander P Taum)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)