Kupang: Pos Pemantau Gunung Api Ili Lewotolok di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur, melaporkan pada pukul 12.16 WITA kembali terjadi erupsi gunung dan kawahnya mengeluarkan asap putih dengan tinggi kolom 1.500 meter.
Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Ili Lewotolok, Stanislaus Ara Kian, mengatakan ketinggian material pada erupsi siang ini lebih tinggi dari erupsi yang terjadi pada Kamis, 15 April 2021, yakni setinggi 1.000 meter.
"Betul, lebih tinggi erupsinya dari yang kemarin. Kali ini ketinggian mencapai 1.500 meter di atas puncak atau kurang lebih 2.923 meter di atas permukaan laut," katanya, Jumat, 16 April 2021.
Ia menjelaskan kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah barat. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 29 mm dan durasi kurang lebih 30 detik.
Stanis menambahkan berdasarkan pengamatan 24 jam yang dilakukan oleh petugas pos pengamatan Gunung Ili Lewotolok erupsi itu terjadi karena sistem kawah tertutup, sehingga terjadi letusan eksplosif.
Baca juga: Pemkot Bogor Berlakukan Karantina bagi Pemudik Nekat
Dengan masih adanya aktivitas di gunung tersebut, ia menyarankan warga sekitar lereng Ili Lewotolok serta pengunjung, pendaki, dan wisatawan tidak melakukan aktivitas dalam radius tiga kilometer dari puncak kawah gunung api tersebut.
"Masyarakat Desa Jontona agar selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya longsoran material lapuk yang dapat disertai oleh awan panas dari bagian tenggara puncak/kawah Gunung Ili Lewotolok," ujarnya.
Stanis mengungkapkan mengingat potensi bahaya abu vulkanik yang dapat mengakibatkan gangguan pernapasan (ISPA) maupun gangguan kesehatan lainnya, masyarakat yang berada di sekitar Gunung Ili Lewotolok agar menyiapkan masker penutup hidung dan mulut maupun perlengkapan lain untuk melindungi mata dan kulit.
Hingga saat ini abu vulkanik jatuh di beberapa sektor di sekeliling gunung. Oleh karena itu, masyarakat yang bermukim di sekitar aliran sungai yang berhulu di puncak Gunung Ili Lewotolok agar mewaspadai ancaman lahar terutama di saat musim hujan.
"Pos pemantau tetap siaga dan memantau untuk memastikan bahwa tak ada semburan abu yang lebih besar dan tinggi yang dapat membahayakan warga di sekitar gunung itu," jelasnya.
Kupang: Pos Pemantau Gunung Api Ili Lewotolok di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur, melaporkan pada pukul 12.16 WITA kembali terjadi erupsi gunung dan kawahnya mengeluarkan asap putih dengan
tinggi kolom 1.500 meter.
Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Ili Lewotolok, Stanislaus Ara Kian, mengatakan ketinggian material pada erupsi siang ini lebih tinggi dari erupsi yang terjadi pada Kamis, 15 April 2021, yakni setinggi 1.000 meter.
"Betul, lebih tinggi erupsinya dari yang kemarin. Kali ini ketinggian mencapai 1.500 meter di atas puncak atau kurang lebih 2.923 meter di atas permukaan laut," katanya, Jumat, 16 April 2021.
Ia menjelaskan kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah barat. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 29 mm dan durasi kurang lebih 30 detik.
Stanis menambahkan berdasarkan pengamatan 24 jam yang dilakukan oleh petugas pos pengamatan Gunung Ili Lewotolok erupsi itu terjadi karena sistem kawah tertutup, sehingga terjadi letusan eksplosif.
Baca juga:
Pemkot Bogor Berlakukan Karantina bagi Pemudik Nekat
Dengan masih adanya aktivitas di gunung tersebut, ia menyarankan warga sekitar lereng Ili Lewotolok serta pengunjung, pendaki, dan wisatawan tidak melakukan aktivitas dalam radius tiga kilometer dari puncak kawah gunung api tersebut.
"Masyarakat Desa Jontona agar selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya longsoran material lapuk yang dapat disertai oleh awan panas dari bagian tenggara puncak/kawah Gunung Ili Lewotolok," ujarnya.
Stanis mengungkapkan mengingat potensi bahaya abu vulkanik yang dapat mengakibatkan gangguan pernapasan (ISPA) maupun gangguan kesehatan lainnya, masyarakat yang berada di sekitar Gunung Ili Lewotolok agar menyiapkan masker penutup hidung dan mulut maupun perlengkapan lain untuk melindungi mata dan kulit.
Hingga saat ini abu vulkanik jatuh di beberapa sektor di sekeliling gunung. Oleh karena itu, masyarakat yang bermukim di sekitar aliran sungai yang berhulu di puncak Gunung Ili Lewotolok agar mewaspadai ancaman lahar terutama di saat musim hujan.
"Pos pemantau tetap siaga dan memantau untuk memastikan bahwa tak ada semburan abu yang lebih besar dan tinggi yang dapat membahayakan warga di sekitar gunung itu," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)