Menakertrans Hanif Dakhiri (tengah), Bupati Tangerang A. Zaki Iskandar (kiri), dan Dirut BPJS Agus Susanto (kanan) saat menjenguk pasien korban ledakan pabrik kembang api di RSUD Tangerang. Foto: MTVN/Farhan Dwitama.
Menakertrans Hanif Dakhiri (tengah), Bupati Tangerang A. Zaki Iskandar (kiri), dan Dirut BPJS Agus Susanto (kanan) saat menjenguk pasien korban ledakan pabrik kembang api di RSUD Tangerang. Foto: MTVN/Farhan Dwitama.

Menaker Akui K3 di Indonesia belum Baik

Farhan Dwitama • 30 Oktober 2017 10:07
medcom.id, Tangerang: Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Hanif Dhakiri mengakui standar kesehatan dan keselamatan kerja (K3) pada industri di Indonesia masih buruk. Hal ini dia ungkapkan menanggapi ledakan pabrik kembang api di Kosambi, Kabupaten Tangerang, Banten.
 
"Masih relatif belum baik, mau dari perusahaan atau juga dari pekerjanya," ucap Khanif di pabrik kembang api di Desa Belimbing, Kosambi, Sabtu 29 Oktober 2017.
 
Setelah meninjau langsung lokasi, dia menilai pabrik kembang api yang meledak itu masih jauh dari unsur kesehatan dan keselamatan kerja. Pihaknya berupaya akan lebih tegas dalam masalah ini.

Baca: Menaker Bentuk Tim Khusus K3 Industri Bahan Berbahaya
 
Hanif akan lebih menajamkan sanksi dalam penerapan K3 di berbagai sektor ketenagakerjaan. Dengan begitu, industri dapat benar-benar memerhatikan sisi kesehatan dan keselamatan pekerja. 
 
"Seperti alat keselamatan kerja yang tidak digunakan pekerja. Nah ini, harus diperkuat. Ada pikiran itu selama ini terkait UU Keselamatan Kerja dari segi koten baik tapi sanksi terlalu minimal," kata dia.
 

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OGI)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan