Jakarta: Wali Kota Bogor Bima Arya mencoret ratusan nama calon siswa SMP yang mengikuti seleksi penerimaan peserta didik baru (PPDB). Pencoretan itu lantaran ratusan nama calon siswa ini memalsukan alamat tempat tinggal.
"Jadi nama itu sudah dicoret. 208 pendaftar yang terbukti datanya tidak sesuai di lapangan," kata Bima Arya dalam sebuah wawancara di stasiun TV dan diunggah di instastory-nya, Selasa, 11 Juli 2023.
Bima menegaskan pencoretan ini otomatis membuat 208 pendaftar lain di bawah mereka bisa naik. Mereka berpeluang bisa bersekolah di SMP sesuai zonasinya karena seleksi berdasarkan peringkat.
Sebelumnya, Bima Arya menyatakan 155 pendaftar yang dinyatakan tidak memiliki kesesuaian data di lapangan. Jumlah itu berdasarkan 913 nama pendaftar yang terindikasi bermasalah.
Tim langsung cek secara door to door di lapangan. Termasuk Bima Arya sendiri yang juga turun ke lapangan mengecek kesesuaian data.
"Hasilnya, tim mendapati 155 pendaftar dinyatakan tidak sesuai. Artinya, nama-nama tersebut terbukti tidak ditemukan di domisili yang didaftarkan. Nama-nama tersebut akan didiskualifikasi," ujar Bima.
Sementara untuk jenjang SMA, Bima tidak memiliki kewenangan sama sekali. Bima menegaskan semua laporan warga dan temuan lapangan terkait indikasi kecurangan akan diteruskan ke KCD Pendidikan Provinsi Jawa Barat.
"Jangan sampai kita biarkan anak-anak hanya mencari lokasi dan bukan mengejar prestasi," tegas Bima.
Seperti diketahui, sekolah negeri menerima calon siswa juga melalui jalur zonasi. Jalur zonasi ditujukan bagi calon peserta didik baru (CPDB) yang berdomisili sesuai wilayah zonasi yang telah ditetapkan oleh pemerintah daerah.
Jakarta: Wali Kota Bogor Bima Arya mencoret ratusan nama calon siswa SMP yang mengikuti seleksi
penerimaan peserta didik baru (PPDB). Pencoretan itu lantaran ratusan nama calon siswa ini memalsukan alamat tempat tinggal.
"Jadi nama itu sudah dicoret. 208 pendaftar yang terbukti datanya tidak sesuai di lapangan," kata Bima Arya dalam sebuah wawancara di stasiun TV dan diunggah di instastory-nya, Selasa, 11 Juli 2023.
Bima menegaskan pencoretan ini otomatis membuat 208 pendaftar lain di bawah mereka bisa naik. Mereka berpeluang bisa bersekolah di SMP sesuai zonasinya karena seleksi berdasarkan peringkat.
Sebelumnya, Bima Arya menyatakan 155 pendaftar yang dinyatakan tidak memiliki kesesuaian data di lapangan. Jumlah itu berdasarkan 913 nama pendaftar yang terindikasi bermasalah.
Tim langsung cek secara door to door di lapangan. Termasuk Bima Arya sendiri yang juga turun ke lapangan mengecek kesesuaian data.
"Hasilnya, tim mendapati 155 pendaftar dinyatakan tidak sesuai. Artinya, nama-nama tersebut terbukti tidak ditemukan di domisili yang didaftarkan. Nama-nama tersebut akan didiskualifikasi," ujar Bima.
Sementara untuk jenjang SMA, Bima tidak memiliki kewenangan sama sekali. Bima menegaskan semua laporan warga dan temuan lapangan terkait indikasi kecurangan akan diteruskan ke KCD Pendidikan Provinsi Jawa Barat.
"Jangan sampai kita biarkan anak-anak hanya mencari lokasi dan bukan mengejar prestasi," tegas Bima.
Seperti diketahui, sekolah negeri menerima calon siswa juga melalui jalur zonasi. Jalur zonasi ditujukan bagi calon peserta didik baru (CPDB) yang berdomisili sesuai wilayah zonasi yang telah ditetapkan oleh pemerintah daerah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DHI)