Pati: Intensitas hujan di Kabupaten Pati, Jawa Tengah, dan sekitarnya pada Jumat, 18 Februari 2022, membuat dua desa di Kecamatan Batangan dan Kecamatan Jakenan, terendam banjir. Ketinggian air hingga 80 sentimeter.
Menurut warga Desa Ketitang Wetan Hasanuddin, banjir mulai naik sejak Jumat sore, sekitar pukul 16.00 WIB. Air terus naik hingga Sabtu dini hari. Warga pun berupaya menyelamatkan barang-barang berharga di dalam rumah.
"Banjir setinggi lutut orang dewasa, di dalam rumah ada yang 15-30 sentimeter. Sementara di jalan ada yang sampai 70-80 sentimeter," ujar Hasanuddin.
Menurut dia, banyak warga memilih bertahan di rumah lantaran sudah terbiasa dengan banjir yang merendam wilayah tersebut. Ia berharap pemerintah dapat segera memperbaiki kondisi sungai yang melintas di Desa Ketitang Wetan agar banjir tahunan tak terjadi.
Baca juga: Jumlah Pasien Covid-19 Kota Semarang Melampaui 1.000
"Kalau musim penghujan ya seperti ini, ini banjir kiriman dari Pegunungan Kendeng dari sisi selatan desa kami. Karena di wilayah yang rendah dan dilewati sungai ya sering banjir disini," jelasnya.
Sementara itu, tokoh masyarakat Desa Ketitang Wetan Sudadi mengaku banjir kali ini lantaran tingginya intensitas hujan di Pati dan sekitarnya. Air hujan pun memenuhi sungai yang melintasi desa,
"Selain itu juga ada tanggul sungai yang pada jebol sejak banjir-banjir sebelumnya. Tapi hingga kini belum diperbaiki lagi, jadinya ya begini," terang dia.
Pihaknya berharap pemerintah dapat mencarikan solusi terkait banjir di wilayahnya. Mengingat selain Desa Ketitang Wetan, banjir juga merendam di Desa Glonggong, Kecamatan Jakenan, Pati.
Sebagian rumah warga di Desa Glonggong juga terendam banjir dengan ketinggian sekitar 50 sentimeter.
"Kalau Desa kami ini sekira 500 rumah warga terendam banjir. Warga masih memilih bertahan," ungkapnya.
Pati: Intensitas hujan di Kabupaten Pati, Jawa Tengah, dan sekitarnya pada Jumat, 18 Februari 2022, membuat dua desa di Kecamatan Batangan dan Kecamatan Jakenan,
terendam banjir. Ketinggian air hingga 80 sentimeter.
Menurut warga Desa Ketitang Wetan Hasanuddin, banjir mulai naik sejak Jumat sore, sekitar pukul 16.00 WIB. Air terus naik hingga Sabtu dini hari. Warga pun berupaya menyelamatkan barang-barang berharga di dalam rumah.
"Banjir setinggi lutut orang dewasa, di dalam rumah ada yang 15-30 sentimeter. Sementara di jalan ada yang sampai 70-80 sentimeter," ujar Hasanuddin.
Menurut dia, banyak warga memilih bertahan di rumah lantaran sudah terbiasa dengan banjir yang merendam wilayah tersebut. Ia berharap pemerintah dapat segera memperbaiki kondisi sungai yang melintas di Desa Ketitang Wetan agar banjir tahunan tak terjadi.
Baca juga:
Jumlah Pasien Covid-19 Kota Semarang Melampaui 1.000
"Kalau musim penghujan ya seperti ini, ini banjir kiriman dari Pegunungan Kendeng dari sisi selatan desa kami. Karena di wilayah yang rendah dan dilewati sungai ya sering banjir disini," jelasnya.
Sementara itu, tokoh masyarakat Desa Ketitang Wetan Sudadi mengaku banjir kali ini lantaran tingginya intensitas hujan di Pati dan sekitarnya. Air hujan pun memenuhi sungai yang melintasi desa,
"Selain itu juga ada tanggul sungai yang pada jebol sejak banjir-banjir sebelumnya. Tapi hingga kini belum diperbaiki lagi, jadinya ya begini," terang dia.
Pihaknya berharap pemerintah dapat mencarikan solusi terkait banjir di wilayahnya. Mengingat selain Desa Ketitang Wetan, banjir juga merendam di Desa Glonggong, Kecamatan Jakenan, Pati.
Sebagian rumah warga di Desa Glonggong juga terendam banjir dengan ketinggian sekitar 50 sentimeter.
"Kalau Desa kami ini sekira 500 rumah warga terendam banjir. Warga masih memilih bertahan," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(MEL)