Jamiah, 52, koordinator arisan yang harus jual tanah talangi pencairan arisan fiktif. Metro TV/Tamam Mubarok
Jamiah, 52, koordinator arisan yang harus jual tanah talangi pencairan arisan fiktif. Metro TV/Tamam Mubarok

Kisah Sedih Koordinator Arisan Fiktif, Jual Tanah dan Berutang untuk Talangi Uang Arisan

Tamam Mubarok • 21 Mei 2021 14:54
Mojokerto: Sejumlah koordinator arisan fiktif yang menembus angka kerugian hingga Rp1 miliar di Mojokerto, Jawa Timur, terpaksa harus menanggung pembayaran kepada setiap peserta yang direkrutnya. Untuk membayarnya, para koordinator ini terpaksa harus menjual tanah hingga berutang.
 
Seperti halnya Jamiah (52). Ibu rumah tangga asal Desa Lolawan, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Mojokerto, ini awalnya hanya menjadi peserta arisan biasa. Arisan ini diketuai oleh Tarmiati alias Mia (42), warga Desa Kemabangsri, Kecamatan Ngoro, yang kini dilaporkan kepada polisi.
 
Karena menjadi anggota sejak tahun 2014, Jamiah kemudian dipercaya Mia untuk mencari anggota baru dan ditunjuk sebagai koordinator pada Mei 2020. Jamiah pun berhasil merekrut 102 peserta arisan yang berasal dari Desa Lolawang, Purwojati, dan Tanjangrono.

Para anggota baru ini membayar arisan sekitar Rp173 juta di tahun 2020 dengan janji pencairan dana sebelum lebaran tahun 2021. Namun, hingga kini tak kunjung ada pencairan. Justru Mia selaku bos arisan kabur dari rumah.
 
Karena terlanjur menjanjikan pencairan tersebut, Jamiah ditagih seluruh anggotanya. Jamiah terpaksa menjual tanahnya untuk menalanginya karena tak mempunyai uang, 
 
"Saya terpaksa menjual pekarangan tanah untuk membayar anggota arisan yang saya ketuai. Total uang yang dibawa kabur Mbak Mia Rp173 juta, dan belum jelas sampai sekarang," kata Jamiah sembari meneteskan air mata di Mapolsek Ngoro, Mojokerto, Jumat, 21 Mei 2021.
 
Baca: Ratusan Mak-mak di Mojokerto Tertipu Arisan Fiktif Rp1 Miliar
 
Hal yang serupa juga dialami oleh Luluk Hariyati (54). Warga Desa Kembangsri ini juga harus menanggung pencairan anggota yang direkrutnya. Luluk harus berutang ke tetangga sekitar Rp50 juta. Ia juga berencana berutang ke bank untuk menalangi pencairan.
 
“Anggota saya ada 49 orang dan meminta pencairan sekitar Rp50 juta. Saya terpaksa berutang untuk melunasinya karena uang arisan dibawa kabur Mia," ucap guru sekolah swasta ini.
 
Ratusan mak-mak di Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, menjadi korban penipuan arisan fiktif lebaran. Pelaku adalah seorang ibu rumah tangga berinisial M (42). 
 
Penipuan ini terungkap setelah para anggotanya tak kunjung mendapat paket lebaran yang dijanjikan cair sebelum Lebaran 2021. Tiga koordinator arisan pun melaporkan M atas dugaan penipuan dan penggelapan uang arisan fiktif ke unit SPKT polsek setempat, Jumat, 21 Mei 2021. Mereka membawa bukti rekapan arisan dan buku tabungan. 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SYN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan