Tangerang: 3 Kepala Keluarga (KK) di Kampung Bulak, RT6/09, Kelurahan Serua, Kecamatan Ciputat, Tangerang Selatan, terisolasi oleh pagar yang diduga milik Perumahan Bukit Nusa Indah. Pagar tembok sepanjang sekitar 25 meter dan tinggi sekitar 2 meter itu menutup akses jalan tiga rumah mereka.
Pujiono, 51, warga yang rumahnya terdampak mengaku tak bisa berbuat banyak atas pembangunan tembok yang menutup akses jalannya.
"Ketika tahu pengembang mau bangun, saya pikir tambah ramai, alhamdulillah. Pertama bangun nitip peralatan, material di sini. Setelah berjalan kami malah ditutup," kata Puji ditemui di rumahnya, Tangerang Selatan, Kamis, 9 September 2021.
Baca: Keluarga Napi Anggap Kebakaran Lapas Tangerang Sebagai Takdir
Puji menjelaskan sebelumnya jalan Pelikan itu adalah jalan milik Perumahan Bukit Nusa Indah kemudian saat ini jalan tersebut sudah diserahterimakan ke Pemkot Tangsel.
"Tapi enggak ada pemagaran dan pembatasan dengan kampung. Makanya saya berani mendirikan rumah menghadap ke sana. Informasi dari anggota DPRD Tangsel, yang datang ke sini kemarin itu (jalan Pelikan) adalah aset Pemerintah Kota jadi boleh digunakan warga," jelasnya.
Tembok menutup akses jalan 3 Kepala Kaluarga (KK). Medcom.id/ Farhan Dwitama
Puji menjelaskan sebelumnya sempat disinggung oleh pihak pengembang untuk membeli lahan akses jalan yang dianggap pihak pengembang adalah lahan miliknya. Namun karena keterbatasan ekonomi, Puji pun tak meladeni permintaan tersebut.
"Kalau ke saya enggak sempat menyampaikan angka. Saya terus terang enggak ada, saya jujur sudah lima tahun menganggur dan hanya ngojek online. Sehari 30 ribu, kadang 50 ribu, duit dari mana," ungkapnya.
Puji menyebutkan dia dan dua kepala keluarga lain hanya berharap tembok yang dibangun pada akhir pekan lalu itu bisa segera dibongkar agar dia dan dua keluarga lainnya bisa kembali menggunakan akses jalan seperti sedia kala.
"Kalau saya, tadi seperti yang sampaikan ke Pak Lurah, hanya minta akses dibuka seperti sebelumnya. Komunikasi (pengembang) tidak ada, ke warga, RT, RW, Lurah enggak ada komunikasi," ujarnya.
Hai Sobat Medcom, terima kasih sudah menjadikan Medcom.id sebagai referensi terbaikmu. Kami ingin lebih mengenali kebutuhanmu. Bantu kami mengisi angket ini yuk https://tinyurl.com/MedcomSurvey2021 dan dapatkan saldo Go-Pay/Ovo @Rp 50 ribu untuk 20 pemberi masukan paling berkesan. Salam hangat.
Tangerang: 3 Kepala Keluarga (KK) di Kampung Bulak, RT6/09, Kelurahan Serua, Kecamatan Ciputat, Tangerang Selatan, terisolasi oleh
pagar yang diduga milik Perumahan Bukit Nusa Indah. Pagar tembok sepanjang sekitar 25 meter dan tinggi sekitar 2 meter itu menutup akses jalan tiga rumah mereka.
Pujiono, 51, warga yang rumahnya terdampak mengaku tak bisa berbuat banyak atas pembangunan tembok yang menutup akses jalannya.
"Ketika tahu pengembang mau bangun, saya pikir tambah ramai, alhamdulillah. Pertama bangun nitip peralatan, material di sini. Setelah berjalan kami malah ditutup," kata Puji ditemui di rumahnya, Tangerang Selatan, Kamis, 9 September 2021.
Baca:
Keluarga Napi Anggap Kebakaran Lapas Tangerang Sebagai Takdir
Puji menjelaskan sebelumnya jalan Pelikan itu adalah jalan milik Perumahan Bukit Nusa Indah kemudian saat ini jalan tersebut sudah diserahterimakan ke Pemkot Tangsel.
"Tapi enggak ada pemagaran dan pembatasan dengan kampung. Makanya saya berani mendirikan rumah menghadap ke sana. Informasi dari anggota DPRD Tangsel, yang datang ke sini kemarin itu (jalan Pelikan) adalah aset Pemerintah Kota jadi boleh digunakan warga," jelasnya.
Tembok menutup akses jalan 3 Kepala Kaluarga (KK). Medcom.id/ Farhan Dwitama
Puji menjelaskan sebelumnya sempat disinggung oleh pihak pengembang untuk membeli lahan akses jalan yang dianggap pihak pengembang adalah lahan miliknya. Namun karena keterbatasan ekonomi, Puji pun tak meladeni permintaan tersebut.
"Kalau ke saya enggak sempat menyampaikan angka. Saya terus terang enggak ada, saya jujur sudah lima tahun menganggur dan hanya ngojek online. Sehari 30 ribu, kadang 50 ribu, duit dari mana," ungkapnya.
Puji menyebutkan dia dan dua kepala keluarga lain hanya berharap tembok yang dibangun pada akhir pekan lalu itu bisa segera dibongkar agar dia dan dua keluarga lainnya bisa kembali menggunakan akses jalan seperti sedia kala.
"Kalau saya, tadi seperti yang sampaikan ke Pak Lurah, hanya minta akses dibuka seperti sebelumnya. Komunikasi (pengembang) tidak ada, ke warga, RT, RW, Lurah enggak ada komunikasi," ujarnya.
Hai Sobat Medcom, terima kasih sudah menjadikan Medcom.id sebagai referensi terbaikmu. Kami ingin lebih mengenali kebutuhanmu. Bantu kami mengisi angket ini yuk https://tinyurl.com/MedcomSurvey2021 dan dapatkan saldo Go-Pay/Ovo @Rp 50 ribu untuk 20 pemberi masukan paling berkesan. Salam hangat. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)