Jakarta: Pulau Bali merupakan salah satu destinasi terfavorit bagi wisatawan asing maupun lokal. Namun siapa yang menyangka di balik keindahan Pulau Dewata, masih ada daerah yang masih kesulitan mendapatkan air bersih, salah satunya Desa Wanagiri di Kabupaten Buleleng, Bali.
Tokoh masyarakat Desa Wanagiri, Nyoman Widiada, mengatakan bahwa desanya sering kali mengalami krisis air bersih karena kesulitan akses. Nyoman menjelaskan bahwa desa yang berada di daerah pegunungan dengan ketinggian 1.200 meter dari permukaan laut itu harus memanfaatkan air dari Danau Buyan yang memiliki jarak yang cukup jauh dari desa mereka.
Demi mendapatkan air bersih, mereka harus menarik air dari Danau Buyan. Warga desa secara mandiri maupun berkelompok, menggunakan biaya masing-masing untuk membeli mesin pompa dan bensin untuk menjalankan mesin yang hanya mampu menarik air sejauh 400 meter.
"Untuk mendapatkan air bersih, warga Desa Wanagiri harus naik turun gunung dengan kemiringan 80 derajat hanya untuk mendapatkan air dari mesin pompa. Dengan jarak tempuh cukup jauh dan medan yang berat, mereka harus mengambil air bersih ini tidak hanya untuk kebutuhan rumah tangga saja," jelas Nyoman.
Air Danau Buyan sendiri digunakan untuk berbagai kebutuhan seperti minum, mandi dan memasak, serta untuk kebutuhan pertanian dan peternakan. Karena itu, tak jarang warga Desa Wanagiri kadang terpaksa merogoh kocek untuk membeli air galon setiap hari dengan harga sekitar Rp12.000 demi memenuhi kebutuhan air bersih sehari-hari.
Kondisi yang sama juga terjadi di Desa Rendang di Kabupaten Karangasem, Desa Penglumbaran di Kabupaten Bangli, Desa Tampaksiring di Kabupaten Gianyar serta Desa Tembeling di Kabupaten Klungkung yang juga belum memiliki akses air bersih.
Desa-desa tersebut memiliki persoalan yang berbeda-beda. Desa Rendang misalnya, mereka kesulitan memperoleh air bersih dikarenakan terbatasnya sumber air dan lokasi desa yang berada di atas ketinggian dengan kondisi kontur tanah yang kering.
Sementara itu, berdasarkan penelitian yang dilakukan Yayasan IDEP Selaras Alam atau IDEP Foundation menemukan fakta bahwa muka air tanah di beberapa wilayah di Bali terutama di wilayah bagian selatan telah mengalami penurunan hingga lebih dari 50 meter dalam waktu kurang dari sepuluh tahun.
Kekurangan air bersih juga berdampak terhadap para petani di Desa Tampaksiring. Kondisi ini mengakibatkan petani kesulitan untuk memenuhi kebutuhan air untuk sawah mereka.
Upaya memenuhi kebutuhan air bersih
Sejumlah langkah dilakukan untuk mengatasi isu air bersih yang dialami oleh beberapa desa di Bali. Salah satunya dilakukan oleh Komando Daerah Militer (Kodam) IX Udayana yang berkolaborasi dengan Shopee pada Juli 2021 lalu untuk melakukan pembangunan pompa air di lima titik desa tersebut.
Kegiatan ini membantu hampir 1.800 kepala keluarga untuk mendapatkan akses air bersih. Hasilnya, masyarakat desa di lima titik tersebut mulai merasakan perbedaan signifikan di dalam berbagai aspek.
Adanya pompa tersebut diharapkan dapat mempermudah kehidupan sehari-hari masyarakat di desa itu. Sedangkan untuk perawatannya akan terus dilakukan bersama-sama agar dapat terus menjadi sumber air.
Jakarta: Pulau
Bali merupakan salah satu destinasi terfavorit bagi wisatawan asing maupun lokal. Namun siapa yang menyangka di balik keindahan Pulau Dewata, masih ada daerah yang masih kesulitan mendapatkan
air bersih, salah satunya Desa Wanagiri di Kabupaten Buleleng, Bali.
Tokoh masyarakat Desa Wanagiri, Nyoman Widiada, mengatakan bahwa desanya sering kali mengalami krisis air bersih karena kesulitan akses. Nyoman menjelaskan bahwa desa yang berada di daerah pegunungan dengan ketinggian 1.200 meter dari permukaan laut itu harus memanfaatkan air dari Danau Buyan yang memiliki jarak yang cukup jauh dari desa mereka.
Demi mendapatkan air bersih, mereka harus menarik air dari Danau Buyan. Warga desa secara mandiri maupun berkelompok, menggunakan biaya masing-masing untuk membeli mesin pompa dan bensin untuk menjalankan mesin yang hanya mampu menarik air sejauh 400 meter.
"Untuk mendapatkan air bersih, warga Desa Wanagiri harus naik turun gunung dengan kemiringan 80 derajat hanya untuk mendapatkan air dari mesin pompa. Dengan jarak tempuh cukup jauh dan medan yang berat, mereka harus mengambil air bersih ini tidak hanya untuk kebutuhan rumah tangga saja," jelas Nyoman.
Air Danau Buyan sendiri digunakan untuk berbagai kebutuhan seperti minum, mandi dan memasak, serta untuk kebutuhan pertanian dan peternakan. Karena itu, tak jarang warga Desa Wanagiri kadang terpaksa merogoh kocek untuk membeli air galon setiap hari dengan harga sekitar Rp12.000 demi memenuhi kebutuhan air bersih sehari-hari.
Kondisi yang sama juga terjadi di Desa Rendang di Kabupaten Karangasem, Desa Penglumbaran di Kabupaten Bangli, Desa Tampaksiring di Kabupaten Gianyar serta Desa Tembeling di Kabupaten Klungkung yang juga belum memiliki akses air bersih.