Sumenep: Sejumlah petani di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, memilih tidak memanen cabai lantaran kecewa harganya yang anjlok. Bahkan beberapa dibiarkan membusuk lantaran ongkos buruh petik tidak sebanding dengan harga jual.
Kondisi ini terlihat di Desa Karang Nangka, Kecamatan Rubaru, Kabupaten Sumenep. Anjloknya harga cabai bahkan pernah sampai menyentuh Rp4 ribu perkilonya.
"Banyak petani merugi, karena mereka masih mempekerjakan buruh petik untuk memanen cabai mereka. Padahal harga jual cabai tidak sebanding dengan upah buruh petik," kata salah satu petani cabai, Yusuf, ditemui di sekitar ladang cabai, Selasa, 31 Agustus 2021.
Baca: TNI Jemput Bola Vaksinasi Covid-19 Sasar Nelayan dan Suku Anak Dalam
Koordinator penyuluh BPP Kecamatan Rubaru, ahtiar Julianto, membenarkan kondisi miris ini. Menurutnya dari 154 hektare lahan produktif tanaman cabai se-Kecamatan Rubaru, banyak yang dibiarkan karena harga jual cabai tidak bisa menutupi biaya panen.
"Anjloknya harga ini sangat meresahkan bagi para petani. Sebab modal mereka untuk pupuk sudah besar, belum lagi biaya untuk sewa buruh petik saat panen," jelasnya.
Hai Sobat Medcom, terima kasih sudah menjadikan Medcom.id sebagai referensi terbaikmu. Kami ingin lebih mengenali kebutuhanmu. Bantu kami mengisi angket ini yuk https://tinyurl.com/MedcomSurvey2021 dan dapatkan saldo Go-Pay/Ovo @Rp 50 ribu untuk 20 pemberi masukan paling berkesan. Salam hangat.
Sumenep: Sejumlah petani di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, memilih tidak memanen
cabai lantaran kecewa harganya yang anjlok. Bahkan beberapa dibiarkan membusuk lantaran ongkos buruh petik tidak sebanding dengan harga jual.
Kondisi ini terlihat di Desa Karang Nangka, Kecamatan Rubaru, Kabupaten Sumenep. Anjloknya harga cabai bahkan pernah sampai menyentuh Rp4 ribu perkilonya.
"Banyak petani merugi, karena mereka masih mempekerjakan buruh petik untuk memanen cabai mereka. Padahal harga jual cabai tidak sebanding dengan upah buruh petik," kata salah satu petani cabai, Yusuf, ditemui di sekitar ladang cabai, Selasa, 31 Agustus 2021.
Baca:
TNI Jemput Bola Vaksinasi Covid-19 Sasar Nelayan dan Suku Anak Dalam
Koordinator penyuluh BPP Kecamatan Rubaru, ahtiar Julianto, membenarkan kondisi miris ini. Menurutnya dari 154 hektare lahan produktif tanaman cabai se-Kecamatan Rubaru, banyak yang dibiarkan karena harga jual cabai tidak bisa menutupi biaya panen.
"Anjloknya harga ini sangat meresahkan bagi para petani. Sebab modal mereka untuk pupuk sudah besar, belum lagi biaya untuk sewa buruh petik saat panen," jelasnya.
Hai Sobat Medcom, terima kasih sudah menjadikan Medcom.id sebagai referensi terbaikmu. Kami ingin lebih mengenali kebutuhanmu. Bantu kami mengisi angket ini yuk https://tinyurl.com/MedcomSurvey2021 dan dapatkan saldo Go-Pay/Ovo @Rp 50 ribu untuk 20 pemberi masukan paling berkesan. Salam hangat. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(DEN)