Palangkaraya: Berdasarkan kajian risiko bencana Kalimantan Tengah tahun 2020, kebakaran hutan dan lahan masih menjadi ancaman tahun ini. Ada ratusan desa dengan risiko tinggi rawan kebakaran hutan dan lahan.
"Adapun desa rawan kebakaran di Kalteng terbagi menjadi beberapa kategori," kata Pelaksana Tugas Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran (BPB-PK) Kalteng Darliansjah saat dihubungi di Palangka Raya, Jumat, 5 Juni 2020.
Desa dengan tingkat kerawanan sangat tinggi ada 263 desa, sementara tingkat kerawanan tinggi 222 desa, tingkat kerawanan sedang 94 desa, serta tingkat kerawanan rendah 1.033 desa. Dari data darurat bencana karhutla di Kalteng setiap tahunnya meningkat. Parameter titik panas pada 2018 sebanyak 7.088 titik dan terjadi peningkatan sebesar 706 persen pada 2019 menjadi 50.046 titik.
Sedangkan parameter luas areal yang terbakar pada 2018 adalah 7.107,88 hektare dan meningkat sebesar 186 persen pada 2019 menjadi 13.285,3 hektare. Adapun lahan yang terbakar berupa tanah gambut pada 2018 yakni 2.353,8 hektare dan meningkat sebesar 322 persen pada 2019 menjadi 7.595,1 hektare. Sedangkan pada tanah mineral pada 2018 yakni 4.754,08 hektare dan meningkat sebesar 119 persen pada 2019 menjadi 5.690,2 hektare.
Baca: Ratusan Rumah di Karawang Rusak Dihantam Banjir Rob
"Kami pun sudah melakukan evaluasi dan mendapati sejumlah permasalahan yang dihadapi pada karhutla 2019 lalu," ungkapnya.
Ditambah belum adanya satuan tugas pencegahan dan kesiapsiagaan hingga tingkat kelurahan dan desa. Serta terbatasnya sarana dan prasarana penanganan karhutla, serta kurangnya pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang dampak karhutla.
Kemudian belum optimalnya sinergitas pemangku kepentingan dalam pencegahan dan penanganan karhutla. Hingga belum memadai dan optimalnya anggaran yang fokus pada pencegahan dan kesiapsiagaan karhutla.
"Hal-hal yang perlu menjadi perhatian dalam penanganan karhutla pada 2020, dimulai dari pencegahan, mitigasi, operasi darat, serta operasi udara," jelasnya.
Palangkaraya: Berdasarkan kajian risiko bencana Kalimantan Tengah tahun 2020, kebakaran hutan dan lahan masih menjadi ancaman tahun ini. Ada ratusan desa dengan risiko tinggi rawan kebakaran hutan dan lahan.
"Adapun desa rawan kebakaran di Kalteng terbagi menjadi beberapa kategori," kata Pelaksana Tugas Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran (BPB-PK) Kalteng Darliansjah saat dihubungi di Palangka Raya, Jumat, 5 Juni 2020.
Desa dengan tingkat kerawanan sangat tinggi ada 263 desa, sementara tingkat kerawanan tinggi 222 desa, tingkat kerawanan sedang 94 desa, serta tingkat kerawanan rendah 1.033 desa. Dari data darurat bencana karhutla di Kalteng setiap tahunnya meningkat. Parameter titik panas pada 2018 sebanyak 7.088 titik dan terjadi peningkatan sebesar 706 persen pada 2019 menjadi 50.046 titik.
Sedangkan parameter luas areal yang terbakar pada 2018 adalah 7.107,88 hektare dan meningkat sebesar 186 persen pada 2019 menjadi 13.285,3 hektare. Adapun lahan yang terbakar berupa tanah gambut pada 2018 yakni 2.353,8 hektare dan meningkat sebesar 322 persen pada 2019 menjadi 7.595,1 hektare. Sedangkan pada tanah mineral pada 2018 yakni 4.754,08 hektare dan meningkat sebesar 119 persen pada 2019 menjadi 5.690,2 hektare.
Baca:
Ratusan Rumah di Karawang Rusak Dihantam Banjir Rob
"Kami pun sudah melakukan evaluasi dan mendapati sejumlah permasalahan yang dihadapi pada karhutla 2019 lalu," ungkapnya.
Ditambah belum adanya satuan tugas pencegahan dan kesiapsiagaan hingga tingkat kelurahan dan desa. Serta terbatasnya sarana dan prasarana penanganan karhutla, serta kurangnya pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang dampak karhutla.
Kemudian belum optimalnya sinergitas pemangku kepentingan dalam pencegahan dan penanganan karhutla. Hingga belum memadai dan optimalnya anggaran yang fokus pada pencegahan dan kesiapsiagaan karhutla.
"Hal-hal yang perlu menjadi perhatian dalam penanganan karhutla pada 2020, dimulai dari pencegahan, mitigasi, operasi darat, serta operasi udara," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WHS)