Jayapura: Proses identifikasi terhadap 12 jenazah Helikopter MI-17 yang dilakukan oleh tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Papua berjalan kurang lebih tiga jam. Indentifikasi dimulai pada pukul 20.00 WIT hingga pukul 23.00 WIT pada, Sabtu, 15 Februari 2020.
Kepala Kesehatan Kodam (Kakesdam) XVII/Cenderawasih, Kolonel CKM. Djanuar Fitriadi, mengatakan proses identifikasi berjalan dengan efisien dan cepat karena pihaknya sebelumnya sudah mengumpul data-data korban berupa data Antemortem dan Postmortem.
“Proses identifikasi ini bukan hanya terjadi pada malam kemarin (Sabtu, 15 Februari 2020), tetapi sudah jauh-jauh hari sebelum proses evakuasi dari Oksibil (Kabupaten Pegunungan Bintang) menuju ke Jayapura (Lanud Silas Papare),” kata Djanuar, Minggu, 16 Februari 2020 di RS Bhayangkara, Jayapura.
Djanur mengatakan, tim DVI Polda Papua dalam proses identifikasi dibantu oleh Kesdam XVII/Cenderawasih, RS Abepura, Kesehatan AL, Kesehatan AU, dan RSUD Jayapura.
“Pengumpulan data-data Antemortem sudah dimulai dari beberapa pekan lalu yang dikomandoi oleh Kabid Dokker Polda Papua untuk mengambil data-data dari seluruh daerah di mana keluarga korban berada. Berdasarkan data-data Ante Mortem tersebut, kami melakukan proses rekonsiliasi atau identifikasi terhadap para korban,” ujarnya.
Kabid Dokkes Polda Papua, Kombes Pol. Agustinus Mulyanto Hardi, mengatakan hasil identifikasi oleh tim DVI Polda Papua terhadap 11 kantong jenazah menggunakan dua metode yaitu metode Post Mortem dan Ante Mortem.
“12 korban teridentifikasi berdasarkan data primer gigi sebanyak satu jenazah, kemudian jenazah yang diidentifikasi dengan dua data sekunder yaitu data property dan data medis sebanyak empat jenazah, selanjutnya teridentifikasi menggunakan data primer gigi dan data sekunder properti sebanyak enam jenazah dan satu jenazah teridentifikasi secara inklusi,” kata Agustinus.
Jayapura: Proses identifikasi terhadap
12 jenazah Helikopter MI-17 yang dilakukan oleh tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Papua berjalan kurang lebih tiga jam. Indentifikasi dimulai pada pukul 20.00 WIT hingga pukul 23.00 WIT pada, Sabtu, 15 Februari 2020.
Kepala Kesehatan Kodam (Kakesdam) XVII/Cenderawasih, Kolonel CKM. Djanuar Fitriadi, mengatakan proses identifikasi berjalan dengan efisien dan cepat karena pihaknya sebelumnya sudah mengumpul data-data korban berupa data Antemortem dan Postmortem.
“Proses identifikasi ini bukan hanya terjadi pada malam kemarin (Sabtu, 15 Februari 2020), tetapi sudah jauh-jauh hari sebelum proses evakuasi dari Oksibil (Kabupaten Pegunungan Bintang) menuju ke Jayapura (Lanud Silas Papare),” kata Djanuar, Minggu, 16 Februari 2020 di RS Bhayangkara, Jayapura.
Djanur mengatakan, tim DVI Polda Papua dalam proses identifikasi dibantu oleh Kesdam XVII/Cenderawasih, RS Abepura, Kesehatan AL, Kesehatan AU, dan RSUD Jayapura.
“Pengumpulan data-data Antemortem sudah dimulai dari beberapa pekan lalu yang dikomandoi oleh Kabid Dokker Polda Papua untuk mengambil data-data dari seluruh daerah di mana keluarga korban berada. Berdasarkan data-data Ante Mortem tersebut, kami melakukan proses rekonsiliasi atau identifikasi terhadap para korban,” ujarnya.
Kabid Dokkes Polda Papua, Kombes Pol. Agustinus Mulyanto Hardi, mengatakan hasil identifikasi oleh tim DVI Polda Papua terhadap 11 kantong jenazah menggunakan dua metode yaitu metode Post Mortem dan Ante Mortem.
“12 korban teridentifikasi berdasarkan data primer gigi sebanyak satu jenazah, kemudian jenazah yang diidentifikasi dengan dua data sekunder yaitu data property dan data medis sebanyak empat jenazah, selanjutnya teridentifikasi menggunakan data primer gigi dan data sekunder properti sebanyak enam jenazah dan satu jenazah teridentifikasi secara inklusi,” kata Agustinus.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ALB)