OKU Timur: Gubernur Sumatra Selatan Herman Deru meresmikan listrik masuk sawah yang ditandai dengan penyambungan kabel listrik ke pompa air persawahan yang dipusatkan di Kelurahan Veteran Kecamatan Martapura Kabupaten OKU Timur, Sabtu, 28 November 2020.
Hadirnya program listrik untuk pompa air sawah atau listrik masuk sawah tersebut diyakini dapat lebih meningkatkan produktifitas pertanian di Kabupaten OKU Timur. Bahkan ke depan akan diterapkan juga di sentra-sentra tanaman pangan di Kabupaten/kota di Sumsel.
"Tentu kami apresiasi upaya ini. Apalagi pertanian memang menjadi prioritas kita dan persawahan di daerah ini sangat produktif. Ini juga membuktikan jika semangat petani terus tumbuh meski di masa pandemi covid-19. Upaya ini bisa mengangkat potensi pertanian yang ada," kata Herman Deru.
Menurutnya, listrik masuk sawah tersebut merupakan jawaban atas kebutuhan para petani. Sebelumnya, pengairan sawah tadah hujan di OKU Timur hanya mengandalkan mesin konvensional dengan biaya cukup tinggi sedangkan waktu tanam sangat terbatas; satu kali dalam setahun.
Baca juga: Komunitas Biara Kkottongaen di Manggarai Barat Terpapar Covid-19
Adanya listrik masuk sawah ke depan sawah-sawah tadah hujan diyakini akan lebih produktif dari satu kali panen menjadi tiga kali panen dalam setahun.
"Dengan pompa ini tentu menghemat biaya dan meningkatkan produksi pangan kita. Selama ini dengan pengairan dengan mesin konvensional produksi padi hanya satu kali setahun. Namun dengan pompa listrik ini, produksi padi akan jauh meningkat," terang dia.
Herman Deru mendukung penuh program listrik masuk sawah tersebut. Bahkan, pihaknya langsung menginstruksikan Dinas Pertanian Sumsel untuk membantu penyediaan sumur untuk pompa listrik pengairan sawah tersebut.
Terlebih, pertanian sendiri memang merupakan sektor andalan Sumsel dalam meningkatkan perekonomian masyarakat.
"Berapa pun sumur yang dibutuhkan harus disediakan. Saya instruksikan Dinas Pertanian bantu buatkan sumur untuk pompa listrik ini. Semua yang kita lakukan ini muaranya peningkatan pangan dan perekonomian masyarakat," ungkapnya.
Kabupaten OKU Timur disebut-sebut merupakan proyek percontohan listrik pompanisasi persawahan tersebut. Satu sumur pompa listrik tersebut mampu mengairi empat hektare sawah yang dikelola petani.
"Dengan ini, mudah-mudahan OKU Timur bisa kembali menjadi daerah penghasil pangan terbesar. Yang sebelum hanya satu kali panen dengan adanya pompa listrik ini saya tantang produksinya harus sampai tiga kali," bebernya.
Baca juga: Dua Ton Sampah Diangkat dari Sungai Ciliwung di Bogor
Sementara itu, Bupati OKU Timur, Kholid Mawardi, mengatakan program listrik masuk sawah tersebut merupakan kerja sama antara Pemkab OKU Timur, PLN UIW S2JB Lahat, dan Dinas terkait.
"Tentu kita berupaya agar petani terus untung. Saat ini sudah dibuat lima sumur untuk pompa listrik pengairan sawah tersebut," ujar Kholid.
Dia menjelaskan, selama ini para petani hanya menggunakan genset untuk membantu pengairan sawah dan menghabiskan dana jutaan rupiah dalam semusim.
"Namun dengan pompa listrik bisa lebih menghemat biaya dan produksi pertanian bisa berkali-kali," jelasnya.
OKU Timur: Gubernur Sumatra Selatan Herman Deru meresmikan listrik masuk sawah yang ditandai dengan penyambungan kabel listrik ke pompa air
persawahan yang dipusatkan di Kelurahan Veteran Kecamatan Martapura Kabupaten OKU Timur, Sabtu, 28 November 2020.
Hadirnya program listrik untuk pompa air sawah atau listrik masuk sawah tersebut diyakini dapat lebih meningkatkan produktifitas pertanian di Kabupaten OKU Timur. Bahkan ke depan akan diterapkan juga di sentra-sentra tanaman pangan di Kabupaten/kota di Sumsel.
"Tentu kami apresiasi upaya ini. Apalagi pertanian memang menjadi prioritas kita dan persawahan di daerah ini sangat produktif. Ini juga membuktikan jika semangat petani terus tumbuh meski di masa pandemi covid-19. Upaya ini bisa mengangkat potensi pertanian yang ada," kata Herman Deru.
Menurutnya, listrik masuk sawah tersebut merupakan jawaban atas kebutuhan para petani. Sebelumnya, pengairan sawah tadah hujan di OKU Timur hanya mengandalkan mesin konvensional dengan biaya cukup tinggi sedangkan waktu tanam sangat terbatas; satu kali dalam setahun.
Baca juga:
Komunitas Biara Kkottongaen di Manggarai Barat Terpapar Covid-19
Adanya listrik masuk sawah ke depan sawah-sawah tadah hujan diyakini akan lebih produktif dari satu kali panen menjadi tiga kali panen dalam setahun.
"Dengan pompa ini tentu menghemat biaya dan meningkatkan produksi pangan kita. Selama ini dengan pengairan dengan mesin konvensional produksi padi hanya satu kali setahun. Namun dengan pompa listrik ini, produksi padi akan jauh meningkat," terang dia.
Herman Deru mendukung penuh program listrik masuk sawah tersebut. Bahkan, pihaknya langsung menginstruksikan Dinas Pertanian Sumsel untuk membantu penyediaan sumur untuk pompa listrik pengairan sawah tersebut.
Terlebih, pertanian sendiri memang merupakan sektor andalan Sumsel dalam meningkatkan perekonomian masyarakat.
"Berapa pun sumur yang dibutuhkan harus disediakan. Saya instruksikan Dinas Pertanian bantu buatkan sumur untuk pompa listrik ini. Semua yang kita lakukan ini muaranya peningkatan pangan dan perekonomian masyarakat," ungkapnya.
Kabupaten OKU Timur disebut-sebut merupakan proyek percontohan listrik pompanisasi persawahan tersebut. Satu sumur pompa listrik tersebut mampu mengairi empat hektare sawah yang dikelola petani.
"Dengan ini, mudah-mudahan OKU Timur bisa kembali menjadi daerah penghasil pangan terbesar. Yang sebelum hanya satu kali panen dengan adanya pompa listrik ini saya tantang produksinya harus sampai tiga kali," bebernya.
Baca juga:
Dua Ton Sampah Diangkat dari Sungai Ciliwung di Bogor
Sementara itu, Bupati OKU Timur, Kholid Mawardi, mengatakan program listrik masuk sawah tersebut merupakan kerja sama antara Pemkab OKU Timur, PLN UIW S2JB Lahat, dan Dinas terkait.
"Tentu kita berupaya agar petani terus untung. Saat ini sudah dibuat lima sumur untuk pompa listrik pengairan sawah tersebut," ujar Kholid.
Dia menjelaskan, selama ini para petani hanya menggunakan genset untuk membantu pengairan sawah dan menghabiskan dana jutaan rupiah dalam semusim.
"Namun dengan pompa listrik bisa lebih menghemat biaya dan produksi pertanian bisa berkali-kali," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)