Bandung: Dinas Perhubungan Kota Bandung berencana untuk merelokasi sekitar 100 mesin parkir karena dinilai memiliki potensi pendapatan. 100 mesin parkir tersebut mayoritas berada di tempat yang tidak sesuai sehingga minimnya transaksi menggunakan alat tersebut.
Menurut Kepala Dishub Kota Bandung, Ricky Gustiadi, hingga kini terdapat 307 mesin parkir ditempatkan di berbagai titik yang memiliki potensi pendatapan. Namun 100 mesin parkir tersebut dinilai tidak efektif setelah dilakukan evaluasi.
"Mesin parkir sudah jalan sekitar 307, dan sekitar 100 akan kita coba relokasi dan kita perbaiki dengan kemampuan yang ada. Dipindahkan karena mungkin pada waktu penempatan awalnya itu di tempat yang sepi, tidak potensi dan juga ada kerusakan dan itu yang kita pindahkan," kata Ricky di Bali Kota Bandung, Jalan Wastukencana, Selasa, 10 Mei 2022.
Ia mengaku, hingga kini pendapatan dari mesin parkir mencapai Rp1 miliar setiap bulannya. Jumlah tersebut diyakini Ricky akan bertambah jila seluruh mesin parkir bisa digunakan secara maksimal.
Baca: Program Mesin Parkir di Kota Bandung Akan Dievaluasi
"Pendapatan bagus, per bulan sekitar satu miliar rupiah. Dan kita akan terus kembangkan terminal parkir elektronik ini," tuturnya.
Sebelumnya Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, menyoroti mesin parkir yang menjadi aset Pemkot Bandung tersebut. Pasalnya, Ridwan Kamil menilai Pemkot Bandung belum bisa memanfaatkan mesin parkir tersebut yang hadir sejak 2017 silam saat kepemimpinannya.
"Ini sudah dibahas bahkan Pak Kajati (Jabar) juga memberikan perhatian aset-aset di Kota Bandung yang belum dimanfaatkan maksimal," kata Ridwan Kamil di Gedung Pakuan, Bandung, beberapa waktu lalu.
Mesin parkir tersebut dihadirkan saat Ridwan Kamil menjabat sebagai Wali Kota Bandung pada 2017 silam. Pengadaan mesin parkir tersebut menelan hingga Rp80 miliar melalui anggaran tahun 2016 dengan harga perunitnya sekitar Rp125 juta bermerek Cale itu dibeli dengan skema e-katalog.
Bandung: Dinas Perhubungan Kota Bandung berencana untuk merelokasi sekitar 100
mesin parkir karena dinilai memiliki potensi pendapatan. 100 mesin parkir tersebut mayoritas berada di tempat yang tidak sesuai sehingga minimnya transaksi menggunakan alat tersebut.
Menurut Kepala Dishub Kota Bandung, Ricky Gustiadi, hingga kini terdapat 307 mesin parkir ditempatkan di berbagai titik yang memiliki potensi pendatapan. Namun 100 mesin parkir tersebut dinilai tidak efektif setelah dilakukan evaluasi.
"Mesin parkir sudah jalan sekitar 307, dan sekitar 100 akan kita coba relokasi dan kita perbaiki dengan kemampuan yang ada. Dipindahkan karena mungkin pada waktu penempatan awalnya itu di tempat yang sepi, tidak potensi dan juga ada kerusakan dan itu yang kita pindahkan," kata Ricky di Bali Kota Bandung, Jalan Wastukencana, Selasa, 10 Mei 2022.
Ia mengaku, hingga kini pendapatan dari mesin parkir mencapai Rp1 miliar setiap bulannya. Jumlah tersebut diyakini Ricky akan bertambah jila seluruh mesin parkir bisa digunakan secara maksimal.
Baca: Program Mesin Parkir di Kota Bandung Akan Dievaluasi
"Pendapatan bagus, per bulan sekitar satu miliar rupiah. Dan kita akan terus kembangkan terminal parkir elektronik ini," tuturnya.
Sebelumnya Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, menyoroti mesin parkir yang menjadi aset Pemkot Bandung tersebut. Pasalnya, Ridwan Kamil menilai Pemkot Bandung belum bisa memanfaatkan mesin parkir tersebut yang hadir sejak 2017 silam saat kepemimpinannya.
"Ini sudah dibahas bahkan Pak Kajati (Jabar) juga memberikan perhatian aset-aset di Kota Bandung yang belum dimanfaatkan maksimal," kata Ridwan Kamil di Gedung Pakuan, Bandung, beberapa waktu lalu.
Mesin parkir tersebut dihadirkan saat Ridwan Kamil menjabat sebagai Wali Kota Bandung pada 2017 silam. Pengadaan mesin parkir tersebut menelan hingga Rp80 miliar melalui anggaran tahun 2016 dengan harga perunitnya sekitar Rp125 juta bermerek Cale itu dibeli dengan skema e-katalog.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WHS)