Tangerang: Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang mengeluarkan sejumlah kebijakan untuk menekan dampak penyesuaian penaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Kebijakan tersebut meliputi bidang transportasi hingga pemenuhan kebutuhan pokok harian.
Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah mengatakan, di sisi transportasi kebijakan yang dikeluarkan dengan menggratiskan tarif dua moda transportasi yaitu Bus Tayo dan angkutan perkotaan Si Benteng.
"Sebelumnya kan bayar Rp2 ribu, sekarang kita gratiskan. Ini untuk membantu masyarakat, karena harga BBM kan naik. Selain itu, supaya masyarakat mau untuk beralih menggunakan transportasi umum," ujarnya, Senin, 5 September 2022.
Sementara, Kepala Dinas Perhubungan Kota Tangerang Wahyudi Iskandar menjelaskan, kebijakan digratiskannya tarif untuk dua moda transportasi Bus Tayo dan angkutan perkotaan Si Benteng berlaku mulai Selasa, 6 September 2022.
"Sesuai arahan, jadi mulai besok tarifnya digratiskan," singkat Wahyudi.
Di sisi lain, Ketua Organisasi Angkutan Darat (Organda) Kota Tangerang Edi Faisal Lubis mengatakan penaikan harga BBM memengaruhi tarif angkutan kota (angkot). Di Kota Tangerang, tarif angkot naik sebesar 17 persen.
"Kita sudah fix 17 persen. Jadi kalau di rupiahkan naik Rp1.000. Untuk penerapannya tinggal tunggu mekanisme di pemerintahannya saja," ujar Edi saat dikonfirmasi Medcom.id, Senin, 5 September 2022.
Menurut Edi, penaikan tarif sebesar 17 persen tersebut harus dilakukan, lantaran telah disesuaikan dengan harga suku cadang hingga sejumlah elemen lainnya yang juga ikut naik.
"Jadi baru dapat rumusannya untuk semua itu, kita telah mengajukan ke Dishub (Dinas Perhubungan) angkanya di sekitar 12 sampai 17 persen, kita ambil angka yang tertinggi untuk biaya onderdil dan lain-lainnya. Kalau tarif tidak naik, kita khawatir ke depan tak bisa memberikan pelayanan dengan baik," jelasnya.
Selain itu, Edi menjelaskan, usai penaikan harga BBM tersebut pihaknya pun mengajukan subsidi untuk sopir angkot yang beroperasi di Kota Tangerang. Namun, lanjutnya, untuk permohonan subsidi itu pihaknya belum tahu kapan akan direalisasikan.
"Kita baru pengajuan, jadi nanti tergantung pemerintah daerahnya dan anggarannya. Kita mengajukan subsidi untuk seluruh pengemudi yang ada di Kota Tangerang," katanya.
Meski demikian, Edi memastikan, tidak akan ada aksi mogok massal, yang dilakukan oleh sopir angkot di Kota Tangerang, akibat adanya kenaikan BBM.
"Setelah melakukan pertemuan, sopir angkot di Kota Tangerang pastikan tak akan melakukan mogok masal sebagai protes kenaikan tarif BBM. Semua berkepala dingin menanggapi kenaikan itu," jelasnya.
Tangerang: Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang mengeluarkan sejumlah kebijakan untuk menekan dampak penyesuaian penaikan harga
bahan bakar minyak (BBM). Kebijakan tersebut meliputi bidang transportasi hingga pemenuhan kebutuhan pokok harian.
Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah mengatakan, di sisi transportasi kebijakan yang dikeluarkan dengan menggratiskan tarif dua moda transportasi yaitu
Bus Tayo dan angkutan perkotaan
Si Benteng.
"Sebelumnya kan bayar Rp2 ribu, sekarang kita gratiskan. Ini untuk membantu masyarakat, karena harga BBM kan naik. Selain itu, supaya masyarakat mau untuk beralih menggunakan transportasi umum," ujarnya, Senin, 5 September 2022.
Sementara, Kepala Dinas Perhubungan Kota Tangerang Wahyudi Iskandar menjelaskan, kebijakan digratiskannya tarif untuk dua moda transportasi Bus Tayo dan angkutan perkotaan Si Benteng berlaku mulai Selasa, 6 September 2022.
"Sesuai arahan, jadi mulai besok tarifnya digratiskan," singkat Wahyudi.
Di sisi lain, Ketua Organisasi Angkutan Darat (Organda) Kota Tangerang Edi Faisal Lubis mengatakan penaikan harga BBM memengaruhi tarif angkutan kota (angkot). Di Kota Tangerang, tarif angkot naik sebesar 17 persen.
"Kita sudah fix 17 persen. Jadi kalau di rupiahkan naik Rp1.000. Untuk penerapannya tinggal tunggu mekanisme di pemerintahannya saja," ujar Edi saat dikonfirmasi Medcom.id, Senin, 5 September 2022.
Menurut Edi, penaikan tarif sebesar 17 persen tersebut harus dilakukan, lantaran telah disesuaikan dengan harga suku cadang hingga sejumlah elemen lainnya yang juga ikut naik.
"Jadi baru dapat rumusannya untuk semua itu, kita telah mengajukan ke Dishub (Dinas Perhubungan) angkanya di sekitar 12 sampai 17 persen, kita ambil angka yang tertinggi untuk biaya onderdil dan lain-lainnya. Kalau tarif tidak naik, kita khawatir ke depan tak bisa memberikan pelayanan dengan baik," jelasnya.
Selain itu, Edi menjelaskan, usai penaikan harga BBM tersebut pihaknya pun mengajukan subsidi untuk sopir angkot yang beroperasi di Kota Tangerang. Namun, lanjutnya, untuk permohonan subsidi itu pihaknya belum tahu kapan akan direalisasikan.
"Kita baru pengajuan, jadi nanti tergantung pemerintah daerahnya dan anggarannya. Kita mengajukan subsidi untuk seluruh pengemudi yang ada di Kota Tangerang," katanya.
Meski demikian, Edi memastikan, tidak akan ada aksi mogok massal, yang dilakukan oleh sopir angkot di Kota Tangerang, akibat adanya kenaikan BBM.
"Setelah melakukan pertemuan, sopir angkot di Kota Tangerang pastikan tak akan melakukan mogok masal sebagai protes kenaikan tarif BBM. Semua berkepala dingin menanggapi kenaikan itu," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WHS)