Jepara: Nurun Nikmah Awwalina mengenal batik belum genap 10 tahun. Tapi, kain batik karyanya kini banyak diminati warga mancanegara. Motif ukir Jepara dan nuansa pantai jadi andalan Lina -sapaan akrabnya-.
Kepada Medcom.id, Lina mengatakan, motif ukir Jepara yang bayak diaplikasikan dalam bentuk motif batik seperti daun trubus, jumbing, dan ukiran macan kurung. Serta biota laut seperti ikan dan penyu.
"Karena Jepara terkenal dengan ukir dan pantainya. Tapi ada juga motif-motif perpaduan kawung dengan ukiran atau mega mendung dengan daun," ujar Lina ditemui di rumahnya di Desa Mulyoharjo Kecamatan Jepara Kota, Kamis, 1 Oktober 2020.
Selain motif, yang membedakan batik Jepara dengan batik dari kota lain adalah penggunaan warna. Batik Jepara lebih banyak menggunakan warna-warna mencolok dan menggunakan pewarna alami.
"Kalau Pekalongan atau Solo warnanya identik dengan warna-warna soga, kalau Jepara warnanya ngether (terang)," kata Lina.
Baca: Malangnya Nasib Perajin Batik di Malang Gara-gara Covid-19
Kini batik karya Lina tidak hanya diminati warga Bumi Kartini. Pesanan kain batik juga datang dari Singapura dan Australia. Dibantu sejumlah pembantik, dalam sebulan Lina mampu menghasilkan empat lembar kain batik tulis.
"Tapi kalau batik cap bisa sampai serratus lembar sebulan," imbuh Lina sembari mengajak Medcom.id melihat proses pembuatan kain batik.
Mulanya, Lina belajar membantik hanya untuk mengisi waktu luang. Di sela-sela waktu mengasuh anak, Lina mengikuti kursus membantik di salah satu sanggar batik di Kota Ukir. Di tempat itu, Lina banyak diajari cara mencanting.
"Itu sekitar tahun 2011 hanya diajari nyating. Kemudian dibelikan alat-alat membatik oleh suami dari Pekalongan," ungkap Lina.
Mendapat dukungan dari suami, semangat belajar membantik Lina kian bergelora. Dia pun rajin mengikuti pelatihan membantik di berbagai kota. Bahkan untuk belajar pewarnaan, Lina sengaja nyantrik pada pembantik di Kabupaten Bantul.
"Karena waktu belajar di Jepara tidak diajari sampai pewarnaan, hanya diajari mencanting," ungkap Lina.
Kini sanggar batik miliki Lina jadi tempat praktik siswa jurusan batik sejumlah sekolah di Jepara. Selain itu, juga menjadi tempat belajar membatik bagi ibu-ibu dari sejumlah desa di Jepara.
Jepara: Nurun Nikmah Awwalina mengenal batik belum genap 10 tahun. Tapi,
kain batik karyanya kini banyak diminati warga mancanegara. Motif ukir Jepara dan nuansa pantai jadi andalan Lina -sapaan akrabnya-.
Kepada
Medcom.id, Lina mengatakan, motif ukir Jepara yang bayak diaplikasikan dalam bentuk motif batik seperti daun trubus, jumbing, dan ukiran macan kurung. Serta biota laut seperti ikan dan penyu.
"Karena Jepara terkenal dengan ukir dan pantainya. Tapi ada juga motif-motif perpaduan kawung dengan ukiran atau mega mendung dengan daun," ujar Lina ditemui di rumahnya di Desa Mulyoharjo Kecamatan Jepara Kota, Kamis, 1 Oktober 2020.
Selain motif, yang membedakan batik Jepara dengan batik dari kota lain adalah penggunaan warna. Batik Jepara lebih banyak menggunakan warna-warna mencolok dan menggunakan pewarna alami.
"Kalau Pekalongan atau Solo warnanya identik dengan warna-warna soga, kalau Jepara warnanya ngether (terang)," kata Lina.
Baca: Malangnya Nasib Perajin Batik di Malang Gara-gara Covid-19