Pengendara mobil melintasi banjir yang muncul usai hujan lebat di kawasan Kemang Raya, Jakarta, Selasa, 25 Maret 2020. Foto: Antara/Wahyu Putro A
Pengendara mobil melintasi banjir yang muncul usai hujan lebat di kawasan Kemang Raya, Jakarta, Selasa, 25 Maret 2020. Foto: Antara/Wahyu Putro A

Masyarakat Diimbau Antisipasi Dini Risiko Bencana

Ahmad Mustaqim • 02 November 2020 17:43
Kulon Progo: Masyarakat di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), diminta mampu mengantisipasi dini risiko bencana memasuki musim hujan dan fenomena La Nina. Kejadian longsor di sejumlah titik menjadi peringatan penting bagi warga untuk lebih waspada. 
 
"Pemahaman dasar untuk bisa menyelamatkan diri ada pada keluarga. Keluarga yang tahu ada ancaman harus segera mengajak ke lokasi lebih aman," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kulon Progo, Ariadi, Senin, 2 November 2020.
 
Menurutnya, sudah sekitar lima kejadian longsor di Kulon Progo pada awal musim hujan ini. Salah satunya terjadi di Kecamatan Kokap dan Girimulyo. Selain itu, ada kejadian tanggul jebol di Kecamatan Samigaluh pekan lalu. Tak ada korban jiwa pada semua kejadian itu. 

Ariadi mengungkapkan sebanyak 23 unit sistem peringatan dini bencana (early warning system/EWS) sudah terpasang di kawasan rawan longsor di Kecamatan Girimulyo, Kalibawang, dan Samigaluh. Ia mengakui EWS belum terpasang di semua titik rawan longsor. 
 
"Ada banyak titik longsor seperti di Kecamatan Girimulyo ada lima desa, Kecamatan Samigaluh ada tujuh, Kecamatan Kokap ada empat desa, Kecamatan Kalibawang empat desa, dan Kecamatan Pengasih ada dua desa," papar dia.
 
Baca juga: Muara Enim Sumsel Siaga Banjir dan Longsor
 
Ia melanjutkan terus berkomunikasi dengan BMKG untuk menyediakan informasi terbaru prakiraan cuaca. Informasi itu dapat dijadikan rujukan dalam pengambilan tindakan di lapangan. 
 
Selain itu, ia juga telah berkoordinasi dengan pemerintah kecamatan untuk diteruskan ke pemerintah desa sebagai penyambung agar warga lebih meningkatkan kewaspadaan dan antisipasi dini pada ancaman bencana. 
 
"Di sini ada 54 desa tangguh bencana. Semua di lokasi yang rawan," ucapnya. 
 
Ia menambahkan, personel dari berbagai instansi juga telah dikoordinasikan, seperti SAR dan organisasi perangkat daerah (OPD). Mereka akan segera bergerak jika sewaktu-waktu dibutuhkan. 
 
"Kita harus antisipasi puncak musim hujan mulai November. Termasuk nanti pada Desember, Januari, hingga Februari," jelasnya.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan