Bogor: Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bogor, menutup sementara Rumah Potong Hewan (RPH) Bubulak, Kecamatan Bogor Timur, selama 14 hari, lantaran terdapat tujuh sapi yang berstatus suspek Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
"Penutupan selama 14 hari ini dilakukan lantaran adanya tujuh sapi yang diduga atau suspek terjangkit PMK. Ketujuh sapi tersebut sudah diperiksa di laboratorium dan hasilnya akan kelaur besok," ujar," kata Kepala DKPP Kota Bogor, Anas S Rasmana kepada medcom.id, Bogor, Jawa Barat, Senin, 6 Juni 2022.
Ia menjelaskan, ketujuh sapi yang berada di RPH Bubulak belum tentu terjangkit PMK. Hewan tersebut baru suspek atau baru gejala klinis terjangkit PMK. Namun langkah tegas harus dilakukan dengan menutup tempat ini.
"Penutupan ini dilakukan supaya tidak ada sapi yang keluar dan sapi yang masuk ke RPH Bubulak, itu tujuannya kami menutup selama 14 hari," sebut Anas.
Ia menambahkan, jadi ketujuh sapi yang suspek tersebut masih dalam masa inkubasi selama 14 hari, sejak 4 Juni 2022 hingga 17 juni 2022. Selama masa inkubasi seluruh sapi diberikan vitamin dan obat.
Baca juga: Pemprov Sumsel Pastikan Kasus PMK Sudah Nihil Jelang Idul Adha
"Kalau disini metode penyembuhannya hanya dikasih vitamin dan obat, kami hanya menunggu sapi tersebut akan mati atau hidup. Jika terkena virus tingkat kematiannya rendah hanya satu persen," akunya.
Di sisi lain, DKPP Kota Bogor menyatakan ketersediaan hewan kurban untuk Iduladha 2022 belum mencukupi. Tiap tahun, Kota Bogor membutuhkan 17 ribu hewan kurban dan saat ini baru tersedia sekitar 2.000 ekor.
"Untuk hewan kurban jenis sapi data yang masuk hari ini ada 1.818 ekor. Kambing 69 ekor domba 45 ekor. Total keseluruhan 2 ribu dari target 17 ribu ekor hewan kurban. Jadi kami catat untuk saat ini Kota Bogor belum mencukupi kebutuhan hewan kurban Iduladha 2022," ungkap Anas.
Ia mengaku, terkait kebutuhan hewan kurban jenis sapi tiap tahunnya membutuhkan 12 ribu sampai 15 ribu ekor . Kurangnya ketersediaan sapi di Kota Bogor disebabkan adanya penyekatan di daerah asal sapi tersebut di pesen. Seperti Jawa Timur, Bali, Aceh dan NTT.
"Jumlah itu sedikit karena banyak disekat dari daerah asal sapi kita yang pesan. Karena sapi yang kita pesan banyaknya dari Jawa Timur," tambah Anas.
Bogor: Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bogor, menutup sementara Rumah Potong Hewan (RPH) Bubulak, Kecamatan Bogor Timur, selama 14 hari, lantaran terdapat tujuh sapi yang berstatus suspek
Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
"Penutupan selama 14 hari ini dilakukan lantaran adanya tujuh sapi yang diduga atau suspek terjangkit PMK. Ketujuh sapi tersebut sudah diperiksa di laboratorium dan hasilnya akan kelaur besok," ujar," kata Kepala DKPP Kota Bogor, Anas S Rasmana kepada medcom.id, Bogor, Jawa Barat, Senin, 6 Juni 2022.
Ia menjelaskan, ketujuh sapi yang berada di RPH Bubulak belum tentu terjangkit PMK. Hewan tersebut baru suspek atau baru gejala klinis terjangkit PMK. Namun langkah tegas harus dilakukan dengan menutup tempat ini.
"Penutupan ini dilakukan supaya tidak ada sapi yang keluar dan sapi yang masuk ke RPH Bubulak, itu tujuannya kami menutup selama 14 hari," sebut Anas.
Ia menambahkan, jadi ketujuh sapi yang suspek tersebut masih dalam masa inkubasi selama 14 hari, sejak 4 Juni 2022 hingga 17 juni 2022. Selama masa inkubasi seluruh sapi diberikan vitamin dan obat.
Baca juga:
Pemprov Sumsel Pastikan Kasus PMK Sudah Nihil Jelang Idul Adha
"Kalau disini metode penyembuhannya hanya dikasih vitamin dan obat, kami hanya menunggu sapi tersebut akan mati atau hidup. Jika terkena virus tingkat kematiannya rendah hanya satu persen," akunya.
Di sisi lain, DKPP Kota Bogor menyatakan ketersediaan hewan kurban untuk Iduladha 2022 belum mencukupi. Tiap tahun, Kota Bogor membutuhkan 17 ribu hewan kurban dan saat ini baru tersedia sekitar 2.000 ekor.
"Untuk hewan kurban jenis sapi data yang masuk hari ini ada 1.818 ekor. Kambing 69 ekor domba 45 ekor. Total keseluruhan 2 ribu dari target 17 ribu ekor hewan kurban. Jadi kami catat untuk saat ini Kota Bogor belum mencukupi kebutuhan hewan kurban Iduladha 2022," ungkap Anas.
Ia mengaku, terkait kebutuhan hewan kurban jenis sapi tiap tahunnya membutuhkan 12 ribu sampai 15 ribu ekor . Kurangnya ketersediaan sapi di Kota Bogor disebabkan adanya penyekatan di daerah asal sapi tersebut di pesen. Seperti Jawa Timur, Bali, Aceh dan NTT.
"Jumlah itu sedikit karena banyak disekat dari daerah asal sapi kita yang pesan. Karena sapi yang kita pesan banyaknya dari Jawa Timur," tambah Anas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)