Malang: Kasus positif demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Malang, Jawa Timur, tercatat mengalami peningkatan di awal 2024. Bahkan berdasarkan laporan yang diterima Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang, terdapat satu penderita DBD yang meninggal dunia pada Februari ini.
Kepala Dinkes Kabupaten Malang, Wiyanto Wijoyo, mengatakan sepanjang Januari 2024, terdapat temuan sebanyak 184 kasus positif DBD di Kabupaten Malang. Sedangkan pada Februari 2024, dilaporkan adanya temuan 130 kasus positif DBD.
“Yang meninggal satu, pada Februari 2024," kata Wiyantodi Malang, Kamis, 29 Februari 2024.
Selama dua bulan awal di 2024 ada 314 kasus positif DBD di wilayah Kabupaten Malang. Jumlah kasus itu meningkat jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun lalu yaitu sebanyak 277 kasus dengan rincian Januari 2023 sejumlah 142 kasus dan Februari 2023 sebanyak 135 kasus.
"Tahun kemarin (2023) ada sembilan yang meninggal dunia akibat DBD, itu dalam satu tahun. Sedangkan periode Januari hingga Februari di tahun lalu tidak ada korban meninggal dunia,” jelasnya.
Wiyanto menerangkan seorang penderita yang meninggal dunia merupakan warga Kecamatan Kasembon, Kabupaten Malang. Penderita ini merupakan warga kategori lanjut usia (lansia) yang sebelumnya memiliki penyakit bawaan.
“Satu penderita DBD dewasa di Kasembon meninggal dunia, karena dia ada komorbid jantung usianya juga lansia,” ujarnya.
Mantan Kepala Puskesmas Pakis itu menyebut puncak DBD biasanya terjadi pada musim penghujan di tiga bulan awal setiap tahunnya. Yakni Januari, Februari dan Maret.
“Nyamuk aides perindukannya di air jernih yang tidak berhubungan dengan tanah, jadi dia harus ada alasnya, bisa di semen, pot, bambu. Pada saat hujan banyak genangan terisi air dia meletakan telurnya di situ. Atau sebelumnya sudah ada telur, begitu hujan netes. Itu salah satu populasi nyamuk pada saat hujan bertambah,” ujarnya.
Malang: Kasus positif
demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Malang, Jawa Timur, tercatat mengalami peningkatan di awal 2024. Bahkan berdasarkan laporan yang diterima Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang, terdapat satu penderita
DBD yang meninggal dunia pada Februari ini.
Kepala Dinkes Kabupaten Malang, Wiyanto Wijoyo, mengatakan sepanjang Januari 2024, terdapat temuan sebanyak 184 kasus positif DBD di Kabupaten Malang. Sedangkan pada Februari 2024, dilaporkan adanya temuan 130 kasus positif DBD.
“Yang meninggal satu, pada Februari 2024," kata Wiyantodi Malang, Kamis, 29 Februari 2024.
Selama dua bulan awal di 2024 ada 314 kasus positif DBD di wilayah Kabupaten Malang. Jumlah kasus itu meningkat jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun lalu yaitu sebanyak 277 kasus dengan rincian Januari 2023 sejumlah 142 kasus dan Februari 2023 sebanyak 135 kasus.
"Tahun kemarin (2023) ada sembilan yang meninggal dunia akibat DBD, itu dalam satu tahun. Sedangkan periode Januari hingga Februari di tahun lalu tidak ada korban meninggal dunia,” jelasnya.
Wiyanto menerangkan seorang penderita yang meninggal dunia merupakan warga Kecamatan Kasembon, Kabupaten Malang. Penderita ini merupakan warga kategori lanjut usia (lansia) yang sebelumnya memiliki penyakit bawaan.
“Satu penderita DBD dewasa di Kasembon meninggal dunia, karena dia ada komorbid jantung usianya juga lansia,” ujarnya.
Mantan Kepala Puskesmas Pakis itu menyebut puncak DBD biasanya terjadi pada musim penghujan di tiga bulan awal setiap tahunnya. Yakni Januari, Februari dan Maret.
“Nyamuk aides perindukannya di air jernih yang tidak berhubungan dengan tanah, jadi dia harus ada alasnya, bisa di semen, pot, bambu. Pada saat hujan banyak genangan terisi air dia meletakan telurnya di situ. Atau sebelumnya sudah ada telur, begitu hujan netes. Itu salah satu populasi nyamuk pada saat hujan bertambah,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)