Bandung: Tercatat sebagai kota termacet di Indonesia, polisi masih mencari indikator dan penyebabnya. Sebab, polisi mengklaim saat ini Kota Bandung belum dapat disebut sebagai kota termacet dibandingkan kota lainnya.
Kepala Satuan Lalu Lintas Polrestabes Bandung, Kompol Bayu Catur Prabowo, mengatakan Bandung belum bisa disebut sebagai kota paling macet. Sebab indikatornya dapat dilihat dari traffic light atau lampu lalu lintas.
Menurut Bayu, kategori kemacetan ini bisa diukur bila satu kendaraan terjebak lima sampai tujuh kali di lampu lalu lintas. Sementara untuk di Bandung, dia menyebut kendaraan belum sampai lima sampai tujuh kali terjebak di waktu yang sama.
"Kota macet itu apabila kendaraan bisa lima sampai tujuh kali di lampu merah. Nah di Bandung belum sampai sana. Kalau tiga sampai empat kali di lampu merah posisi sama mungkin iya," kata Bayu di Markas Polrestabes Bandung, Selasa 8 Oktober 2019.
Bayu mencontohkan, persimpangan jalan Pasteur-Sukajadi, kendaraan yang terjebak lampu merah tak sampai 5 kali. Hal itu menjadi salah satu indikator bahwa Bandung belum terlalu macet.
"Wilayah Pasteur itu buangan dari semua jalur, tetapi pada saat sampai lampu merah Pasteur, tidak lebih dari tiga sampai empat lampu merah sudah bisa melewati baik ke Sukajadi maupun ke tol Pasteur. Nah ini suatu indikator Bandung belum terlalu macet," kata Bayu.
Dia mengatakan, pihak kepolisian dan pemerintah Kota Bandung terus berupaya mengurangi kemacetan. Salah satunya dengan melakukan rekayasa lalu lintas.
"Jadi sebetulnya Kota Bandung ini dengan tidak bisa bertambah lebar jalan, salah satu upaya yaitu dengan rekayasa," ucap Bayu.
Beberapa titik telah diterapkan rekayasa lalu lintas, seperti di kawasan Sukajadi-Cipaganti. Menurut Bayu, rekayasa di kawasan tersebut sudah membuahkan hasil.
"Perlu diketahui bahwa rekayasa kawasan Sukajadi-Cipaganti ini salah satu upaya bagaimana Kota Bandung mencoba berbenah dari kemacetan yang ada, kita eliminir titik-titik kemacetan. Hal ini bisa kita lihat hasilnya bahwa sudah ada hasil positif, jalur Sukajadi nggak terlalu macet begitu juga Cipaganti dan Cihampelas. Itu salah satu upaya yang kita lakukan, kita lakukan rekayasa," kata Bayu.
Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank/ADB), merilis survei Bandung menjadi kota termacet urutan ke-14. Dengan populasi lebih dari 5 juta penduduk, kemacetan di Bandung lebih parah dibandingkan Jakarta yang berada di posisi ke-17 dan Surabaya ke-20.
Bandung: Tercatat sebagai kota termacet di Indonesia, polisi masih mencari indikator dan penyebabnya. Sebab, polisi mengklaim saat ini Kota Bandung belum dapat disebut sebagai kota termacet dibandingkan kota lainnya.
Kepala Satuan Lalu Lintas Polrestabes Bandung, Kompol Bayu Catur Prabowo, mengatakan Bandung belum bisa disebut sebagai kota paling macet. Sebab indikatornya dapat dilihat dari traffic light atau lampu lalu lintas.
Menurut Bayu, kategori kemacetan ini bisa diukur bila satu kendaraan terjebak lima sampai tujuh kali di lampu lalu lintas. Sementara untuk di Bandung, dia menyebut kendaraan belum sampai lima sampai tujuh kali terjebak di waktu yang sama.
"Kota macet itu apabila kendaraan bisa lima sampai tujuh kali di lampu merah. Nah di Bandung belum sampai sana. Kalau tiga sampai empat kali di lampu merah posisi sama mungkin iya," kata Bayu di Markas Polrestabes Bandung, Selasa 8 Oktober 2019.
Bayu mencontohkan, persimpangan jalan Pasteur-Sukajadi, kendaraan yang terjebak lampu merah tak sampai 5 kali. Hal itu menjadi salah satu indikator bahwa Bandung belum terlalu macet.
"Wilayah Pasteur itu buangan dari semua jalur, tetapi pada saat sampai lampu merah Pasteur, tidak lebih dari tiga sampai empat lampu merah sudah bisa melewati baik ke Sukajadi maupun ke tol Pasteur. Nah ini suatu indikator Bandung belum terlalu macet," kata Bayu.
Dia mengatakan, pihak kepolisian dan pemerintah Kota Bandung terus berupaya mengurangi kemacetan. Salah satunya dengan melakukan rekayasa lalu lintas.
"Jadi sebetulnya Kota Bandung ini dengan tidak bisa bertambah lebar jalan, salah satu upaya yaitu dengan rekayasa," ucap Bayu.
Beberapa titik telah diterapkan rekayasa lalu lintas, seperti di kawasan Sukajadi-Cipaganti. Menurut Bayu, rekayasa di kawasan tersebut sudah membuahkan hasil.
"Perlu diketahui bahwa rekayasa kawasan Sukajadi-Cipaganti ini salah satu upaya bagaimana Kota Bandung mencoba berbenah dari kemacetan yang ada, kita eliminir titik-titik kemacetan. Hal ini bisa kita lihat hasilnya bahwa sudah ada hasil positif, jalur Sukajadi nggak terlalu macet begitu juga Cipaganti dan Cihampelas. Itu salah satu upaya yang kita lakukan, kita lakukan rekayasa," kata Bayu.
Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank/ADB), merilis survei Bandung menjadi kota termacet urutan ke-14. Dengan populasi lebih dari 5 juta penduduk, kemacetan di Bandung lebih parah dibandingkan Jakarta yang berada di posisi ke-17 dan Surabaya ke-20.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ALB)