Kulon Progo: Ada satu kasus anak mengalami gagal ginjal berasal dari Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Terbaru kondisi anak tersebut sudah membaik.
"Ada satu penderita karena yang sudah terdiagnosa dengan gagal ginjal akut yang dirawat di RSUP Dr Sardjito. Kondisinya sampai hari ini baik," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo, Sri Budi Utami dihubungi, Rabu, 26 Oktober 2022.
Satu pasien tersebut merupakan rujukan dari RSUD Wates. Keberadaan satu kasus itu sudah ditindaklanjuti dengan penyelidikan epidemologi ke sejumlah tingkatan.
"Kami sudah melakukan penyelidikan epidemologi. Kalau ada anak sakit, kemudian diduga gagal ginjal akut, kami telusuri. Masuk mulai sakitnya kapan, obat apa yang diminum, kemana saja periksa, kondisi terbaru gimana, dirujuk ke mana. Itu kami urutkan jadi semacam kronologi kejadian," jelasnya.
Data hasil penyelidikan epidemologi, kata dia, sudah diserahkan tak lama setelah pasien dirujuk dari RSUD Wates ke RSUP Dr Sardjito sebagai RS yang merawat. Menurutnya, data tersebut dilakukan untuk pengkajian dan pendalaman.
"Tapi memang sampai sekarang penyebabnya belum pasti. Tapi sejauh ini dugaannya terkait konsumsi obat, terutama dalam bentuk sirup itu," ungkapnya.
Pihaknya mengaku sudah menginstruksikan berbagai fasilitas layanan kesehatan untuk waspada terkait keberadaan penyakit tersebut. Meski tidak seperti covid-19 yang rawan penularan, ia menilai jangan sampai ada kasus yang terlewat dari pengawasan.
"Jangan sampai ada kasus yang terlewat. Kepekaaan di tingkat bawah harus-harus ditingkatkan. Waspada karena situasi seperti ini, siapa tahu pasien yang dihadapi dalam kondisi menderita gagal ginjal akut," ujarnya.
Siaga Gagal Ginjal Akut
Sri mengatakan jajaran pemerintah level kabupaten hingga desa sudah melakukan koordinasi menyikapi keberadaan kasus gagal ginjal akut pada anak. Ia mengatakan berbagai perwakilan lembaga diberikan tugas tersendiri.
"Kami baru selesai koordinasi dengan Forkopimda dan OPD terkait, termasuk pak bupati," ungkap Sri.
Ia mengatakan ada sekitar 300 peserta rapat membahas kasus dan ancaman gagal ginjal akut pada anak. Dipimpin oleh Penjabat Bupati Kulon Progo, Tri Saktyana, Forkopimda, camat, kepala desa, puskesmas, Babinsa, dan babinkamtibmas.
Salah satu poin yang akan dijalankan yakni bagaimana mengedukasi masyarakat dengan informasi yang benar yang dapat dipertanggungjawabkan terkait kasus gagal ginjal akut. Selain itu, juga mengupayakan masyarakat tetap tenang, tidak resah, dan dapat akses info yang benar.
"Sejauh ini memang ada berita-berita yang mungkin dapat membuat masyarakat bingung, panik, dan seterusnya," kata dia.
Ia juga mengatakan, langkah yang dilakukan mengondisikan semua apotek dan toko obat untuk sementara tidak menjual belikan obat bentuk cair atau sirop. Obat-obat jenis tersebut diminta ditahan dulu sampai nanti ada pengumuman resmi dari pemerintah pusat.
"Kami juga mengimbau semua tenaga kesehatan sementara tidak meresepkan atau tidak memberikan obat-obatan dalam bentuk cair sampai nanti ada pengumuman resmi dari pemerintah yang bersifat perkembangan-perkembangan situasi," bebernya.
Ia menambahkan fasilitas kesehatan juga disiapkan untuk mengantisipasi apabila ditemukan kasus baru. Sumber daya manusia, khususnya dokter spesialis anak, juga masuk dalam kesiapan itu.
"Rumah sakit sebagai rujukan juga disiapkan. Ruang rawat inap, sarana lain, dan dokter ahli di bidangnya," ujarnya.
Kulon Progo: Ada satu kasus anak mengalami
gagal ginjal berasal dari Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa
Yogyakarta (DIY). Terbaru kondisi anak tersebut sudah membaik.
"Ada satu penderita karena yang sudah terdiagnosa dengan gagal ginjal akut yang dirawat di
RSUP Dr Sardjito. Kondisinya sampai hari ini baik," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo, Sri Budi Utami dihubungi, Rabu, 26 Oktober 2022.
Satu pasien tersebut merupakan rujukan dari RSUD Wates. Keberadaan satu kasus itu sudah ditindaklanjuti dengan penyelidikan epidemologi ke sejumlah tingkatan.
"Kami sudah melakukan penyelidikan epidemologi. Kalau ada anak sakit, kemudian diduga gagal ginjal akut, kami telusuri. Masuk mulai sakitnya kapan, obat apa yang diminum, kemana saja periksa, kondisi terbaru gimana, dirujuk ke mana. Itu kami urutkan jadi semacam kronologi kejadian," jelasnya.
Data hasil penyelidikan epidemologi, kata dia, sudah diserahkan tak lama setelah pasien dirujuk dari RSUD Wates ke RSUP Dr Sardjito sebagai RS yang merawat. Menurutnya, data tersebut dilakukan untuk pengkajian dan pendalaman.
"Tapi memang sampai sekarang penyebabnya belum pasti. Tapi sejauh ini dugaannya terkait konsumsi obat, terutama dalam bentuk sirup itu," ungkapnya.
Pihaknya mengaku sudah menginstruksikan berbagai fasilitas layanan kesehatan untuk waspada terkait keberadaan penyakit tersebut. Meski tidak seperti covid-19 yang rawan penularan, ia menilai jangan sampai ada kasus yang terlewat dari pengawasan.
"Jangan sampai ada kasus yang terlewat. Kepekaaan di tingkat bawah harus-harus ditingkatkan. Waspada karena situasi seperti ini, siapa tahu pasien yang dihadapi dalam kondisi menderita gagal ginjal akut," ujarnya.
Siaga Gagal Ginjal Akut
Sri mengatakan jajaran pemerintah level kabupaten hingga desa sudah melakukan koordinasi menyikapi keberadaan kasus gagal ginjal akut pada anak. Ia mengatakan berbagai perwakilan lembaga diberikan tugas tersendiri.
"Kami baru selesai koordinasi dengan Forkopimda dan OPD terkait, termasuk pak bupati," ungkap Sri.
Ia mengatakan ada sekitar 300 peserta rapat membahas kasus dan ancaman gagal ginjal akut pada anak. Dipimpin oleh Penjabat Bupati Kulon Progo, Tri Saktyana, Forkopimda, camat, kepala desa, puskesmas, Babinsa, dan babinkamtibmas.
Salah satu poin yang akan dijalankan yakni bagaimana mengedukasi masyarakat dengan informasi yang benar yang dapat dipertanggungjawabkan terkait kasus gagal ginjal akut. Selain itu, juga mengupayakan masyarakat tetap tenang, tidak resah, dan dapat akses info yang benar.
"Sejauh ini memang ada berita-berita yang mungkin dapat membuat masyarakat bingung, panik, dan seterusnya," kata dia.
Ia juga mengatakan, langkah yang dilakukan mengondisikan semua apotek dan toko obat untuk sementara tidak menjual belikan obat bentuk cair atau sirop. Obat-obat jenis tersebut diminta ditahan dulu sampai nanti ada pengumuman resmi dari pemerintah pusat.
"Kami juga mengimbau semua tenaga kesehatan sementara tidak meresepkan atau tidak memberikan obat-obatan dalam bentuk cair sampai nanti ada pengumuman resmi dari pemerintah yang bersifat perkembangan-perkembangan situasi," bebernya.
Ia menambahkan fasilitas kesehatan juga disiapkan untuk mengantisipasi apabila ditemukan kasus baru. Sumber daya manusia, khususnya dokter spesialis anak, juga masuk dalam kesiapan itu.
"Rumah sakit sebagai rujukan juga disiapkan. Ruang rawat inap, sarana lain, dan dokter ahli di bidangnya," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)