Denpasar: Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Bali menyita kokain seberat hampir 1.000 gram dari tiga warga negara asing di kawasan wisata Denpasar dan Badung.
Kepala BNN Bali, Brigadir Jenderal Polisi I Gde Sugianyar Dwi Putra, menyampaikan kokain itu telah digunakan dan didistribusikan ke pengguna dalam bentuk paket bungkusan.
Walaupun demikian, Sugianyar tidak dapat memberi informasi lebih detail karena BNN Bali masih mendalami temuan itu, termasuk memeriksa jaringan dan asal kokain. Dugaan sementara kokain yang ditemukan di Bali berasal dari Eropa dan kemungkinan Panama, Amerika Tengah.
“Dari analisis sementara, rata-rata pengguna (kokain) orang asing, karena harganya mahal. Di Bali rata-rata harga sabu-sabu per gram kurang dari Rp2 juta, sementara kokain bisa Rp4 juta sampai dengan Rp5 juta per gram,” kata Dwi saat ditemui di acara penutupan Festival Paduan Suara Internasional Bali ke-11, di Badung, Kamis malam, 28 Juli 2022.
Sejauh ini BNN meyakini pengguna kokain di Bali merupakan kelompok masyarakat mampu mengingat harganya yang cukup mahal. Ia menambahkan tiga WNA yang memiliki dan memakai kokain itu masih ditahan BNN Bali untuk diperiksa lebih lanjut.
Terkait penyitaan itu, Kepala BNN, Komjen Polisi Petrus Golose memuji kerja BNN Bali. “Saya terima kasih kepada BNN Bali karena kerjanya itu menyelamatkan pulau tercinta ini,” kata mantan kepala Polda Bali itu, selepas menutup acara festival.
Ia lanjut menyampaikan dia menginstruksikan secara khusus BNN di provinsi dan jajarannya di bidang pemberantasan untuk mengawasi dan menindak tegas peredaran kokain di Indonesia.
Kepala BNN beberapa bulan lalu juga telah berkeliling menemui otoritas di negara-negara yang diyakini sebagai pusat produksi kokain dunia di Amerika Latin membentuk kerja sama menindak dan mencegah peredaran narkotika itu.
“Kalau saya lihat memang (peredaran kokain) dari Kolombia turun ke Ekuador terus ke bawah ke Argentina, kemudian ke atas Panama,” kata dia.
Denpasar:
Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Bali menyita kokain seberat hampir 1.000 gram dari tiga warga negara asing di kawasan wisata Denpasar dan Badung.
Kepala BNN Bali, Brigadir Jenderal Polisi I Gde Sugianyar Dwi Putra, menyampaikan
kokain itu telah digunakan dan didistribusikan ke pengguna dalam bentuk paket bungkusan.
Walaupun demikian, Sugianyar tidak dapat memberi informasi lebih detail karena BNN Bali masih mendalami temuan itu, termasuk memeriksa
jaringan dan asal kokain. Dugaan sementara kokain yang ditemukan di Bali berasal dari Eropa dan kemungkinan Panama, Amerika Tengah.
“Dari analisis sementara, rata-rata pengguna (kokain) orang asing, karena harganya mahal. Di Bali rata-rata harga sabu-sabu per gram kurang dari Rp2 juta, sementara kokain bisa Rp4 juta sampai dengan Rp5 juta per gram,” kata Dwi saat ditemui di acara penutupan Festival Paduan Suara Internasional Bali ke-11, di Badung, Kamis malam, 28 Juli 2022.
Sejauh ini BNN meyakini pengguna kokain di Bali merupakan kelompok masyarakat mampu mengingat harganya yang cukup mahal. Ia menambahkan tiga WNA yang memiliki dan memakai kokain itu masih ditahan BNN Bali untuk diperiksa lebih lanjut.
Terkait penyitaan itu, Kepala BNN, Komjen Polisi Petrus Golose memuji kerja BNN Bali. “Saya terima kasih kepada BNN Bali karena kerjanya itu menyelamatkan pulau tercinta ini,” kata mantan kepala Polda Bali itu, selepas menutup acara festival.
Ia lanjut menyampaikan dia menginstruksikan secara khusus BNN di provinsi dan jajarannya di bidang pemberantasan untuk mengawasi dan menindak tegas peredaran kokain di Indonesia.
Kepala BNN beberapa bulan lalu juga telah berkeliling menemui otoritas di negara-negara yang diyakini sebagai pusat produksi kokain dunia di Amerika Latin membentuk kerja sama menindak dan mencegah peredaran narkotika itu.
“Kalau saya lihat memang (peredaran kokain) dari Kolombia turun ke Ekuador terus ke bawah ke Argentina, kemudian ke atas Panama,” kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WHS)