Bupati Cirebon, Imron, mengatakan ada beberapa alasan mengapa sekolah satu hamparan tersebut digabungkan, salah satunya ada persaingan yang kurang sehat terjadi di sekolah satu hamparan.
"Sehingga kami memilih untuk melakukan merger," kata Imron di Cirebon, Kamis, 6 Oktober 2022.
Baca: 13 SMP di Batam Masih Menumpang saat ANBK 2022 |
Beberapa sekolah yang sudah dilakukan merger di antaranya yaitu SDN 3 dan SDN 4 Cipejeuh Wetan, SDN 1 dan SDN 2 Ambulu, SDN 1 dan SDN 2 Pabedilan Wetan, SDN 1 dan SDN 2 Ciawi Asih, serta SDN 1 dan SDN 2 Kedung Jaya.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Imron mengungkapkan beberapa alasan lainnya dilakukannya merger sekolah satu hamparan ini karena adanya kekurangan tenaga guru-guru negeri.
Selain itu tidak jarang juga sekolah satu hamparan, jumlah siswanya terpaut jauh dengan sekolah yang satu hamparan lainnya.
"Kalau dimerger, gurunya mencukupi, siswanya juga mencukupi," jelasnya.
Walaupun dilakukan merger, Imron memastikan tidak ada pihak yang dirugikan. Karena menurutnya sekolah satu hamparan yang dilakukan merger, salah satu kepala sekolahnya masuk masa pensiun.
"Sehingga kepala sekolah maupun guru, tidak ada yang dirugikan," ungkapnya.
Imron berharap adanya merger ini bukannya malah menurunkan mutu pendidikan dan pembelajaran di sekolah tersebut. Karena menurutnya banyak hal positif dari diberlakukannya merger ini, salah satunya anggaran yang akan didapat oleh sekolah, bisa lebih maksimal.
"Adanya kebijakan merger ini, harus tetap menjaga mutu pembelajarannya," beber Imron.
Sementara Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Cirebon, Ronianto, menuturkan merger sekolah satu hamparan sudah dilaksanakan sejak tahun 2019. Ia juga menyebut Dinas Pendidikan Kabupaten Cirebon, akan melakukan langkah serupa pada Januari 2023 nanti.
Pihaknya menargetkan ada sebanyak 67 sekolah yang akan dilakukan merger pada bulan Januari nanti. "Bulan Januari nanti, ada 67 sekolah yang akan dimerger," ungkap Ronianto.