Gunung Merapi Alami 120 Kali Gempa Guguran dalam Sehari
Antara • 28 Februari 2022 07:40
Jateng: Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyatakan Gunung Merapi mengalami 120 kali gempa guguran. Ini terjadi selama periode pengamatan pada pukul 00.00-24.00 WIB, Sabtu, 26 Februari 2022.
Kepala BPPTKG Hanik Humaida menyebutkan selain gempa guguran, pada periode pengamatan itu juga tercatat lima kali gempa hibrid atau fase banyak, dan tiga kali gempa embusan. Berdasarkan pengamatan visual, asap solfatara tidak teramati keluar dari Gunung Merapi.
Pada periode pengamatan itu, tercatat 27 kali guguran lava keluar dari gunung itu dengan jarak luncur maksimum 2.000 meter ke arah barat daya. Deformasi atau perubahan bentuk tubuh Merapi yang dipantau BPPTKG menggunakan electronic distance measurement (EDM) Babadan menunjukkan laju pemendekan 0,4 centimeter dalam tiga hari.
Sementara itu, berdasarkan hasil analisis morfologi foto udara yang diambil dari Stasiun kamera Keningar, Ngepos, dan Babadan pada 20 Februari 2022, menunjukkan adanya perubahan morfologi pada kubah lava barat daya dan tengah kawah. Ini disebabkan karena aktivitas ektrusi berupa guguran maupun pertumbuhan kubah lava.
Baca: Material Erupsi Gunung Merapi Meluncur 214 Kali dalam 10 Hari
"Volume kubah lava di barat daya tercatat sebesar 1.578.000 meter kubik dan kubah tengah sebesar 3.228.000 meter kubik," ujar Hanik, Minggu, 27 Februari 2022.
BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga. Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya, meliputi Sungai Boyong, sejauh maksimal 5 kilometer (km), dan Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km.
"Sedangkan pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km," ucapnya.
Apabila gunung api itu mengalami letusan eksplosif, lontaran material vulkaniknya dapat menjangkau daerah dalam radius tiga kilometer dari puncak gunung.
Jateng: Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyatakan Gunung Merapi mengalami 120 kali gempa guguran. Ini terjadi selama periode pengamatan pada pukul 00.00-24.00 WIB,
Sabtu, 26 Februari 2022.
Kepala BPPTKG Hanik Humaida menyebutkan selain gempa guguran, pada periode pengamatan itu juga tercatat lima kali gempa hibrid atau fase banyak, dan tiga kali gempa embusan. Berdasarkan pengamatan visual, asap solfatara tidak teramati keluar dari Gunung Merapi.
Pada periode pengamatan itu, tercatat 27 kali guguran lava keluar dari gunung itu dengan jarak luncur maksimum 2.000 meter ke arah barat daya. Deformasi atau perubahan bentuk tubuh Merapi yang dipantau BPPTKG menggunakan electronic distance measurement (EDM) Babadan menunjukkan laju pemendekan 0,4 centimeter dalam tiga hari.
Sementara itu, berdasarkan hasil analisis morfologi foto udara yang diambil dari Stasiun kamera Keningar, Ngepos, dan Babadan pada 20 Februari 2022, menunjukkan adanya perubahan morfologi pada kubah lava barat daya dan tengah kawah. Ini disebabkan karena aktivitas ektrusi berupa guguran maupun pertumbuhan kubah lava.
Baca:
Material Erupsi Gunung Merapi Meluncur 214 Kali dalam 10 Hari
"Volume kubah lava di barat daya tercatat sebesar 1.578.000 meter kubik dan kubah tengah sebesar 3.228.000 meter kubik," ujar Hanik, Minggu, 27 Februari 2022.
BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga. Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya, meliputi Sungai Boyong, sejauh maksimal 5 kilometer (km), dan Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km.
"Sedangkan pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km," ucapnya.
Apabila gunung api itu mengalami letusan eksplosif, lontaran material vulkaniknya dapat menjangkau daerah dalam radius tiga kilometer dari puncak gunung. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(NUR)