Yogyakarta: Aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih cukup tinggi dalam 10 hari terakhir. Hasil pengamatan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menunjukkan terjadi lebih dari 200 kali luncuran material erupsi pada periode 11-20 Februari 2022.
"Pada periode tersebut teramati empat kali awan panas dan 210 kali guguran lava," kata Kepala BPPTKG Hanik Humaida di Yogyakarta, Senin, 21 Februari 2022.
Hanik mengungkapkan guguran awan panas menyembur ke barat daya, tepatnya di hulu Sungai Bebeng dengan jarak luncur 2.500-2.800 meter. Sementara, 210 guguran itu berupa guguran lava dan guguran lava pijar.
"Baik guguran lava maupun lava pijar ini juga meluncur ke arah barat daya dominan ke Sungai Bebeng dengan jarak luncur maksimal 2.000 meter," ujar Handik.
Baca: Gunung Merapi Alami 128 Kali Gempa Guguran
Hanik mengungkapkan intensitas kegempaan pada periode tersebut masih cukup tinggi. Catatan kegempaan terakhir pada 20 Februari, yakni gempa guguran 122 kali, gemba fase 14 kali, gempa vulkanik dangkal 4 kali, dan gempa tektonik jauh sekali. Menurut Hanik, deformasi Gunung Merapi yang dipantau dengan menggunakan EDM menunjukkan laju pemendekan jarak sebesar 0,5 sentimeter per hari.
"Berdasarkan analisis morfologi, tidak teramati adanya perubahan morfologi yang signifikan baik pada kubah lava barat daya maupun kubah tengah. Volume kubah lava barat daya sebesar 1.670.000 meter kubik dan kubah tengah sebesar 3.007.000 meter kubik," ujarnya.
Hanik menyampaikan terjadi intensitas curah hujan sebesar 69 milimeter per jam selama 70 menit di Pos Kaliurang pada 12 Februari 2022. Hanik mengatakan tidak dilaporkan terjadi lahar maupun penambahan aliran di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi pada saat maupun setelah hujan tersebut.
"Status aktivitas Gunung Merapi masih tingkat siaga. Ancaman bahaya luncuran material berkisar tiga hingga tujuh kilometer di titik-titik yang sudah dipetakan," ungkapnya.
Yogyakarta: Aktivitas vulkanik
Gunung Merapi masih cukup tinggi dalam 10 hari terakhir. Hasil pengamatan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menunjukkan terjadi lebih dari 200 kali luncuran material
erupsi pada periode 11-20 Februari 2022.
"Pada periode tersebut teramati empat kali awan panas dan 210 kali
guguran lava," kata Kepala BPPTKG Hanik Humaida di Yogyakarta, Senin, 21 Februari 2022.
Hanik mengungkapkan guguran awan panas menyembur ke barat daya, tepatnya di hulu Sungai Bebeng dengan jarak luncur 2.500-2.800 meter. Sementara, 210 guguran itu berupa guguran lava dan guguran lava pijar.
"Baik guguran lava maupun lava pijar ini juga meluncur ke arah barat daya dominan ke Sungai Bebeng dengan jarak luncur maksimal 2.000 meter," ujar Handik.
Baca:
Gunung Merapi Alami 128 Kali Gempa Guguran
Hanik mengungkapkan intensitas kegempaan pada periode tersebut masih cukup tinggi. Catatan kegempaan terakhir pada 20 Februari, yakni gempa guguran 122 kali, gemba fase 14 kali, gempa vulkanik dangkal 4 kali, dan gempa tektonik jauh sekali. Menurut Hanik, deformasi Gunung Merapi yang dipantau dengan menggunakan EDM menunjukkan laju pemendekan jarak sebesar 0,5 sentimeter per hari.
"Berdasarkan analisis morfologi, tidak teramati adanya perubahan morfologi yang signifikan baik pada kubah lava barat daya maupun kubah tengah. Volume kubah lava barat daya sebesar 1.670.000 meter kubik dan kubah tengah sebesar 3.007.000 meter kubik," ujarnya.
Hanik menyampaikan terjadi intensitas curah hujan sebesar 69 milimeter per jam selama 70 menit di Pos Kaliurang pada 12 Februari 2022. Hanik mengatakan tidak dilaporkan terjadi lahar maupun penambahan aliran di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi pada saat maupun setelah hujan tersebut.
"Status aktivitas Gunung Merapi masih tingkat siaga. Ancaman bahaya luncuran material berkisar tiga hingga tujuh kilometer di titik-titik yang sudah dipetakan," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(NUR)