Sampit: Intensitas hujan yang meningkat menyebabkan banjir di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah, terus meluas. Bahkan air sudah merendam 22 desa yang tersebar di delapan kecamatan.
"Laporan dan hasil pemantauan kami, banjir di beberapa lokasi memang ada kenaikan. Kami mengimbau masyarakat meningkatkan kewaspadaan terhadap kondisi ini," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotawaringin Timur, Rihel, di Sampit, Minggu, 14 November 2021.
Baca: Waspada Banjir, Pemkot Malang Bersihkan Sampah di Sungai
Hingga pukul 18.00 WIB, laporan yang dihimpun BPBD menyebutkan banjir meluas menjadi delapan kecamatan yaitu Tualan Hulu, Mentaya Hulu, Cempaga Hulu, Kota Besi, Parenggean, Mentawa Baru Ketapang, Baamang dan Cempaga. Laporan terbaru kondisi banjir yaitu dari Kecamatan Mentaya Hulu dan Kota Besi.
Banjir telah merendam 22 desa dan menyebabkan 576 kepala keluarga terdampak banjir. Banjir terjadi sejak Selasa, 9 November 2021 ini sudah merendam puluhan rumah, serta dua bangunan sekolah.
Banjir terparah terjadi di Kecamatan Cempaga Hulu yang melanda sembilan desa. Tercatat 277 kepala keluarga terdampak banjir di kecamatan itu.
"Dua desa paling parah dilanda banjir di Kecamatan Cempaga Hulu yaitu Tumbang Koling dan Sudan. Ketinggian air bahkan mencapai satu hingga dua meter di atas jalan desa setempat sehingga membuat aktivitas masyarakat sangat terganggu," jelasnya.
Menurut dia BPBD terus berkoordinasi dengan pemerintah kecamatan dan desa untuk terus memantau perkembangan banjir ini. Keselamatan masyarakat menjadi prioritas dalam penanganan di lapangan.
Pemerintah kecamatan dan desa juga diminta segera menyampaikan data resmi kondisi warga yang menjadi korban banjir. Data ini sangat dibutuhkan sebagai bahan pengambilan kebijakan, termasuk jika dibutuhkan penyaluran bantuan.
"Koordinasi akan terus kami tingkatkan, selain tim kami juga turun langsung ke sejumlah lokasi banjir. Mudah-mudahan saja banjir ini segera surut," ungkap Rihel.
Sampit: Intensitas hujan yang meningkat menyebabkan
banjir di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah, terus meluas. Bahkan air sudah merendam 22 desa yang tersebar di delapan kecamatan.
"Laporan dan hasil pemantauan kami, banjir di beberapa lokasi memang ada kenaikan. Kami mengimbau masyarakat meningkatkan kewaspadaan terhadap kondisi ini," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotawaringin Timur, Rihel, di Sampit, Minggu, 14 November 2021.
Baca:
Waspada Banjir, Pemkot Malang Bersihkan Sampah di Sungai
Hingga pukul 18.00 WIB, laporan yang dihimpun BPBD menyebutkan banjir meluas menjadi delapan kecamatan yaitu Tualan Hulu, Mentaya Hulu, Cempaga Hulu, Kota Besi, Parenggean, Mentawa Baru Ketapang, Baamang dan Cempaga. Laporan terbaru kondisi banjir yaitu dari Kecamatan Mentaya Hulu dan Kota Besi.
Banjir telah merendam 22 desa dan menyebabkan 576 kepala keluarga terdampak banjir. Banjir terjadi sejak Selasa, 9 November 2021 ini sudah merendam puluhan rumah, serta dua bangunan sekolah.
Banjir terparah terjadi di Kecamatan Cempaga Hulu yang melanda sembilan desa. Tercatat 277 kepala keluarga terdampak banjir di kecamatan itu.
"Dua desa paling parah dilanda banjir di Kecamatan Cempaga Hulu yaitu Tumbang Koling dan Sudan. Ketinggian air bahkan mencapai satu hingga dua meter di atas jalan desa setempat sehingga membuat aktivitas masyarakat sangat terganggu," jelasnya.
Menurut dia BPBD terus berkoordinasi dengan pemerintah kecamatan dan desa untuk terus memantau perkembangan banjir ini. Keselamatan masyarakat menjadi prioritas dalam penanganan di lapangan.
Pemerintah kecamatan dan desa juga diminta segera menyampaikan data resmi kondisi warga yang menjadi korban banjir. Data ini sangat dibutuhkan sebagai bahan pengambilan kebijakan, termasuk jika dibutuhkan penyaluran bantuan.
"Koordinasi akan terus kami tingkatkan, selain tim kami juga turun langsung ke sejumlah lokasi banjir. Mudah-mudahan saja banjir ini segera surut," ungkap Rihel.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)