Ilustrasi tenaga kesehatan memeriksa masyarakat dengan tes cepat antigen guna mengetahui apakah positif covid-19 atau negatif. ANTARA/Dian Hadiyatna
Ilustrasi tenaga kesehatan memeriksa masyarakat dengan tes cepat antigen guna mengetahui apakah positif covid-19 atau negatif. ANTARA/Dian Hadiyatna

IDI Bandar Lampung Sebut Banyak Isoman Tak Lapor Takut Dikucilkan

Antara • 13 Agustus 2021 09:32
Bandar Lampung: Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Bandar Lampung mengungkapkan banyak pasien isolasi mandiri (isoman) tidak melapor ke aparat desa atau Dinas Kesehatan. Hal tersebut terjadi lantaran warga takut dengan stigma buruk di masyarakat.
 
"Paling susah itu kan menghilangkan stigma, karenanya banyak tidak mau lapor takut dikucilkan dan sebagainya bila terpapar covid-19," kata Ketua IDI Cabang Bandar Lampung, Aditya M. Biomed, di Bandar Lampung, Jumat, 13 Agustus 2021.
 
Baca: Pemkot Tangsel Belum Siap Gelar PTM di Masa Pandemi

Dia mengatakan pemahaman masyarakat terkait covid-19 harus segera diklarifikasi sehingga masyarakat sadar bahwa covid-19 bukan aib. Diharapkan masyarakat juga segera sadar serta melaporkan kondisi kesehatannya sehingga proses pelacakan menjadi lebih mudah.
 
"Tentunya banyak pasien isoman ini juga karena mereka lebih memilih melakukan 'swab test' (tes usap) secara mandiri dan bila positif malah menyembunyikannya," jelas Aditya.
 
Aditya mengatakan banyak warga positif covid-19 dan menjalani isoman tidak terdata sehingga sudah pasti hal ini menyulitkan dalam proses penelusuran kasus oleh petugas.
 
"Kalau mereka tidak terdata atau melaporkan tentunya tracing (pelacakan) tidak jalan, padahal itu kan kewajiban pemerintah setelah ada yang terkonfirmasi harus ada penelusuran guna mengurangi risiko," ungkapnya.
 
Bahkan pasien covid-19 yang menjalani isoman namun tidak melaporkan kondisinya, dapat menjadi berbahaya karena mereka bisa menjadi sumber penularan covid-19.
 
"Saya harap masyarakat juga sadar terkait masalah ini. Mungkin mereka menganggap kalau kondisinya baik-baik saja dan hanya gejala ringan, tapi kan buat lingkungan itu bahaya karena bisa jadi sumber penularan," ujarnya.
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan