Palembang: Sebanyak 20.558 hektare lahan di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatra Selatan (Sumsel), hangus terbakar. Jumlah itu tercatat dari periode Januari hingga September 2023.
“OKI menempati urutan pertama lahan yang paling banyak terbakar di Sumsel mencapai 20.558 hektare dari total luas lahan di Sumsel yang terbakar mencapai 32.465 hektare,” kata Kepala Balai Pengendalian Perubahan Iklim dan Kebakaran Hutan Lahan Wilayah Sumatra, Ferdian Kristanto, Kamis, 12 Oktober 2023.
Sebanyak 20.558 hektare lahan itu rinciannya, lahan gambut 9.092,5 hektare dan lahan nongambut 11.465,8 hektare.
“Untuk urutan kedua lahan yang paling banyak terbakar, yakni Kabupaten Ogan Ilir dengan luasan lahan non gambut yang terbakar adalah 3.615,9 hektare,” ungkapnya.
Dia menjelaskan saat ini proses penanganan kebakaran masih terus dilakukan di sejumlah daerah, yakni Kabupaten Ogan Ilir, OKI, Banyuasin, dan Musi Banyuasin.
Namun, proses pemadaman terkendala karena karena lahan gambut yang terbakar sulit dipadamkan.
“Kanal-kanal yang sudah mulai mengering akibat musim kemarau ini juga ikut menjadi penyebab proses pemadaman memakan waktu cukup lama,” katanya.
Palembang: Sebanyak 20.558 hektare lahan di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatra Selatan (Sumsel),
hangus terbakar. Jumlah itu tercatat dari periode Januari hingga September 2023.
“OKI menempati urutan pertama lahan yang paling banyak terbakar di Sumsel mencapai 20.558 hektare dari total luas lahan di Sumsel yang terbakar mencapai 32.465 hektare,” kata Kepala Balai Pengendalian Perubahan Iklim dan Kebakaran Hutan Lahan Wilayah Sumatra, Ferdian Kristanto, Kamis, 12 Oktober 2023.
Sebanyak 20.558 hektare lahan itu rinciannya, lahan gambut 9.092,5 hektare dan lahan nongambut 11.465,8 hektare.
“Untuk urutan kedua lahan yang paling banyak terbakar, yakni Kabupaten Ogan Ilir dengan luasan lahan non gambut yang terbakar adalah 3.615,9 hektare,” ungkapnya.
Dia menjelaskan saat ini proses penanganan kebakaran masih terus dilakukan di sejumlah daerah, yakni Kabupaten Ogan Ilir, OKI, Banyuasin, dan Musi Banyuasin.
Namun, proses pemadaman terkendala karena karena lahan gambut yang terbakar sulit dipadamkan.
“Kanal-kanal yang sudah mulai mengering akibat musim kemarau ini juga ikut menjadi penyebab proses pemadaman memakan waktu cukup lama,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(NUR)