Jepara: Beberapa cacing hati ditemukan pada daging kurban yang ada di Jepara. Temuan tersebut diketahui saat Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, melakukan pengecekan di beberapa tempat.
Temuan cacing pada hati hewan kurban terjadi di 2 masjid di Kecamatan Jepara, yakni di Kelurahan Bapangan dan Kelurahan Demaan. Cacing pita tersebut ditemukan di dalam hati dua ekor sapi yang telah dipotong. Bentuknya tampak samar karena warnanya mirip dengan hati sapi.
Selain cacing pita, petugas juga menemukan beberapa paru-paru sapi yang mengalami pneumonia atau peradangan pada parenkim paru yang mengakibatkan gangguan pernapasan. Biasanya, penyakit ini diakibatkan hewan menghirup zat amoniak dalam jumlah banyak pada waktu yang lama.
Kabid Kesehatan Hewan dan Peternakan pada DKPP Jepara, Mudhofir, menerangkan pengecekan hewan kurban ini dilaksanakan menyeluruh di seluruh wilayah Kabupaten Jepara. Ada 48 petugas yang disebar di 16 kecamatan yang ada.
Terkait dengan temuan cacing pita, Mudhofir langsung meminta panitia kurban untuk membuang atau membersihkan bagian hati hewan. Pihaknya juga mengimbau agar masyarakat yang mendapatkan daging hati, tidak memasaknya dengan cara disate.
Meskipun demikian, Mudhofir memastikan bahwa daging kurban masih layak untuk dikonsumsi. Hanya saja, cara memasaknya harus lebih ekstra dibanding daging yang sehat.
"Yang ada cacing hati harus kita pisahkan dan musnahkan. Tapi untuk yang masih bisa dikonsumsi dan tidak terkena cacing hati itu masaknya harus 100 persen, harus benar-benar matang (minimal 30 menit setelah air mendidih). Kita imbau jangan disate," jelas Mudhofir, Senin, 17 Juni 2024.
Hal yang sama juga berlaku pada daging paru-paru yang terjangkit pneumonia. Daging harus dimasak seratus persen matang.
Selain temuan penyakit, imbuh Mudhofir, petugas juga menemukan ada sejumlah hewan yang tidak cukup umur untuk dikurbankan. Beberapa hewan terdeteksi belum berumur dua tahun atau giginya belum patah.
"Kami akan terus memantau sampai tiga hari ke depan. Seluruh petugas kami siagakan di seluruh kecamatan," jelas Mudhofir.
Jepara: Beberapa cacing hati ditemukan pada daging kurban yang ada di Jepara. Temuan tersebut diketahui saat Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, melakukan pengecekan di
beberapa tempat.
Temuan cacing pada hati hewan kurban terjadi di 2 masjid di Kecamatan Jepara, yakni di Kelurahan Bapangan dan Kelurahan Demaan. Cacing pita tersebut ditemukan di dalam hati dua ekor sapi yang telah dipotong. Bentuknya tampak samar karena warnanya mirip dengan hati sapi.
Selain cacing pita, petugas juga menemukan beberapa paru-paru sapi yang mengalami pneumonia atau peradangan pada parenkim paru yang mengakibatkan gangguan pernapasan. Biasanya, penyakit ini diakibatkan hewan menghirup zat amoniak dalam jumlah banyak pada waktu yang lama.
Kabid Kesehatan Hewan dan Peternakan pada DKPP Jepara, Mudhofir, menerangkan pengecekan hewan kurban ini dilaksanakan menyeluruh di seluruh wilayah Kabupaten Jepara. Ada 48 petugas yang disebar di 16 kecamatan yang ada.
Terkait dengan temuan cacing pita, Mudhofir langsung meminta panitia kurban untuk membuang atau membersihkan bagian hati hewan. Pihaknya juga mengimbau agar masyarakat yang mendapatkan daging hati, tidak memasaknya dengan cara disate.
Meskipun demikian, Mudhofir memastikan bahwa daging kurban masih layak untuk dikonsumsi. Hanya saja, cara memasaknya harus lebih ekstra dibanding daging yang sehat.
"Yang ada cacing hati harus kita pisahkan dan musnahkan. Tapi untuk yang masih bisa dikonsumsi dan tidak terkena cacing hati itu masaknya harus 100 persen, harus benar-benar matang (minimal 30 menit setelah air mendidih). Kita imbau
jangan disate," jelas Mudhofir, Senin, 17 Juni 2024.
Hal yang sama juga berlaku pada daging paru-paru yang terjangkit pneumonia. Daging harus dimasak seratus persen matang.
Selain temuan penyakit, imbuh Mudhofir, petugas juga menemukan ada sejumlah hewan yang tidak cukup umur untuk dikurbankan. Beberapa hewan terdeteksi belum berumur dua tahun atau giginya belum patah.
"Kami akan terus memantau sampai tiga hari ke depan. Seluruh petugas kami siagakan di seluruh kecamatan," jelas Mudhofir.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)