Bandar Lampung: Senyum di kerutan wajah Jono selalu terpancar. Meskipun, saban hari wara wiri kudu mengantar jemput sampel swab pasien covid-19 di Lampung.
Tugas itu dikerjakan Pak Nok -sapaan akrabnya- dengan tulus dan ikhlas. Menggunakan sepeda motor Honda Astrea Legenda 2 warna hitam, Jono, mengantarkan sampel covid-19 dari kabupaten/kota untuk dikumpulkan di Dinas Kesehatan Lampung.
Setelah dikumpulkan, Jono melanjutkan menuju menuju UPTD Laboratorium Kesehatan Daerah Provinsi Lampung, RSUD Abdoel Moloek Provinsi Lampung, Balai Besar Pengawasan Obat dan Makan (BBPOM) Bandar Lampung dan Balai Veteriner (B.Vet) Lampung untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Baca: Penambahan Kasus Covid-19 di DIY Catat Rekor Baru
"Sejak awal-awal covid-19 di Lampung, Saya ditugaskan mengantar spesimen. Saya terkadang takut juga terpapar covid-19, makanya harus hati-hati dengan protokol kesehatan wajib dilakukan," kata Jono yang tinggal Jalan Nawawi Gelar Dalom, Suka Jaya, Raja Basa Jaya, Bandar Lampung ini.
Dia mengaku, tidak melihat bayaran yang diterimanya dari pekerja berisiko itu. Dia hanya ingin bekerja ikhlas membantu sesama dan menjadikan kegiatannya sebagai lahan ibadah.
Sebelum adanya covid-19, Pak Non sudah rutin mengantarkan sampel campak, lumpuh layu dan sebagainya untuk diperiksa di laboratorium.
"Kalau bayaran alhamdulillah ada, tapi saya tidak melihat kesitu, enggak mikirin berapa bayarannya. Saya kerja tulus dan ikhlas, kerja saja yang baik, sesuai amanah, sesuai tugasnya dengan riang gembira," kata lelaki usia 68 tahun ini.
Menurutnya, dia mengabdi di Dinas Kesehatan Lampung sejak 1979 dan pensiun tahun 2008. Namun, dirinya terus dikaryakan hingga sekarang.
Keluarga di rumahnya juga paham dan mendukung pekerjaannya. Ia juga tidak takut dan khawatir dalam menjalankan tugasnya itu.
"Alhamdulillah kalau saya enggak ada takutnya, yang penting sesuai aturan. Saya pasrah saja kepada Allah," tuturnya.
Dia mengaku, selalu dilakukan tes usap dan rapid. Pak Non mengungkapkan, ada kawannya di satu ruangan di Dinas Kesehatan terkena covid-19.
Baca: Ruang Isolasi Penuh, Pemkot Tasikmalaya Siapkan Hotel
"Alhamdulillah hasil pemeriksaan negatif covid-19," katanya sambil memegang boks spesimen warna merah putih tersebut.
Berdasarkan rekapitulasi hasil uji spesimen covid-19 di UPTD Balai Laboratorium Kesehatan Lampung sejak 14 Mei - 11 Desember 2020 terdapat 18.289 spesimen dengan hasil 3.277 positif dan 15.012 negatif.
Kemudian di RSUD Abdul Moloek Lampung sejak 22 Juni - 11 Desember 2020 terdapat 11.372 spesimen dengan hasil 3.401 positif dan 7.971 negatif. Selanjutnya di BPPOM Bandar Lampung sejak 10 Juli - 11 Desember 2020 terdapat 2.874 spesimen dengan hasil 663 positif dan 2.211 negatif. Kemudian di Balai Venteriner Lampung sejak 31 Agustus - 11 Desember 2020 terdapat 3.942 spesimen dengan hasil 1.142 positif dan 2.800 negatif.
Bandar Lampung: Senyum di kerutan wajah Jono selalu terpancar. Meskipun, saban hari wara wiri kudu mengantar jemput sampel swab pasien
covid-19 di Lampung.
Tugas itu dikerjakan Pak Nok -sapaan akrabnya- dengan tulus dan ikhlas. Menggunakan sepeda motor Honda Astrea Legenda 2 warna hitam, Jono, mengantarkan sampel covid-19 dari kabupaten/kota untuk dikumpulkan di Dinas Kesehatan Lampung.
Setelah dikumpulkan, Jono melanjutkan menuju menuju UPTD Laboratorium Kesehatan Daerah Provinsi Lampung, RSUD Abdoel Moloek Provinsi Lampung, Balai Besar Pengawasan Obat dan Makan (BBPOM) Bandar Lampung dan Balai Veteriner (B.Vet) Lampung untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Baca: Penambahan Kasus Covid-19 di DIY Catat Rekor Baru
"Sejak awal-awal covid-19 di Lampung, Saya ditugaskan mengantar spesimen. Saya terkadang takut juga terpapar covid-19, makanya harus hati-hati dengan protokol kesehatan wajib dilakukan," kata Jono yang tinggal Jalan Nawawi Gelar Dalom, Suka Jaya, Raja Basa Jaya, Bandar Lampung ini.
Dia mengaku, tidak melihat bayaran yang diterimanya dari pekerja berisiko itu. Dia hanya ingin bekerja ikhlas membantu sesama dan menjadikan kegiatannya sebagai lahan ibadah.
Sebelum adanya covid-19, Pak Non sudah rutin mengantarkan sampel campak, lumpuh layu dan sebagainya untuk diperiksa di laboratorium.
"Kalau bayaran alhamdulillah ada, tapi saya tidak melihat kesitu, enggak mikirin berapa bayarannya. Saya kerja tulus dan ikhlas, kerja saja yang baik, sesuai amanah, sesuai tugasnya dengan riang gembira," kata lelaki usia 68 tahun ini.