Bandar Lampung: Pendiri Khilafatul Muslimin, Abdul Qodir Hasan Baraja, ditangkap Polda Metro Jaya. Penangkapan itu buntut aksi konvoi jemaahnya yang menyebarkan selebaran beratribut bendera khilafah.
Melansir perbincangan Lampost.co dengan Abdul Qadir Hasan Baraja beberapa waktu lalu, ternyata ia mempunyai banyak pengalaman di masa mudanya. Sebelum mendirikan Khilafatul Muslimin ia pernah bergabung di ormas terlarang Negara Islam Indonesia (NII).
"Saya dulu pemberontak di Indonesia bergabung dengan NII, alhamdulillah saya sadar bahwa islam tidak mengajarkan itu," katanya, beberapa hari lalu saat diwawancarai.
Abdul Qadir Hasan Baraja pada 1979 pernah terlibat pengeboman atau teror Warman. Setelah keluar dari penjara, ia kembali terlibat aksi pengemboman di Jawa Timur dan Candi Borobudur serta Jawa Tengah pada 1985.
"Di total saya sudah 20 tahun di penjara, dan saat ini sudah tidak lagi, sudah sadar," ungkapnya.
Baca juga: Ponpes Ngruki Bantah Terhubung dengan Pimpinan Khilafatul Muslimin
Abdul Qadir Hasan Baraja berasal dari Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB). Ia lahir pada Agustus 1944 atau saat ini berusia 77 tahun.
Abdul Qadir menempuh pendidikan di Gontor, Jawa Timur. Pada 2000 ia memilih tinggal di Lampung dan membesarkan Khilafatul Muslimin.
Ia menceritakan awal berdirinya Khilafatul Muslimin pada 1997, namun saat itu belum ditetapkan siapa pemimpin dan struktural lengkap. Kemudian pada 2000 ia mengadakan kongres di Yogjakarta dengan mengumpulkan sebanyak 2.000 orang. Saat itu jemaah Khilafatul Muslimin dari berbagai negara hadir.
"Dari Amerika, Australia, dan negara-negara Asia turut hadir. Saya umumkan saat itu siapa yang mau jadi khalifah, kalau saya tidak pantas," terang Abdul.
Saat itu tidak ada satu pun jemaah yang berani menjadi khalifah, sehingga Abdul Qadir Hasan Baraja memberanikan diri menjadi khalifah.
Baca juga: Aktivitas Khilafatul Muslimin di Lampung Berjalan Normal Usai Penangkapan
"Akhirnya saya teruskanlah, atas izin Allah karena tujuan didirikan untuk menyatukan umat," ujarnya.
Setelah itu, ia ke Lampung dan beberapa tahun kemudian mendirikan kantor pusat di Jalan WR Supratman, Kecamatan Bumi Waras.
"Dulu ditanya polisi sudah ada izin belum organisasi ini, saya jawab ini bukan organisasi tapi hanya sistem atau kelompok atas izin Allah, masak mau izin dulu. Saya salat harus izin dulu ke pemerintah tidak kan," dalihnya.
Hingga saat ini Khilafatul Muslimin diklaim mempunyai ratusan ribu jemaah di seluruh dunia.
Bandar Lampung:
Pendiri Khilafatul Muslimin, Abdul Qodir Hasan Baraja, ditangkap Polda Metro Jaya. Penangkapan itu buntut aksi konvoi jemaahnya yang menyebarkan selebaran beratribut bendera khilafah.
Melansir perbincangan Lampost.co dengan Abdul Qadir Hasan Baraja beberapa waktu lalu, ternyata ia mempunyai banyak pengalaman di masa mudanya. Sebelum mendirikan Khilafatul Muslimin ia pernah bergabung di ormas terlarang Negara Islam Indonesia (NII).
"Saya dulu pemberontak di Indonesia bergabung dengan NII, alhamdulillah saya sadar bahwa islam tidak mengajarkan itu," katanya, beberapa hari lalu saat diwawancarai.
Abdul Qadir Hasan Baraja pada 1979 pernah terlibat pengeboman atau teror Warman. Setelah keluar dari penjara, ia kembali terlibat aksi pengemboman di Jawa Timur dan Candi Borobudur serta Jawa Tengah pada 1985.
"Di total saya sudah 20 tahun di penjara, dan saat ini sudah tidak lagi, sudah sadar," ungkapnya.
Baca juga:
Ponpes Ngruki Bantah Terhubung dengan Pimpinan Khilafatul Muslimin
Abdul Qadir Hasan Baraja berasal dari Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB). Ia lahir pada Agustus 1944 atau saat ini berusia 77 tahun.
Abdul Qadir menempuh pendidikan di Gontor, Jawa Timur. Pada 2000 ia memilih tinggal di Lampung dan membesarkan Khilafatul Muslimin.
Ia menceritakan awal berdirinya Khilafatul Muslimin pada 1997, namun saat itu belum ditetapkan siapa pemimpin dan struktural lengkap. Kemudian pada 2000 ia mengadakan kongres di Yogjakarta dengan mengumpulkan sebanyak 2.000 orang. Saat itu jemaah Khilafatul Muslimin dari berbagai negara hadir.
"Dari Amerika, Australia, dan negara-negara Asia turut hadir. Saya umumkan saat itu siapa yang mau jadi khalifah, kalau saya tidak pantas," terang Abdul.
Saat itu tidak ada satu pun jemaah yang berani menjadi khalifah, sehingga Abdul Qadir Hasan Baraja memberanikan diri menjadi khalifah.
Baca juga:
Aktivitas Khilafatul Muslimin di Lampung Berjalan Normal Usai Penangkapan
"Akhirnya saya teruskanlah, atas izin Allah karena tujuan didirikan untuk menyatukan umat," ujarnya.
Setelah itu, ia ke Lampung dan beberapa tahun kemudian mendirikan kantor pusat di Jalan WR Supratman, Kecamatan Bumi Waras.
"Dulu ditanya polisi sudah ada izin belum organisasi ini, saya jawab ini bukan organisasi tapi hanya sistem atau kelompok atas izin Allah, masak mau izin dulu. Saya salat harus izin dulu ke pemerintah tidak kan," dalihnya.
Hingga saat ini Khilafatul Muslimin diklaim mempunyai ratusan ribu jemaah di seluruh dunia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(MEL)