Bandar Lampung: Aktivitas jemaah Khilafatul Muslimin tetap berjalan normal usai pimpinan tertingginya Abdul Qadir Hasan Baraja ditahan Polda Metro Jaya.
Hal itu terpantau di kampung khilafah Khilafatul Muslimin di Jalan Ra Basyid, Karang Sari, Jati Agung, Lampung Selatan, berjalan normal, Rabu, 8 Juni 2022.
Penduduk yang dihuni 48 kartu keluarga (KK) menjalankan aktivitas seperti biasa, seperti bekerja sebagai petani, montir, teknisi AC dan lainnya. Kampung tersebut berbatasan dengan Kota Bandar Lampung atau berjarak hanya 3 kilometer.
Mereka hidup dengan rukun, bahkan sebelum masuk ke kampung khilafah ada beberapa warga yang menjaga gerbang secara bergantian.
Sebelum masuk ada papan bertuliskan warga yang masuk dilarang merokok dan harus menutup aurat. Setelah masuk, terlihat anak-anak bermain diawasi ibunya yang memakai jilbab panjang.
Baca juga: Khilafatul Muslimin Belum Terdaftar di Kesbangpol Lampung Timur
Ketua Siar Silaturahmi Dunia Khilafatul Muslimin, Abu Bakar, mengatakan kampung khilafah beraktivitas seperti biasa,seperti anak-anak tetap bersekolah, mengaji, dan salat berjamaah.
"Kegiatan ini berjalan lancar, tidak ada yang terganggu. Kami terus mendoakan agar pimpinan kami diberikan kesehatan," katanya, saat ditemui.
Pemuda setempat, Husen, mengaku menyayangkan penangkapan Abdul Qadir Hasan Baraja karena tidak ada yang salah dalam aktivitas mereka.
"Pimpinan kami itu orang baik. Dia malah menganjurkan kami taat kepada Allah dan Rasul, bukan kepada beliau," ungkapnya.
Baca juga: Sepak Terjang Abdul Qadir Baraja di Khilafatul Muslimin
Abdul Qadir Hasan Baraja berpesan kepada penduduk Khilafah untuk tetap bersatu dan seorang pria wajib bekerja, tidak boleh menganggur sesuai ajaran alquran dan hadis.
"Beliau ngomong haram kalau kita menganggur, pokoknya harus kerja apa pun itu yang penting halal," ujarnya.
Ia melanjutkan di Kampung Khilafah terdapat TK untuk anak-anak mengemban ilmu sebelum masuk sekolah dasar (SD).
"SD-nya ada di Desa Margodadi, anak-anak menginap di sana, biasanya seminggu sekali pulang. Pendidikan kami sampai jenjang tertinggi lebih ke hafiz alquran," ujarnya.
Bandar Lampung:
Aktivitas jemaah Khilafatul Muslimin tetap berjalan normal usai pimpinan tertingginya Abdul Qadir Hasan Baraja ditahan Polda Metro Jaya.
Hal itu terpantau di kampung khilafah Khilafatul Muslimin di Jalan Ra Basyid, Karang Sari, Jati Agung, Lampung Selatan, berjalan normal, Rabu, 8 Juni 2022.
Penduduk yang dihuni 48 kartu keluarga (KK) menjalankan aktivitas seperti biasa, seperti bekerja sebagai petani, montir, teknisi AC dan lainnya. Kampung tersebut berbatasan dengan Kota Bandar Lampung atau berjarak hanya 3 kilometer.
Mereka hidup dengan rukun, bahkan sebelum masuk ke kampung khilafah ada beberapa warga yang menjaga gerbang secara bergantian.
Sebelum masuk ada papan bertuliskan warga yang masuk dilarang merokok dan harus menutup aurat. Setelah masuk, terlihat anak-anak bermain diawasi ibunya yang memakai jilbab panjang.
Baca juga:
Khilafatul Muslimin Belum Terdaftar di Kesbangpol Lampung Timur
Ketua Siar Silaturahmi Dunia Khilafatul Muslimin, Abu Bakar, mengatakan kampung khilafah beraktivitas seperti biasa,seperti anak-anak tetap bersekolah, mengaji, dan salat berjamaah.
"Kegiatan ini berjalan lancar, tidak ada yang terganggu. Kami terus mendoakan agar pimpinan kami diberikan kesehatan," katanya, saat ditemui.
Pemuda setempat, Husen, mengaku menyayangkan penangkapan Abdul Qadir Hasan Baraja karena tidak ada yang salah dalam aktivitas mereka.
"Pimpinan kami itu orang baik. Dia malah menganjurkan kami taat kepada Allah dan Rasul, bukan kepada beliau," ungkapnya.
Baca juga:
Sepak Terjang Abdul Qadir Baraja di Khilafatul Muslimin
Abdul Qadir Hasan Baraja berpesan kepada penduduk Khilafah untuk tetap bersatu dan seorang pria wajib bekerja, tidak boleh menganggur sesuai ajaran alquran dan hadis.
"Beliau ngomong haram kalau kita menganggur, pokoknya harus kerja apa pun itu yang penting halal," ujarnya.
Ia melanjutkan di Kampung Khilafah terdapat TK untuk anak-anak mengemban ilmu sebelum masuk sekolah dasar (SD).
"SD-nya ada di Desa Margodadi, anak-anak menginap di sana, biasanya seminggu sekali pulang. Pendidikan kami sampai jenjang tertinggi lebih ke hafiz alquran," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)